Gaungan Puisi

28 8 0
                                    

Perhatikan langkahmu

Karena aku tak bisa menangkapmu kala terjatuh

Angkat wajahmu

Agar kau bisa merasakan bahwa hujan tak sesakit itu

Berjalanlah dengan hatimu

Karena kadang indera bisa keliru



Jangan tengok ke belakang mu

Karena kau akan selalu melihat diriku

Tersenyum berlutut memeluk takdir

Tersenyum untuk dirimu jika kau menoleh padaku



Maka dari itu, jangan melihat ke arahku

Karena aku tak bisa tersenyum semanis dirimu

Senyum ku juga menyedihkan

Senyuman tulus yang menyiksa tiada tara

Dan kau sama sekali tak boleh sadar

Bahwa seluruh mata ku menangis

Hanya untuk membuat mu tersenyum




Sekali lagi tolong jangan lihat aku

Aku baik baik saja

Sangat baik saja

Terimakasih telah peduli padaku

Menengok memastikan aku baik saja



Tapi cukup


Cukup

Aku baik baik saja

Lihatlah!
Aku dan senyumanku

Baik baik saja,

Kan?


Berjalanlah terus 'teman' ku

Kaulah aktor utama panggung sandiwara

Semua penonton mendukungmu

Mengelu ngelukan namamu



Kumohon, tinggalkan aku

Semakin kau menengok padaku,

Kau semakin menyiksa hatiku

Karena aku tak mungkin menangis pilu di depan mu, bukan?



Berjanjilah padaku

Untuk selalu tersenyum

Agar aku juga tersenyum

Terimakasih pernah singgah di hatiku

Terimakasih telah peduli padaku

Terimakasih atas hari hari yang begitu indah



















Sampah.





***

Prok prok prok prok prok, tepukan membaha terdengar menggaung di langit langit aula.

"Bagus banget gila nam! Ga nyangka gue kak adam bisa bikin puisi sebagus itu"

Yang diajak bicara masih mematung

"Nam?"

Tatapannya begitu takzim menatap udara sisaan puisi yang terdengar

"Nam!!!"

"EH!"

"Bagus banget coy puisinya" suaranya lirih menyauti.

"Lu mendalami banget ya?"

"Iya, gatau kenapa"

"Banyak makna tersirat deh, gue suka" fira kembali duduk.

"gue malah takut" nami berkata lirih sambil tersenyum.

"hah kenapa kenapa?"

"engga engga, gapapa"

*****




FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang