01 - Pertemuan

67 14 8
                                    

Utamakanlah keluargamu. Karena saat semua runtuh dan gagal, keluargalah tempatmu pulang.

~~~•~~~•~~~•~~~•~~~•~~~

"Bangun Sayang"

Alexa menggeliat ketika selimutnya ditarik oleh orang itu. Ia sangat mengenal pemilik suara serak itu. Ya dia adalah Adam. Tapi satu hal yang tidak bisa ia percaya saat ini. Dia menemui Alexa? Tumben.

"Haahhh...."
"Aku telat bangun ya?" Kata Alexa saat dia melihat sinar matahari memenuhi setiap sudut ruangan kamarnya.

"Telat banget. Hari ini kamu harus sekolah. Ini hampir jam 7 honey" Sahut Adam dengan wajah datar.

"Yaampun. Kok gak ada yang bangunin aku sih?" Gerutu gadis itu pada Ayahnya.

Ya. Seorang Alexa Anderson memang mendadak menjadi pemalas setiap hari senin. Dan hari ini ada upacara bendera. Ya. UPACARA BENDERA.

"UPACARA BENDERA?!" Teriaknya sambil membelalakkan mata

'Tamatlah riwayatmu Alexa!' Umpat Alexa dalam hati.

"Semua orang sibuk hari ini. Jadi cepet siap-siap atau ayah bakal ngunciin kamu di kapal pecah ini." Kata Ayahnya.

'Why? Apa salahnya berpesta di hari minggu? Lagian gue sehari saja kaya gini. Dan itupun gue pestanya sendirian. Selalu kaya gitu' Gerutunya dalam hati.

"Iya iya yah". Kata Alexa malas.

Ia segera mandi dan berganti pakaian. Lalu turun kebawah. Sudah ada Adam dan bibi Salma. Bibi Salma lah yang merawat Alexa ketika ayahnya sibuk bekerja setiap harinya. Mereka menyambut Alexa dengan hangat seperti biasa. Tetapi kali ini beda. Karena setelah sekian lama akhirnya dia bisa sarapan bersama Ayahnya. Biasanya Ayahnya selalu berangkat pagi-pagi sekali dan pulang larut malam. Malah terkadang dia tidak pulang dan menginap di apartement dekat kantor. Tidak dapat Alexa pungkiri bahwa Adam sangat sibuk dan ia tahu, itu semua Ayahnya lakukan hanya untuknya. HANYA UNTUKNYA.

"Good bye dad. See you!" Kata Alexa sambil melambaikan tangan kepada Adam.

Alexa terus memperhatikan mobil ayahnya yang menjauh darinya. Lalu ia masuk ke sekolah. Saat Alexa hendak mengambil ponsel di saku roknya, tiba-tiba...

BRUKKK!!

seorang laki-laki yang tak ia kenal tiba-tiba menabraknya dari belakang. Entah dia memang sengaja atau dia sedang buru-buru sehingga makhluk kecil seperti Alexa tidak terlihat. Dan yang paling parah, laki-laki itu kabur! Dia meninggalkan Alexa yang sedang kesakitan.

"Woi! Udah nabrak malah kabur!"

"Aduhh mana lutut gue sakit lagi. Awas ya lu kalo ketemu" gumamnya kesal.

Hal pertama yang Alexa lihat dari dirinya adalah dia tinggi, rambutnya sedikit panjang dan hitam, dan satu lagi. Dia membawa permen loli. Apakah itu kesukaannya? Alexa belum pernah melihatnya disekolah ini. Alexa sudah kelas 11 dan mana mungkin dia tidak tahu wajah orang-orang disini. Ia rasa anak itu anak pindahan. Tapi kenapa anak itu buru-buru seperti sedang dikejar setan saja?

'Udahlah lupain dia alexa. Waktunya masuk kelas. Sebentar lagi upacara mulai'. Batin Alexa.

Bel pelajaran ketiga sudah terdengar. Saatnya istirahat. Alexa melihat sudah ada Frisca dan Riana yang menunggunya di depan kelas. Mereka adalah sahabat Alexa sejak ia masuk SMA. mereka adalah penawar kesedihan Alexa setiap harinya. Karena mereka, senyum penuh kebahagiaan terukir indah di bibirnya.

"Alexa! We're Here! Cepetin woi ntar makanan dikantin habis dimakan sama orang lain!" Teriak Riana.

Ya. Riana itu sangat cerewet. Terkadang Alexa sering sebal ketika Riana meneriakinya. Tetapi Alexa selalu menyukai kata-kata bijak yang keluar dari mulutnya yang cempreng itu.

"Lo mau pesen apa lex? Gue pesenin deh." Kata Frisca.

Frisca memang tidak secerewet Riana. Tapi sekalinya dia memasang tatapan membunuh pada Alexa, Alexa pasti akan lari terbirit-birit seakan ia baru saja melihat monster menyeramkan. Tapi dibalik itu, Frisca adalah gadis yang cantik dan baik hati. Buktinya dia selalu perhatian pada Alexa dan Riana.

"Gue pesen Donat kentang topping misses sama milkshake strowberry aja deh. Lo mau pesen apa Na?" Tanya Alexa pada Riana.

"Gue pesen yang sama kaya Frisca aja deh. Lagi mager milih makanan" Katanya sambil melihat handphonenya dengan wajah masam.

"Okedeh" Kata Frisca.

"Lo kenapa Na? Gak biasanya kaya gini. Ada masalah sama Theo ya?" Tanya Alexa penasaran.

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Dia hanya sibuk dengan handphonenya. Alexa melihat tidak ada sedikit pun senyum terulas di wajahnya. Dia selalu begitu saat ada masalah dengan Theo.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang dan seperti biasa Alexa segera menyantap donatnya sedangkan Frisca sedang sibuk menanyakan masalah Riana dengan Theo. Bukannya Alexa tidak peduli pada Riana, tapi ia hanya tidak ingin ikut campur terhadap masalah Riana dengan Theo.

Riana dan Theo sudah pacaran sejak MPLS tahun lalu. Mereka berdua sangat serasi. Theo adalah salah satu pemain baket yang dikagumi oleh banyak gadis di sekolah mereka. Jadi tidak salah lagi kalau Theo sering membuat Riana cemburu akan hal itu.

"Kan bener apa yang gue bilang. Masalahnya selalu kaya gitu. Tadi gue liat ada cewek-cewek yang godain dia. Tapi Theo selalu nanggepin mereka. Theo gak pernah mikir apa kalo gue tau semuanya? Hikss..hikss.." Ucapnya sambil menangis tersedu-sedu.

"Udahlah. Theo kan emang dikagumin sama cewek-cewek di sekolah kita. Mungkin Theo nanggepin karena dia gak mau kehilangan penggemarnya na" Kata Alexa dengan wajah datar.

Tetapi Riana masih tetap menangis dan menggerutu. Frisca akhirnya juga ikut sedih karena sering kali melihatnya seperti itu.

'hahh. Theo Theo. Kapan si lo mikirin perasaan sahabat gue? Pengen gue hajar' Batin Alexa.

-----

"Hooaaaaheeemm." Alexa mulai mengantuk.

"Bibi Salma! Aku tidur duluan ya. Good Night bibi!" Teriak Alexa dari kamarnya

"Iya sayang. Jangan sampe terlambat bangun besok. Bibi gak bakal bangunin kamu lo" Balasnya sambil cekikikan.

'Dasar bibi. Selalu kaya gitu'. Batin Alexa kesal.

Alexa menatap nanar langit-langit kamarnya. Ia mulai teringat sosok ibunya. Alexa membayangkan apa yang akan ia dan ibunya lakukan sebelum tidur. Apakah menonton TV? Atau merenung di teras berdua? Atau dinyanyikan nina bobo? Aih seperti bayi saja. Tetapi, Alexa masih ingin punya ibu. Sungguh.

BEEP BEEP!!
*suara notifikasi ponsel Alexa. Sepertinya ada yang mengirim pesan.

'MATI!'

Nomor teleponnya tidak dikenal. Sepertinya nomor luar negeri. Alexa bertanya-tanya dalam benaknya. Siapa ini? Kenapa mengirim pesan seperti ini? Ada masalah apa sebenarnya? Siapa yang membenci Alexa sampai seperti ini? Alexa mulai berpikir keras dan ya, ia terpikirkan 1 nama.

'Sampe hari ini pun lo gak bisa maafin gue by?' Alexa menangis tanpa suara setelah ia menerka siapa yang mengiriminya pesan itu.

~~~•~~~•~~~•~~~•~~~•~~~

New CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang