*Nathasa POV*
Aku hanya menghabiskan dua hari sebelumnya untuk berkeliling pusat perbelanjaan di Jakarta.
2 days for mall hopping.
yah, dengan kawalan duo MIB-wannabe yang sukses membuatku risih karena semua mata memandang aneh ke arahku. Aku sudah biasa dengan beraneka level tatapan sinis, tapi tatapan aneh merupakan hal baru bagiku.
Hari ini aku memutuskan untuk menikmati brunch di sudut cafe hotel. Menyeruput orange juice dan tuna sandwich favoritku sambil menikmati gemericik air terjun buatan di taman hotel. Aku tidak punya rencana apa-apa untuk hari ini, hanya menunggu kedatangan Opa dan menghadiri 'dinner keluarga' malam nanti. Jemariku dengan lincah berselancar pada layar iPad di hadapanku. Walaupun pengangguran setidaknya aku perlu sedikit kudapan berita terkini di pagi hari.
Aku menyeruput habis sisa orange juice ku, memandang penuh selidik ke sekelilingku, mencari tahu keberadaan duo-MIB-wannabe-ku. Tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka. yeay! Aku bergegas mengemasi barang-barangku di meja dan berjalan keluar dari cafe. Aku berjalan cepat menuju lobby dan tersandung. Tas ku jatuh dan isinya berhamburan keluar. Sial.
I always tripped on something. Anywhere anytime.
Yeah, kebiasaan burukku yg masih saja sulit untuk dihilangkan sampai saat ini. Tersandung dan secara tidak sengaja membenturkan tubuhku pada benda benda di sekitarku.
"Are you okay?"
Aku menatap sepatu di hadapanku. Pasti suara tadi milik pria bersepatu trendy di depan hidungku ini.
"It's okay. I'm fine. Just my bad." jawabku tertunduk malu sambil memunguti barang barangku yang berserakan di lantai. Dan menutup rapat tasku. Aku menerima uluran tangan pria bersepatu trendy tersebut.
"Thanks" ucapku sambil tersenyum dan pamit.
Pria tersebut mengganguk namun sedetik kemudian dahi pria tersebut malah berkerut, Aku tersenyum kikuk dan berpamitan. Setengah berlari menuju lobby. Mempercepat langkahku sambil sesekali menoleh ke belakang memastikan bahwa duo-MIB-wannabe tidak sedang membuntutiku.
Bruuuk!
uh-oh! damn! Aku hanya bisa mendengus sebal.
"sorry" ujarku dan pria itu bersamaan.
Aku membungkuk 90° memohon maaf. yeah, my bad. Aku bangkit.
Bruuk!
Sial! Kepala ku malah mengenai pelipis pria yang ternyata juga sedang membungkuk meminta maaf itu.
"aww"
Aku ikut mengaduh, seakan merasakan perih di pelipis pria itu yang terbentur karena tengkorak kepalaku. Aku mengusap kepalaku yang tak begitu sakit sambil menunggu reaksi pria di hadapanku. Pria itu masih menunduk sambil mengusap pelipis kirinya. Kesakitan. Terlihat jelas dari raut wajahnya. Aku masih menunggu reaksi pria di hadapanku.
"aww. Damn!" rintihnya.
"Are you okay?" tanyaku ikut menunduk memperhatikan pelipisnya dengan seksama. Aku meniup pelipisnya, mencoba mengurangi rasa perihnya.
Dag dig dug jeeer. Jantungku berhenti berdetak beberapa detik.
Those eyes, where have I seen those...
Pria ini, aku pernah melihatnya! Aku mengenalnya.
Where did I meet this guy? did I even met him~
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts
Non-FictionBuat Nathasa, Radithya adalah pria pertama yang tak tertarik padanya. Dan hal ini jelas menggusiknya. Ditambah lagi, jantungnya selalu saja berdebar kencang sejak ia bertemu Radithya. Bukan karena ketampanan parasnya, tapi Nathasa lebih tertarik aka...