2. Mami muda berkaki sexy
"Gerry...!! Kenapa ada darah disini, nak?"
Suara itu terdengar terlalu merdu. Apa ibunya seorang penyanyi? Pikiran Steve melantur.
"Paman! kau pingsan? Paman, kau mendengarku?"
Tangan kecil itu menyentuh tangan Steve hangat. Steve berpikir, itu seperti sentuhan ayahnya puluhan tahun lalu. Bukankah itu aneh? Kenapa bisa anak itu membawanya memasuki kenangan lama yang hampir tenggelam. Beberapa kali dirinya hampir mati, baru ini dia merasa nyaman.
"Gerry...! Siapa dia?" Sayup-sayup suara merdu itu terdengar shock. Sepertinya seseorang mendekati, namun entah kenapa suaranya malah menjauh dan semakin samar dalam pendengaran si pria.
"Mami, please bantu dia ya, aku tidak mau dia mati konyol seperti dady." Suara bocah itu seperti mengandung isakan, Dan perempuan yang dipanggil mami nampak begitu sexy dari mata Steve Kimm yang semakin mengecil. Meski rautnya tak mampu pria itu lihat karena hanya kaki jenjang nan mulusnya yang berhasil dia abadikan, sebelum gelap benar-benar merenggut dirinya.
Rosy membekap mulutnya tak percaya, ia menarik tubuh Gerry ke dalam pelukannya. Tapi Gerry meronta. Ia ingin terus membangunkan paman asing yang beberapa menit lalu dikenalnya. Padahal bukan pria itu yang menjadi pusat ketakutan Rosy, tapi makhluk-makhluk yang terus menatap Steve tertarik.
"Mami, dia temanku. Selamatkan dia mami. Aku tidak mau dia mati." Gerry berteriak histeris. Ada kabut di pelupuk matanya. Rosy paham, ini menggugah kenangan putranya tiga tahun silam akan kematian dadynya.
"Sayang, katakan pada mami siapa dia? Bagaimana kau mengenalnya?" Rosy mengguncang tubuh kecil putranya. Ia begitu shock, bagaimana kalau pria itu mati dirumahnya. Oh tidak, ia tak mau terlibat masalah. Baik secara hukum manusia, atau secara hukum alam mengingat pria ini terlalu menarik perhatian dunia lain.
Penglihatan Rosy tak baik-baik saja ketika punggung berdarah itu justru memunculkan sinar yang merambat bagai listrik membentuk tato. Makhluk-makhluk itu makin kesenangan, riuh suara menakutkan yang seolah ingin segera menyusup ke dalam tubuh pria itu. Ledakan aneh menyusup ke dadanya, itu terlalu mengejutkan hingga membuat Rosy kebingungan sendiri.
"Dia temanku, Momy" Gerry masih memusatkan pandangan pada Steve. Tak rela pria berdarah itu menjauh dari pandangan. Suara Garry menarik Rosy pada kesadaran. Rosy mendesah, siapa dia sesungguhnya?
"Bagaimana kalau dia orang jahat, Gerry?" Rosy tak sadar membentak putranya. Gerry semakin marah, dia memberontak dan lebih mendekat kearah paman asingnya.
"Paman, bangun paman. Aku akan membawamu ke klinik. Paman! Jangan mati di depanku paman...!" Gerry bereaksi berlebihan. Sementara sang mami menatapnya sedih dan bimbang.
Sekuat yang ia bisa Rosy juga mencoba mengabaikan pandangannya pada yang lain. Dia menegang, tak ingin kerasukan. Mengendalikan emosi, menjaga agar tetap sadar dan waras. Ada Garry dan orang asing yang sepertinya butuh dia lindungi.
Baik, terjawablah sudah kenapa Gerry bersikeras menyelamatkan pria asing yang kini tergeletak di ranjangnya, bersama darah yang merubah warna sprei gading Rosy menjadi merah kelam.
"Its ok, sayang. Mami janji akan menolongnya, tapi setelah dia siuman kamu harus menyuruhnya pergi. Kamu setuju kan?" Rosy akhirnya mengalah. Dirinya tak kuasa membayangkan sisi sensitif Gerry tersentuh terlalu dalam. Dia tak akan membiarkan Gerry berkubang pada kesedihan lagi akibat trauma yang pernah Gerry derita karena menyaksikan dadynya mati di depan matanya.
Jadi sekarang Rosy berusaha mencari tahu mengenai pria dengan luka sabetan di punggung. Pada kartu identitas dan SIM yang ada, tertera nama Steve Kimm. Berumur 36 tahun dan berstatus pengusaha. Jangan lupakan pecahan ratusan ribu rupiah dan puluhan dolar pecahan tertinggi yang ia temukan dalam dompetnya. Juga rentetan kartu debit dan kartu kredit di dalam material kulit asli mahal si pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Gangster dan Bu Dokter Indigo
ParanormalSteve Kimm yang hampir mati konyol saat lari dari kejaran musuh, menggedor pintu rumah siapapun demi pertolongan. Siapa sangka seorang bocah tengil lah yang akhirnya membawanya masuk dan membaringkannya pada ranjang berbau kirei. Seakan keberuntun...