Boruto menatap himawari malas. Ia sangat kesal karena himawari datang tiba-tiba dan memintanya untuk membatalkan jadwal meeting penting demi adiknya itu.
Himawari juga rela, pergi dari konoha ke sunnagakure karena ingin menemui boruto dan bercerita mengenai beberapa hal yang menurutnya penting.
"Apa kau akan terus menangis seperti itu hima?" Tanya boruto malas dan himawari mendongakkan kepalanya menatap boruto.
"Lalu aku harus bagaimana ?" Tanya himawari sambil menangis kembali dan melemparkan tisunya kesembarang tempat. Bahkan ia sudah menghabiskan dua box tisu untuk menghapus air matanya.
"Aku sudah memperingatimu berkali-kali, tapi kau tidak pernah memperdulikan semua peringatanku.." Ucap boruto sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Aku menyesal.." Lagi-lagi himawari menangis sangat keras dan itu cukup mengganggu telinga boruto.
"Kau patut menyesali semuanya.. Bahkan aku suka kalau mereka mencampakkanmu karena mereka sudah memiliki bank berjalan yang baru." Ucap boruto dan himawari langsung menatap boruto tajam karena ia tidak terima atas ucapan yang dilontarkan oleh boruto.
"Jadi kau pikir aku bank berjalan ?" Tanya himawari.
Boruto mengangguk.
"Bank berjalan yang bodoh.." Maki boruto santai.
"Ya, kau benar.. Aku bodoh." Ucap himawari kemudian menangis lagi dan boruto langsung memutarkan bola matanya malas.
"Kau tau bolt? Aku membelikan mereka baju bermerk mahal dan perhiasan keluaran pertama. Aku kurang apa ?" Tanya himawari kemudian menarik dasi boruto yang membuat pria itu kaget.
"Kau kurang waras, hima." Ucap boruto kesal dan sejuru kemudiam himawari langsung menggunakan dasi boruto untuk mengusal ingusnya.
"What are you doing, fuck ?!" Pekik boruto kesal kemudian mendorong kepala himawari agar menjauh.
Lagi lagi himawari menangis sangat keras.
Boruto tidak memperdulikan tangisan himawari. Ia langsung lepaskan dasinya dan membuangnya kedalam tempat sampah.
Tangisan himawari semakin lama semakin surut, gadis itu menatap boruto lekat
"Bolt, apa kau mau membantuku ?" Tanya himawari sambil menatap boruto yang tengah sibuk melepaskan jas kerjanya.
"Tidak !" Jawab boruto singkat dan ketus.
Kemudian boruto mendongak menatap himawari, ia bisa menebak kalau Adiknya itu akan menangis semakin histeris.
"Baiklah, apa ?" Himawari menatap boruto kemudian menarik kursinya agar lebih dekat dengan boruto.
"Belikan aku 2 cup es krim vanilla, 2 box pizza, 2 cup cokelat panas dan 3 burger." Ucap himawari dan boruto mengerutkan dahinya menatap himawari, kemudian ia mengambil ponselnya diatas meja kerjanya.
"Aku ingin kau yang membelinya.. Bukan shikadai.." Rengek himawari.
"Shika, atau tidak sama sekali." Ucap boruto dan Himawari menghapus air matanya kemudian memanyunkan bibirnya kesal.
"Baiklah." Ucap hima
Himawari beranjak dari duduknya kemudian berdiri disamping boruto saat pria itu sudah selesai menelfon shikadai.
"Bolt, apa menurutmu sarada adalah segalanya ?" Tanya himawari dan boruto menoleh, tidak lama kemudian boruto mengangguk.
"Apa kau akan menangis saat ia pergi meninggalkanmu ?" Tanya himawari kembali.
"Dia tidak akan pernah meninggalkanku." Balas boruto cepat.
"Apa kau takut kehilangan sarada ?" Ucap hima dan Boruto mengangguk.
"Berarti sama sepertiku.. Aku pun akan merasa kehilangan saat sahabatku mencampakkanku dan memilih orang lain yang lebih baik dariku." Ucap himawari sedih.
"Sarada berbeda dengan teman-teman siluman mu itu." Ucap boruto santai.
"Kau benar.. Sulit sekali mendapatkan pasangan atau teman seperti sarada.. Ia sangat baik dan naif.." Balas himawari kemudian ia beralih duduk disofa dan boruto hanya mengangguk.
Himawari menatap jam tangannya, sudah 15 menit berlalu shikadai belum tiba juga.
"Kenapa shikadai lama sekali ? Aku sangat lapar." Ucap himawari tak sabaran.
"5 menit lagi dia akan sampai." Balas boruto tanpa menoleh menatap himawari.
"Kurang dari 5 menit.. Maafkan aku, boruto karena terlalu lama.." Ucap shikadai kemudian memberikan beberapa makanan dan minuman yang dipesan oleh himawari.
"Tidak masalah. Kau datang tepat waktu dan terimakasih, shika." Ucap himawari yang langsung menggigit burgernya.
Boruto menatap himawari yang sedang memangsa makanan yang ada dihadapan gadis itu dengan lahap bagaikan tikus yang sedang kelaparan.
"Bisakah kau makan dengan pelan ?" Tanya boruto.
"Tidak.. Apa kau mau ?" Tawar himawari sambil memperlihatkan satu box pizza.
Boruto menggelengkan kepalanya kemudian beralih menatap laptopnya.
Setelah selesai makan, himawari langsung duduk kembali dihadapan boruto sambil menyuapkan es krimnya dimulutnya.
Skip
"Menurutmu, apa itu cinta ?" Tanya himawari serius dan boruto langsung menutup laptopnya kemudian menatap himawari.
"Aku tidak tau apa itu cinta. Yang aku tau hanyalah bagaimana caranya menyikapi cinta itu dengan benar." Jawab boruto dan himawari mengerutkan dahinya.
"Apa maksudmu ?" Tanya himawari bingung.
"Cinta itu misteri yang sulit dipecahkan. Sulit untuk diketahui dan selalu datang tiba-tiba." Ucap boruto.
"Bahkan aku mencintai sarada tanpa sebab. Yang aku tau, dia satu-satu wanita yang bisa merubahku menjadi orang yang lebih baik." Lanjut boruto.
Himawari tersenyum kemudian menompang dagunya dengan kedua tangannya.
"Apa sarada juga mencintaimu ?" Tanya himawari
Boruto mengangguk mengiyakan.
"Kalian memang Pasangan yang mengagumkan.." ucap himawari sambil tersenyum manis.
Entahlah, sepertinya gadis itu sudah melupakan masalahnya.
Cinta datang ibaratkan seperti salju. Indah, damai dan menyejukkan hati.
Batin himawari.
TBC
Mongomong sorry kalo pendek... author lagi sibuk sama kerjaan
HAPPY READING next chap besok di update
And thanks yg udah vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
BORUTO DAN SARADA
Novela JuvenilKisah Cinta Boruto Dengan sarada, Boruto pria tampan dan kaya tetapi memiliki sifat sombong, Konyol Tapi Romantis. Dan sarada wanita berparas cantik dan imut. MAU TAU Kelanjutan Cerita Romantisnya. Silahkan Baca dan jangan lupa komentar dan masukan...