Akhir (nya)

1.1K 104 73
                                    


Huek huek huek...

Al yang mendengar itu tersentak dari tidur lelapnya segera bangun dan menghampiri Yuki yang tengah menunduk di water closet.

"sayang kamu kenapa?" Al ikut jongkok tangannya memijit tengkuk Yuki pelan. "mana yang sakit? kita ke dokter ya?" raut khawatir nampak jelas di wajah Al.

"gak perlu Al, aku baik2 saja kok" jawab Yuki setelah ia mengelap bibirnya dengan tisu yang Al berikan. Yuki mengulas sebuah senyuman untuk menenangkan hati suaminya.

Tangan Al terulur mengusap cairan merah yang keluar dari lubang hidung Yuki. Yuki memegang tangan Al yang ada di wajahnya ia melihat ada darah di tangan Al cepat2 Yuki mengusap dengan tangannya sendiri dengan panik. Niat hati ingin menenangkan suaminya tapi Al malah melihatnya sendiri bahwa Yuki tidak baik2 saja.

"kita ke dokter" Al akan berdiri tapi di tahan oleh Yuki.
"Al, aku baik2 saja" ucap Yuki dengan nada memohon.

Al kembali duduk membelai pipi Yuki lembut menatap dalam pada manik kembar Yuki ada permohonan dalam tatapan itu.

"kita harus ke dokter, aku gak mau terjadi apa2 sama kamu" ucapnya lembut.
"tapi Al.." Al udah menggendongnya keluar kamar mandi dan mendudukkannya di tepi ranjang.

"kamu duduk saja di sini biar aku yang menyiapkan semuanya"
"Al tapi.." lagi2 Al tidak memperdulikan protesan istrinya.

***
Al dan Yuki tengah berada di dalam mobil menuju rumah sakit Harapan kita tempat dokter Aris, dokternya Yuki bekerja.

Yuki memandang wajah suaminya yang sedang mengemudi lalu melihat tangan mereka yang saling bertautan.

Al yang tau sang istri memandangnya membawa tautan tangan mereka kebibirnya. Al mengecup punggung tangan yuki mesra. "semua akan baik2 saja" ucap Al dengan tatapan fokus ke depan. Lebih tepatnya juga menyakinkan diri sendiri bahwa semua akan baik2 saja. lalu menyimpan tangan mereka ke dadanya.

Yuki yang melihat itu menyandarkan kepalanya ke bahu Al. "iya, semua akan baik2 saja" Al mengeratkan genggamannya sebagai respon jawaban yuki.

1 jam mereka sampai di rumah sakit harapan kita. Mereka langsung menemui Dr Aris, tadi di rumah Al sempat menghubunginya.

2 hari kemudian.

Setelah melalui perdebatan, permohonan yang melibatkan Air mata. Akhirnya hari ini hari di mana Yuki akan melakukan kemoterapi dengan satu syarat jangan ada yang menemaninya. Sempat mendapat penolakan dari mama papanya juga Al, dan pada akhirnya semua setuju hanya Keyna lah yang akan menemani Yuki kemoterapi. Seperti keinginan Yuki.

2 hari yang lalu setelah pemeriksaan, Dr Aris mengatakan Yuki harus di kemo tapi Yuki langsung menolaknya.

"Al kamu gak usah khawatir udah ada Keyna kan yang nemenin aku" Yuki lagi menenangkan suaminya yang masih kekeh ingin ikut menemaninya ke rumah sakit.

"sayang aku temenin ya??" Al memelas biar di perbolehkan menemani sang istri.
"Al udah ya kita udah bahas ini, Keyna yang akan menemani aku" Pungkas yuki.

Mama papa Yuki ayah bunda Al dan Al sendiri mau tak mau harus menunggu di rumah Alki. Dengan di temani Keyna Yuki ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi.

"Selamat pagi om Ar" Sapa Yuki dan Keyna.
"selamat pagi Ki Key gimana udah siap?" Yuki mengangguk.
"Yuki udah siap om"
"yaudah langsung ke ruangan aja" Yuki dan Keyna mengangguk lalu mengikuti Dr Aris.

"udah ya Key seperti biasa lo tunggu sini" ucap Yuki saat akan memasuki ruangan tempat ia akan di kemo.

"tapi Ki.."
"bye.. doa in gue ya.." Yuki pun masuk ke ruangan setelah memeluk erat sahabatnya, Keyna.

Bila ku pergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang