es cream,coklat, dan hujan|1

23 1 0
                                    

"Pritttt.... Pritttttt... Prittttt"
"Semua mahasiswa baru segera berkumpul dilapangan, ayohh cepattttttt!!"
"Jangan Lelet!!!"

"Haish",gerutuku. Mendengar aba-aba kakak-kakak tingkat Yang sok wow itu membuat ku semakin sebal. Dengan mulut monyong segera ku berlari, menuju lapangan tempat semua mahasiswa baru berkumpul.
Semua mahasiswa baru sudah berkumpul dilapangan mereka tampak berbaris rapi seperti layaknya TNI Yang mau apel pagi.
Segera ku masuk kedalam barisan kelompokku.
Hmmm ya ya ya ternyata ospek memang kejam. Sesuai dengan apa Yang kubayangkan selama ini. Rasanya aku ingin muntah didepan para komdis Yang sok sadis itu. Oh ibuu aku benci dengan ini. Kurang berapa hari lagi ini berakhir ibuuu..

"FI-O-NA Kenapa kamu melamun?"

Tiba tiba suara itu membuyarkan lamuanku. dengan jelas orang itu mengeja namaku. Aku hanya terdiam tak menjawab pertanyaan komdis jahat itu, wajahku pun tak berani kudonggakan untuk menatap dia. Yang jelas aku tau siapa komdis Yang Ada didepanku ini, dia namanya juna, iya hanya itu Yang ku tau. Dia bertubuh jangkung, mempunyai pipi tirus, berambut potongan spiku dan mempunyai gigi yang berbaris rapi. Tatapan matanya Yang tajam memang membuat siapapun takut dengan dia. Pantes jika dia jadi komdis.

"Oke langsung saya mulai" suara aba aba dari salah satu komdis Yang mempimpin apel sore ini. Juna pun berlalu meninggalkan Fiona.

" ospek kalian hari pertama ini sangatlah mengecewakan, saya harap besok kalian lebih baik lagi, tingkatkan kekompakan kalian. Sekarang silakan bubar, jangan lupa barang bawaan Yang Akan dibawa besok"

"Oh tuhan, apalagi ini. Aku nggak tau daerah Jakarta lagi" gumanku lirih.
Fiona berjalan pulang menuju tempat kosnya. Fiona Amalia Putri, namaku. Aku adalah anak rantau. Aku anak sulung dua bersaudara.  Orang tua ku di Bandung, Dan dengan bodohnya setelah Lulus Tanpa berpikiran panjang aku meminta agar dikuliahkan di Malang. Kota di Jawa timur dengan kondisi Alam berbeda yang sama sekali belum pernah aku jamah. Di salah satu universitas ternama di Malang, yaitu Univeristas Brawijaya. disini aku melanjutkan studi S1 dengan jurusan ilmu komunikasi.
Seperti biasanya, awal masuk dunia perkuliahan selalu di isi dengan ospek. Dan hari ini aku sudah memulainya.

Ditengah perjalanan pulang, fiona mengurungkan niatnya untuk langsung pulang ke kos, hari ini fiona harus langsung mencari barang-barang yang akan dibawa besok. Aku menyusuri setiap toko untuk mencari barang ospek itu. Dan akhirnya semua sudah selesai. Aku melanjutkan kakiku ke tempat kos.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam tanpa mandi fiona langsung merebahkan tubuhnya dikasur. Hmm nyaman terasa dipinggangnya. Perempuan ini tidur, terlalu nyenyak.

"Shiftttt.."
"Aku kesiangannn, harus bagaimana Tuhan" fiona Yang melirik jam di hpnya menujukkan pukul 6 pagi.

Fiona langsung kekamar mandi tak lama 15 menit fiona sudah rapi dengan pakaian ospeknya, dengan sikat dia berlari seribu menuju kampus. Dan sialnya pintu gerbang kampus sudah ditutup. Tiba tiba cowok jangkung itu,
juna mendekat ke pintung gerbang dan membukanya.

"Kenapa kamu terlambat?" Tanyanya ketus

" maaf bang, tadi saya sakit perut" terpaksa hari ini aku berbohong agar tak kena amuk pria jangkung ini.

"Kamu mau minta hukuman apa?"

"Terserah bang" jawabku singkat.

"Okay, kalau terserah sekarang hukumanmu cari biodata mahasiswa yang bernama arjuna wijaya putra dan jangan lupa minta fotonya"

"Dia jurusan apa bang?"

"Dia fakultas ilmu komputer,Cari sendiri jurusannya apa."

"Gila ni orang, masak aku disuruh mengeliling i gedung seluas ini Dan mencari satu mahasiswa dari sekian banyak mahasiswa di Fakultas ilmu komputer Yang terdiri dari banyan jurusan. Gilaaa"Gumanku. Namun sialnya fiona tidak sempat protes cowok itu sudah berlalu pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Es Cream   Coklat  dan  HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang