*3* Menjelma

169 12 1
                                    

Jangan lupa Vote (☆) & tinggalkan coretan komentar ya guyz 😆😊
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Tepat Bulan biru sempurna Zack langsung berubah. Pancaran matanya tajam dan berubah-ubah. Hingga ia merasa kesakitan pada seluruh tubuhnya. Seakan tulang tubuhnya remuk tanpa sisa. Rasa sakit yang teramat membuat Zack dan Max mengaum dan berteriak. Hingga seluruh penghuni istana BlueMoonPack mendengar dan merasa sedih dengan suara pengorbanan sang Alpha untuk rakyatnya.

Sedangkan dikamar sebelah. Sepasang mata indah mengerjap-ngerjap mencoba menajamkan pengelihatannya yang buram.

Tampak gadis cantik nan rupawan langsung terduduk. Di pandangi sekeliling, tampak asing. Lalu tatapannya beralih ke tubuhnya sendiri.

"Aku berubah.. aku berubah..." teriaknya gembira. Namun kegembiraannya langsung hilang setelah mendengar suara jeritan kesakitan yang berasal dari kamar sebelah.

Gadis itu langsung memegang dadanya yang tiba-tiba sakit dan sesak. Tanpa berpikir dia berlari keluar menuju suara tersebut.

Saat ia akan membuka pintu. Ternyata pintunya terkunci. Dia bingung.
"Apa yang harus aku lakukan. Aku harus masuk." Ucapnya penuh khawatir.

Dia sedikit berfikir lalu mengarahkan telunjuk jari pada pintu.

Cklek!

Kunci terbuka.
Didorongnya pintu tersebut dan di kagetkan dengan pemandangan yang sangat menyakitkan.

Dengan polosnya dia menghampiri sosok pria yang dikenalinya itu tanpa rasa takut sedikitpun. Dia bahkan tak berfikir bisa saja dia disakiti oleh sosok yang tak terkendali itu.

Sosok itu Zack.
Melihat ada orang yang berani masuk membuatnya murka namun ia juga merasa. Ingin merasakan sentuhan orang itu.

Sikucing yang menjelma menjadi sosok gadis itu mendekatkan tangannya hendak membelai rambut Zack. Zack seakan tau namun dia justru mendekatkan wajahnya pada tangan itu.

Usapan halus di pipi dan rahang Zack menguapkan rasa sakit pada sekujur tubuhnya. Zack melihat sosok gadis cantik berada di depannya ini meneteskan air mata.

Dia menangis..
Mengapa ?

Tiba-tiba gadis itu langsung memeluknya. Hingga Zack yang terkejut dengan itu langsung jatuh terlentang dan gadis itu berada tepat di atasnya dengan kepala di dada bidang Zack sambil terisak.

Zack yang mengetahui gadis itu menangis sambil memeluknya ikut merasa sakit. Di belainya lembut kepala gadis itu.
"Hei. Aku sudah baik-baik saja berkat dirimu"gumam Zack lembut.
"Benarkah ?" Gadis itu mendongakkan wajahnya meluhat Zack.

"Ya. Jadi berhenti menangis dan hapus air matamu" ucap Zack sambil tersenyum.

Gadis itu langsung terduduk dan mengusap pipinya yang ada bekas air bata.

"Aakkhhh.." erang Zack yang hendak ikut duduk.
"Kenapa. Masih sakit ?" Gadis itu reflex membantu Zack duduk sambil bersandar.

Zack melihat, Terpancar jelas ke khawatiran di mata gadis itu.
"Tanks.." ucap Zack sambil memandang gadis di depannya. Sebenarnya dia penasaran siapa gadis ini. Mengapa ada perasaan sama saat berdekatan dengan kucing cantiknya yaitu Luna.

"Mate... Zack. Mate... Mate kita cantik sekali... cepat tandai dia Zack !!" Teriak Max kegirangan di dalam diri Zack.

"Iya Max. Mate kita cantik. Tapi belum waktunya. Dia belum mengenal kita. Aku takut dia tak menerima kita. Jadi bersabarlah Max" balas Zack lalu memutuskan pembicaraan dengan Max Wolfnya.

"Maaf aku masuk tanpa ijin. Entak kenapa mendengar jeritanmu aku langsung berlari kesini" ucap gadis itu merundukkan kepala merasa bersalah karena di pandangi Zack sejak beberapa menit yang lalu.

Zack yang mengetahui Lunanya merasa takut langsung di tariknya tubuh Luna kedalam pelukannya. Di hirup dalam-dalam wangi Vanila yang manis dan menenangkan itu. Wangi yang sama sejak beberapa hari yang lalu.

"Aku tidak marah. Sudah ku bilang, berkatmu aku tak merasa sakit lagi walaupun tubuhku masih lemah sekarang. Berhentilah berfikir yang tidak-tidak"
Yang di respon dengan anggukan oleh gadis itu.

Beberapa saat mereka terdiam dengan masih berpelukan.
"Terimakasih..."
"Zack. Panggil aku zack" lanjut Zack.

"Ya. Zack kau telah menyelamatkanku saat itu"

Zack melepas pelukannya namun di bawanya tubuh Gadis itu keatas pangkuannya.

"Siapa namamu?"
"Qeana"
"Cantik.."gumam Zack lalu mencupit hidung Qeana.
"Aww. Sakit Zack. Kau ini" erang Qeana sambil mengusap-usap hidungnya.
Zack terkekeh melihat reaksi Qeana yang dilihatnya sangat menggemaskan.

"Qeana, kau adalah milikku. Jadi jangan pernah tinggalkan aku"

"Aku tau Zack. Tapi... aku harus pergi secepatnya menyelesaikan misiku"

"Whattt !!!"
"Beri aku alasan Qea dan misi apa itu ? "

"Seperti yang kau tau Zack. Aku di sihir menjadi kucing dan saat ini baru setengah yang menghilang. Jadi aku harus pergi menyelesaikan misiku akar sihir ini menghilang sempurna. Maafkan aku Zack. Aku harus pergi"

"Ohh.. Qeana.. sebenarnya kehidupan seperti apa yang kau jalani sebelum bertemu dengan ku ?" Lalu Zack merengkuh tubuh Qeana.

Rasanya dunia tak adil bagi mereka. Baru saja mereka bertemu tetapi harus berpisah lagi.

Malam ini mereka tertidur dengan sambil berpelukan. Seakan mereka tak mau terpisah. Namun angan hanya sebuah angan.

Pagi harinya Zack bangun dan mendapati dirinya sendiri. Tak ada seseorangpun disampingnya.

Apa aku bermimpi ?

Zack beranjak dari ranjang dan berlari ke kamar sebelah dimana matenya berada. Kamar itu kosong bersih dan rapi. Seperti tak ada siapapun sebelumnya hingga di lihatnya secarik kertas di meja. Ternyata sebuah surat untuknya.

Ternyata aku tak bermimpi dan itu nyata..

Tbc

17/02/2018

780

My Mate Is CatsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang