Part -3 ( Last Chapter )

866 48 5
                                    

Aku tertegun ketika melihat objek di lensa kameraku. Objek yang tepat berdiri di samping ibu. Satu objek yang mendadak membuat jantungku berdetak kencang untuk pertama kalinya selama 14 tahun aku hidup. Yeah, satu objek berbentuk sosok manis seorang perempuan berambut hitam panjang dengan wajah khas jepangnya. Dari lensa kamera yang masih aku fokus kan pada mataku, jelas terlihat senyum gadis tersebut menunggu untuk aku chapture yang menurut aku senyum termanis yang pernah aku temui sepanjang hidupku. Untuk beberapa saat aku terdiam dengan tetap memandang tajam ke lensa kamera. Sampai aku lihat posisi ibu yang tadinya merangkul gadis tersebut berganti jadi berkacak pinggang sambil berteriak kesal ke arahku.

" Shin-chan, apa yang lakukan ? Mengapa hanya untuk mengambil sebuah photo saja begitu lama ? ", omel ibu yang membuat aku tersadar dari hipnotis objek di lensa kameraku.

Tanpa pikir panjang, aku cekrek beberapa kali dan aku dekati ibu dengan harapan di hati ibu mau mengenalkan anaknya ini dengan sosok manis di sampingnya. Dan Yess, harapan aku di kabulkan Tuhan.

" Shin-chan, ini kenalkan Ran Mouri. Anak dari tante Ery ", ucap ibu sambil meninta kami saling bersalaman. Tante Ery. Ya, aku kenal dengan tante pangacara terkenal tersebut. Sebab bila tante Ery ke NY, sering mampir ke rumah kami di sana. Tetapi aku tidak pernah tahu bila tante Ery mempunyai seorang anak. Yang aku tahu hanya tante Ery sudah lama bercerai dengan suaminya.

" Kalian ingat tidak, dulu kita sangat sering berkumpul seperti ini. Kita dengan Ery, Kogoro juga Yusaku ". Cerocos ibu setelah kami kembali duduk. Aku dan Ran hanya bisa saling berpandangan sambil menggeleng.

" Kalian tidak ingat ? " tanya ibu lagi surprise sedikit bingung.
Untuk kedua kalinya, aku dan Ran kembali sama-sama menggeleng.

" Hmmm.. Kok bisa ya kalian tidak ingat ". Gumam ibu bernada bingung sambil menaruh telunjuk di dagunya.

" Kalau Ran-chan yang tidak ingat itu wajar, tetapi kau Shin-chan. Mengapa sampai tidak ingat juga ? Padahal kan kau seorang detective, apa ingatan kau sekarang menjadi tidak tajam lagi ? ", tunjuk ibu tiba-tiba langsung ke arahku yang tentu saja membuat aku kesal. Aku sangat kesal kenapa ibu mengatakan hal yang memalukan di hadapan Ran.

" Memangnya umur berapa terakhir kali kita ketemu dengan Ran, ibu ? ", tanyaku dengan kesal. Ran, tanpa sengaja aku menyebut Mouri Ran dengan panggilan Ran yang akhirnya aku sesali setelah aku tersadar. Malu rasanya, bisa-bisa ibu tahu kalau aku mulai menyukai gadis di hadapanku ini.

" Hmmm... Kapan ya ?". Ibu seperti mengingat-ingat sambil memainkan jarinya di dagu. " O..oo... ibu ingat sekarang. Iya terakhir kalian bertemu itu ketika Shin-chan berusia 4 bulan dan Ran-chan berumur 1 bulan ". Kata ibu lagi sambil tersenyum iseng yang membuat aku semakin kesal ke ibu.

" Jelas kita tidak ingat, itu kan ketika kita bayi. Ketika ingatan belum bisa kita simpan ", ucapku ketus sebab merasa kejebak dengan keisengan ibu. Ibu tertawa melihat aku yang mendongkol.
.
.
.
***
Setelah hari itu, aku menjadi semakin akrab dengan Ran dan akhirnya aku putuskan untuk pindah ke Jepang dan bersekolah sama dengan Ran. Ibu dan ayah pada awalnya tidak setuju tetapi karena aku ngotot akhirnya ibu menberi izin. Dan sepertinya ibu juga tahu niatku sebenarnya stay di Jepang untuk apa. Ini terbukti ketika ibu langsung membelikan ku rumah berdekatan dengan kantor ayahnya Ran dan menitipkan pesan agar aku bersemangat mengejar Ran untuk menjadi menantunya.

Hahaha, itu yang aku sukai dari ibu. Selalu mendukung apapun pilihanku.

Tepat kelas dua SMP, aku confess ke Ran kalau aku menyukainya dan hari itu aku merasa menjadi orang paling beruntung sedunia sebab Ran juga menyukaiku. Kami mulai berpacaran dan membuat perjanjian tidak ada yang boleh tahu hubungan kami sebab bagaimanapun Ran sudah menjadi model idola remaja yang setiap saat kehidupan pribadinya akan menjadi sorotan media. Sedang aku orang yang paling anti dengan media dan kamera. Bersyukur, Ran mau memahami ke-phobia-an aku terhadap kamera. Menjadi kekasih Ran rasanya merupakan hal yang paling membahagiakan aku walau banyak yang tidak menyukai Ran dan menjadi hatter Ran. Terlebih lagi teman-temanku di sekolah. Tetapi itu tidak mengurangi perasaan cintaku ke Ran malah semakin membuat aku ingin menprotect Ran dari orang-orang yang tidak menyukainya. Aku percaya mereka tidak menyukai Ran hanya karena mereka tidak mengenal Ran lebih dekat dan hanya kerena mereka terlalu memaksa kan keinginan aku bersatu dengan Haibara. Mereka hanya mengenal Ran dari luar saja yang mereka anggap tidak secerdas Haibara. Yang terlihat oleh mereka Ran seorang yang egois, kurang pintar, cengeng dan sok dewasa karena suka dandan dan semau gue bila izin untuk pemotretan. Padahal itu hanya sedikit dari sisi Ran dan itu merupakan kewajiban yang harus ada di diri Ran sebagai seorang model. Aku sangat memahami karakter Ran, Ran seorang yang kindness dan tidak memilih dalam hal berteman. Sebagai seorang perempuan, Ran sempurna di mataku. Itu yang membuat aku tidak bisa meninggalkan Ran meskipun teman-temanku tidak menyukainya.



* TAmAT *

🎉 Kamu telah selesai membaca Side Story Di Malam Ulang Tahun ( PoV Shinichi Kudo ) - TAMAT - 🎉
Side Story Di Malam Ulang Tahun ( PoV Shinichi Kudo ) - TAMAT -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang