Setelah mereka selesai menonton film dan keluar dari Theater, langkah Shilla terlalu terburu - buru sehingga Alvaro yang berada di belakangnya kesusahan menyelaraskan langkahnya,
"Shil awas ketabrak, pelan pelan aja kenapa sih""Ribet." Tanpa menghiraukan ucapan Alvaro, Shilla bergegas keluar theater dan,
Brug!!!
Shilla menabrak seorang laki laki bertubuh besar dan berkumis, "eh maaf pak."
Sang bapak hanya melihat ke arah shilla dengan tatapan redup dan berlalu begitu saja, "gua bilang juga apa shil" Kata alvaro sambil tertawa kecil dan mulai menyelaraskan langkah nya dengan Shilla.
"cie akrab" ledek Giselle melihat Alvaro yang tertawa dengan Shilla.
"apaansih lo" Sambung Shilla yang terlihat tidak dalam kondisi yang baik menggubris argumen Giselle.
"santai sel, calon nih" Ucap Alvaro santai tanpa mempedulikan Juan yang sedari tadi menatap Alvaro sinis.
Ya, kalau kalian mau tahu. Alvaro dan Juan, mereka adalah Saudara. bukan Saudara kandung, mereka itu Saudara sepupu, meski begitu sifat mereka berdua berbanding terbalik. Juan lebih terlihat tenang dan santai, sedangkan Alvaro yang pede dengan sifat urakannya itu membuat mereka jadi sering banyak beradu pendapat. Contohnya soal selera perempuan bahkan hal hal kecil di luar itu.
"Laper aku" Kata Juan manja pada Giselle.
"tahan, aku belum laper tauuu. kita main aja yuk!" Giselle menjawab sambil bertingkah manja memasukan tangannya kedalam rangkulan Juan.
Dua insan yang sedang kasmaran, apa akan selalu seperti itu?
Ketika mereka berempat jalan menyusuri mall untuk ke Timezone, Shilla tiba - tiba berbicara yang membuat Juan dan Giselle menoleh kebelakang dan Varo yang sedang terpaku pada layar ponsel mengindahkan pandangannya,
"Gue mau pulang""Yah, jangan pulang" Timpal Varo sambil memasukan handphone nya kedalam saku seragamnya.
"Maaf, kalian lanjut aja ya. Gue duluan." Ucap Shilla langsung ingin memulai langkahnya ke arah yang berbeda dari tujuan mereka. Namun, baru 2 langkah ia berjalan pergelangan tangannya ditahan oleh Giselle,
"Lo dijemput?"
"Engga, mau pake gojek aja. Kenapa?"
Giselle mendecak sebal, lalu menoleh pada Juan, "Juan, kita pulang aja ya sekalian sama Shilla?"Juan menggeleng, ia merogoh saku celananya lalu memberikan kunci mobilnya pada Alvaro, "Anterin tuh."
Alvaro menolak, "Gue bawa motor. Gue nganterin pake motor gue aja.""Lagi mau pake motor. Gantian. Lo pake mobil gue. Mana kuncir motor?"
Alvaro akhirnya mengiyakan lalu memberi kunci motornya pada Juan.
Alvaro menghampiri Shilla, "Yuk, kita pulaaang!! Capek juga ya jadi nyamuk."Shilla hanya mengangguk, ia terlalu malas untuk menolak.
"Inget pacar galak! Gak usah modusin temen gue!! Ketauan lo jahat ama temen gue, gue kirim foto lo sama Shilla ke pacar lo." Ucap Jeje sedikit berteriak pada Alvaro.
"Wetsss, cuma nganterin pulang. Belom aja gue nganterin dia naek ke pelaminan."
"Siap, udah gue rekam buat gue kirim ke pacar lo."
Setelah itu Alvaro hanya mengacuhkan ucapan Giselle dan langsung mengajak Shilla untuk beranjak dari tempat itu untuk segera pulang.
Sementara itu, Juan dan Giselle masih melanjutkan perjalanannya untuk mengelilingi mall tersebut."Varo itu gimana sih sama pacarnya? Masih aja kecentilan. Aku liat tuh ya kalo dia abis bales chat terus liatinnya Shilla." Tanya Giselle
Juan menoleh, "Kamu kaya gatau varo aja. Dia kan emang modus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubblegum | Highschool Love On
Novela JuvenilPermen karet Mungkin yang selalu muncul dalam benak setiap orang permen karet itu; permen yang mudah dicari, anak kecil suka makan, dan permen manis yang bisa dikunyah, permen pengusir bosan yang bisa di mainkan oleh lidah seumpama balon. Namun kali...