Jb Has a Baby

5.1K 306 40
                                        

Suamiku, Im Jae Bum adalah tsundere, terlihat sangat kaku tapi sebenarnya dia punya hati yang lembut, tapi yang membuatku kesal adalah dia sangat payah untuk urusan mengungkapkan rasa cinta dan sayangnya kepadaku, tapi terlepas dari itu
he treats me like a queen.

Aku masih ingat pertama kali aku memberitahu dia jika aku sedang hamil, ekspresi terkejutnya masih sangat teringat di pikiranku, kemudian ia terlihat bahagia dan memberitahukan kabar baik itu pada semua keluarga dan teman-temannya.

Mulai dari aku sedang hamil Jb berusaha merubah sifat kakunya bahkan temperamennya, dia tidak pernah marah atau membentakku, tapi melihat dia diam dan terlihat stress karena pekerjaannya adalah hal yang mengerikan untukku, jadi terkadang aku harus bisa melihat suasana hati suamiku ini. Hanya saja hormon wanita hamil, aku justru punya emosi yang tidak terkontrol, aku akan mudah marah dan menangis, itu membuat Jb akhirnya perlahan justru yang mengerti aku, dia sama sekali tidak menunjukkan sisi temperamennya.

Once again, i told you..
He treats me like a queen.

Di saat aku hamil dia yang akan sangat overprotective, dia meralangku untuk kerja berat, dia selalu membuatkanku susu dan selalu mengingatkanku untuk minum vitamin, setiap dia pulang bekerja justru dia yang akan memberiku pijatan dan memasak untukku, dia jago sekali memasak, apapun yang aku mau dia akan turuti.

Saat dia meminta aku jadi istrinya, aku merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia ini, dan saat dia memperlakukanku dan bayi kita seperti ini, aku merasa seribu kali lebih bahagia.

Sampai akhirnya di hari H persalinanku.

Hpl nya maju beberapa hari, yang akhirnya membuat aku dan Jb secara dadakan langsung berangkat ke rumah sakit.

"Ini tuh sakiitt!!! Sakit banget!!!" Teriakku kesakitan.

"Sabar sayang sabar, ini kita udah mau sampai rumah sakit, kamu tenang yaa" kata Jb berusaha menenangkan aku, tangan kirinya menggenggam tanganku erat.

Tidak lama kemudian aku dan Jb sampai di rumah sakit, aku segera di tangani oleh perawat dan dokter.

"Jb kamu temenin aku kan?" Tanyaku sambil menggenggam lengannya erat, aku sudah berada di kasur dorong.

"Iya sayang, itu pasti"

Akhirnya aku masuk di ruang bersalin bersama suamiku.

Jb tidak hentinya memberikan aku kekuatan meskipun aku tahu wajahnya sarat akan kekhawatiran.

"Sakit"

"Aku tahu, aku tahu kamu pasti ngerasain sakit, tapi kamu harus kuat, demi aku dan baby kita" Jb menatap mataku sesekali ia mengusap wajahku yang berkeringat.

Tidak lama proses melahirkan pun selesai. Aku bisa melihat Jb menangis saat ia melihat anakku dan dia sudah lahir di dunia ini.

"Selamat Bapak, bayinya laki-laki, saya akan bersihkan dulu bayinya"

"Terimakasih dokter, suster" ucap Jb dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Ketika ia kembali menatapku, ait matanya tumpah. Dan ini untuk bertama kalinya melihat Jb menangis.

"Terimakasih, terimakasih udah berjuang untuk aku dan anak kita" ucap Jb kemudian mencium bibirku. Aku pun tidak bisa menahan air mataku sendiri.

Got7 Kalau...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang