Pagi ini di SMA Dharma Bakti, Chintya memasuki gerbang sekolahnya dan langung menuju kelas. Berjalan pelan dan Anggun membuat banyak siswa lain menoleh ke arahnya.
Baru saja akan memasuki kelas, Chintya sudah di hadang oleh Wawan, Wawan menghampirinya sambil membawa sebuah buku catatan. Chintya menatap buku yang kini berada ditangannya, lalu memandang kesal ke arah Wawan.
"Anjir Wan, Gue baru dateng, belum juga napas udah lu kasih buku pr, gila lo ya?"
"Hehe Ci, gue kan belum ngerjain tugas gue, secara lu kan pinter, can-"
"Stt, Bacot, diem, gue mau duduk dulu, terus baru gue kasih lo jawaban pr"
"Sip"
Chintya memasuki kelasnya dan langsung duduk dibangkunya. Wawan duduk di sebelahnya dan langsung membuka buku pr nya.
Chintya menatap jengkel yang kemudian mengambil buku pr di tasnya. Wawan langsung mengambil buku pr Chintya dan kemudian pergi dengan wajah sumringah.
Tak lama kemudian Sahabat Chintya, Naya duduk dengan tenang disebelah Chintya dengan muka di tekuk. Chintya yang menatap heran langsung bertanya ke pada Naya.
"Kenapa lo pagi-pagi udah jelek?"
"Anjir, Ci, lo kok jahat banget sama gue?"
"Gue gak jahat Nay, Cuma perhatian aja sama lo, hehehe"
"Halah kampret, gue belom sarapan suee"
"Mampus, kalo pingsan lo gue seret ke uks"
"Elah, Mana pernah gue pingsan, Paling kalo pingsan diangkat cogan, hehe"
"Halu lo ya? Au ah sabodo"
🌠🌠🌠
Kantin yang bising membuat Chintya yang sedari tadi asyik mengobrol semakin membesarkan volume suaranya. Riuh kantin tiba-tiba terasa hening ketika Alaska Pratama memasuki kantin. Seorang anak brandalan yang membuat seisi kantin mendadak hening.
Chintya yang sudah terbiasa melihat Alaska dengan tampang seperti itu hanya memutar bola matanya dengan malas. Naya menatap Chintya dan menyenggol siku Chintya agar gadis itu mengarahkan pandangannya pada Alaska.
"Ci, menurut lo Alaska itu cakep ga?" bisik Naya
"Kalo untuk tampang sih oke, Tapi soal otak skip" Ucap Chintya dengan kembali berbisik
Alaska yang kini membawa semangkuk mie ayam berjalan ke arah bangku Chintya. Naya sudah merasa was-was dan ingin langsung bergegas mengajak Chintya pergi, namun sial, Alaska sudah lebih dulu duduk disitu.
Alaska yang kini duduk, menatap ke arah Naya dengan tatapan tajam, dan Naya membalasnya dengan senyum getir. Kini Alaska menatap ke arah Chintya, matanya memancarkan aura kelam, Chintya menatap balik, namun masih tetap dengan tatapan jengah.
"Cih, sok judes banget jadi cewe, gue tembak juga paling langsung lemah" ucap Alaska tanpa menatap ke arah Chintya
Chintya yang mendengar ucapan itu langsung menatap sinis ke arah Alaska dan tak berniat melawan. Dia tidak ingin reputasinya hancur hanya karena berkelahi dengan anak brandalan.
Naya kini menatap Chintya dan mengajaknya pergi lewat tatapan. Chintya mengangguk pelan dan langsung berdiri. Alaska hanya melanjutkan makannya dan tak berniat menatap ke arah Chintya.
🌠🌠🌠
Chintya berjalan menuju kelasnya. Naya yang asik mengetik tak menghiraukan Chintya yang sibuk mengoceh. Chintya jengkel dan berjalan ke kelas lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroy
Подростковая литератураSeperti kisah ini, disini semuanya terangkum seperti punya rasa tapi tidak tau cara mengungkapkannya, jatuh cinta sendirian, atau mungkin hanya teman. Bagaimana perihal dia yg masih terbayang seseorang dimasa lalunya? Akan kah ada kisah, atau berakh...