"it's already noon, sweetheart"
Nathasa menggeliat malas di atas tempat tidurnya. Menarik selimut menutupi kepalanya, menghalangi kilau mentari di balik jendela yang tirainya baru saja di buka oleh Diaz.
"up up up!" Diaz duduk disisi kosong tempat tidur Nathasa, berteriak kecil menyemangati Nathasa untuk bangun. Nathasa tak bergeming.
"Let's have some lunch~" ajak Diaz perlahan membuka selimut yang menutupi wajah Nathasa, tangannya bergerak merapikan rambut coklat yang menutupi wajah cantik Nathasa.
Nathasa berbalik memunggungi Diaz. Nyawanya belum terkumpul.
"Radith nungguin kamu di luar~"
Mata Nathasa membesar, nyawanya langsung terkumpul. Ia bangkit setengah duduk di atas tempat tidurnya, menatap cemas ke arah Diaz.
Diaz tesenyum. Ekspresi Nathasa begitu lucu, ia tak tahan untuk menahan tawanya.
HAHAHA.
Tawa Diaz meledak. Tangan kirinya mencengkram perutnya, menahan geli.
"Wow~ it work" ujar Diaz geli. Bahkan sepenggal nama Radith bisa membuat Nathasa bangun dengan cepat. "what a good magic alarm spell" sindir Diaz.
Nathasa mendengus sebal, mengerti apa yang Diaz bicarakan.
"Wish my name was on the list for another magic alarm spell, Sweetheart" Diaz mengedipkan sebelah matanya menggoda Nathasa.
"It's not funny!" ujar Nathasa dengan logat British kentalnya. Lalu menarik selimut cepat menutupi kepalanya, dan tidur. Ia kesal karena Diaz membuatnya terbangun hanya dengan menyebut nama Radith. Ia malu dengan reaksi tubuhnya terhadap nama itu.
Diaz ikut berbaring di sebelah Nathasa, menarik selimut hingga ke dadanya.
"well, I don't mind to spent all day long under these warm blanket" goda Diaz.
"Diaz..."teriak Nathasa manja. Ia berbalik menatap langit-langit. lalu merebahkan kepalanya di bahu Diaz. "thank you for always being there for me~ I Love you"
*Diaz POV*
Dag dig dug dag dig dug
Jantungku berdetak kencang begitu Nathasa merebahkan kepalanya di bahuku.
Jarak antara kami begitu dekat. Tubuhku membeku.
Mataku melebar seiring detak jantungku yang bertambah kencang.
I love you...Hal ini tak pernah terjadi sebelumnya.
Ini jelas bukan skinship pertama antara aku dan Nathasa
Dan ini juga bukan pertama kalinya Nathasa mengucapkan 3 kata picisan itu.
Kami selalu mengucapkan kalimat picisan itu sebelumnya.
Tapi kenapa tiba-tiba detak jantungku jadi tak karuan begini.
Relax. Exhale. Inhale, ujarku dalam hati, mencoba menenangkan diriku.
Mungkin karena ini kali pertama aku dan Nathasa berada di satu tempat tidur.
Hanya kami berdua, di bawah satu selimut. Seperti layaknya~
Aku buru-buru bangkit dari tempat tidur.
"bauk!" aku menempatkan telunjuku melintang tepat di bawah hidungku
Aku berpura-pura menatapnya jijik. Nathasa memanyunkan bibirnya, hal yang biasa ia lakukan kalau ia kesal. Tapi entah mengapa lagi-lagi, semua tingkahnya pagi ini membuat yin dan yang di tubuhku berantakan. Aku menelan ludahku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts
غير روائيBuat Nathasa, Radithya adalah pria pertama yang tak tertarik padanya. Dan hal ini jelas menggusiknya. Ditambah lagi, jantungnya selalu saja berdebar kencang sejak ia bertemu Radithya. Bukan karena ketampanan parasnya, tapi Nathasa lebih tertarik aka...