BAGIAN 14

22.5K 670 19
                                    

"Ini semua bukan salah kita,  tapi waktunya saja yang belum tepat untuk mempersatukan kita" Adelya Bransita

***

"Akhirnya kau menuruti perkataanku juga sayang"

"Dasar jalang!" ucap adit sinis pada clara

Ya wanita dibalik semua drama pembunuhan ini adalah Clara Darensia.  Seseorang yang paling adit sayang DULU.  Tidak untuk sekarang

"Jangan mengatakanku sebagai jalang! Bukankah kau dulu pengemis Cintaku?" Clara tertawa meremehkan

"Dulu gue terlalu bodoh untuk melakukan itu semua" Adit mulai maju satu langkah mendekat kepada clara

Adit terus melangkahkan kakinya mendekati clara hingga sangat dekat.  Manik mata mereka saling bertemu mengutarakan kebencian yang mendalam menerangkan dendam yang sangat dalam.

"Kau boneka ku sayang.  Kau milikku" clara mengelus pipi lembut adit

Adit tersenyum menanggapi perlakuan clara padanya,  yang membuat Clara mengira semua rencananya berhasil.  Sedetik kemudian adit menyingkirkan tangan clara dari wajahnya

"Jangan sentuh gue dengan tangan kotor lo itu"

"Tangan kotor?" tanya Clara sambil menyeringitkan dahinya

"Iya,  tangan kotor!  Yang hampir saja membunuh gadis yang kucintai!!" emosi adit sudah tak tertahan lagi.  Matanya mulai memerah dan tangannya mengepal kuat

"Hahaha gadis? Dia tak pantas di katakan seperti itu.  Ia adalah pemain yang handal" Clara semakin memancing emosi adit

"Bajingan!  Dia tidak seperti kau! Jalang! SUDAH KATAKAN SAJA APA MAUMU AGAR KAU BERHENTI MENGGANGGU KEHIDUPANNYA? " saat ini adit sangat ingin menghancurkan clara

"Gue mau lo menjadi milik gue dan kembali seperti dulu" suara clara terdengar semakin pelan

"In your dream bitch! " Adit pergi dan meninggalkan clara

"Dit!  Jangan tinggalin gue!! " teriak clara sambil menangis

Adit tak menghiraukan teriakan clara, ia terus berjalan meninggalkannya.

"Gue bakal balik ke hidup lo suatu saat nanti!" adit masih mendengar dengan samar suara clara

Adit kembali kerumah mereka dengan perasaan cemas,  ia takut terjadi apa-apa pada adel. 

"Del..." ucap adit saat masuk kerumah

"Iya dit,  gue di kamar" ucap adel dengan suara seperti habis menangis

Adit membuka pintu kamar perlahan,  ia melihat adel yang sedang menuliskan sesuatu dibukunya.  "Del lo ngapain?"

"Gaada kok,  cuma belum ngantuk aja" adel tak menoleh kearah adit sedikitpun . Dan adit membenci hal ini,  ini sama saja seperti adel mengacuhkannya

"Lo gapapa kan?" Adit mensejajarkan wajah mereka

"Gue gapapa kok" adel menahan air matanya

"Kalau lo gapapa kenapa lo nangis?" adit berbicara sambil memegang pipi adel agar adel menatapnya saat berbicara

"Gue bingung liat lo dit"

Adit tertawa mendengar penjelasan adel "lo nangis cuma gara gara bingung liat gue?"

"Jangan terlalu baik dit sama gue.  Gue jadi takut"

"Takut kenapa del? "

"Gue jadi takut kehilangan lo dit.  Gue takut yang ada gue makin sayang sama lo terus gue makin egois buat milikin lo"

Nikah Muda (?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang