Our Winter

2.4K 264 20
                                    




       Singto hanya tersenyum saat melihat Krist memeluknya dengan erat. Biarkan saja lengan kirinya terasa kebas, yang terpenting dia bisa melihat Krist dengan dekat seperti saat ini.

"Kau dingin?" Tanya Singto dengan mengusap punggung Krist dengan nyaman. Dan Krist pun dengan nyaman semakin menyamankan posisinya. "Aku tidak dingin, aku hanya ingin memastikan kalau p'Sing sedang kupeluk." Jawab Krist.
Singto terkekeh dan Krist merasakan jika tubuh dalam pelukannya berguncang. Sungguh menyebalkan. "Aku nyata, Krist." Ujar Singto dengan mengecup kepala istrinya.

Krist melepaskan pelukannya sedikit dan menatap Singto. "P'Sing tau, aku sangat khawatir." Ujar Krist.

Singto mengusap pipi Krist. "Aku hanya terjebak badai salju, bukan terkubur dalam salju."

Bukkk

"Awwww." Singto merasakan ngilu saat Krist memukulnya dan tepat pada dadanya. Istrinya itu walaupun sebagai istri, jangan lupakan Krist tetaplah pria yang akan sakit jika memukul. Ini bukan drama yang akan memukul manja pada pasangannya. "Kenapa kau memukul dadaku?" Tanya Singto dengan menatap Krist gemas.

"Aku disini sudah khawatir akan dirimu, aku menunggumu, dan aku rindu padamu. Dengan seenaknya p'Sing bilang seperti itu. Kenapa tidak sekalian p' tertiup badai salju."

Singto terdiam saat mendengar keluh kesah Krist yang terdengar nada khawatir disetiap kalimatnya.

Singto menarik Krist kedalam pelukannya sekali lagi. "Maafkan aku." Ujar Singto lirih.

"Aku khawatir soal dirimu." Wajah Krist terbenam pada dada Singto, dia menikmati aroma tubuh Singto yang sudah ia hapal. "Aku minta maaf." Sahut Singto.

"Aku lelah sewaktu terjebak karena badai kemarin, tapi saat fans sibuk mengirim soal foto dan video yang berisi dirimu yang sibuk bersenang-senang dengan salju, aku senang. Aku bahagia dan juga lelah. Tapi saat melihatmu senang, syukurlah."

Krist menggumam dan semakin mengeratkan pelukannya. Dia tau Singto akan sakit setelah ini, dia tau Singto lelah saat acara yang baru saja selesai mereka selesaikan. Makanya Krist mengeluarkan semangatnya lebih agar tamu dan Fans senang. Dia ingin menjaga Singto saat ini. Dia sungguh khawatir akan Singto.

"Terimakasih atas omelanmu." Singto memejamkan matanya, dia merasa sangat lelah saat ini. Apa yang sudah ia lalui dua hari ini, sungguh menguras tenaga dan pikirannya. Tenaga untuk tetap terjaga, dan pikiran untuk tidak terlalu panik akan Krist. Dia sungguh lelah.

Krist merasakan detak jantung Singto yang teratur, begitu juga dengan nafasnya yang teratur, suaminya sudah terlelap. Biar setelah ini Krist keluar sebentar dan membiarkan Singto istirahat. Dia tau suaminya membutuhkannya. Terjebak dalam badai salju yang lama, sungguh Krist sejujurnya ingin teriak ke Singto saat tau suaminya dengan entengnya mengatakan dia senang karena ada Kru Gmm sewaktu Krist menghubunginya. Apa Singto tidak tau, Krist harus bersikap biasa saja sewaktu dia begitu merasa khawatir. Dan sewaktu sampai pun Singto hanya ingin ditemani Krist lewat telfon yang terhubung. Krist tentunya setuju. Tapi saat melihat Singto yang terlelap seperti ini, ada rasa sedih karena dirinya yang membuat seperti Singto seperti ini.

Cup

Krist mengecup lama kening Singto, dia mengusap pipi suaminya dan tersenyum tipis.

"Istirahatlah, senang melihatmu sudah disini bersamaku."


_________________


Krist menatap Off yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, dia kesal sendiri rasanya. Pasalnya dia kekamar Off itu untuk betamu, malah yang ada Off sedang sibuk dengan panggilan video dengan Gun. Krist menjadi orang ketiga.

JealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang