Bola-bola itu terpantul. Berlarian kesana kemari. Hari ini jam pertama yaitu olahraga. Salah satu pelajaran yang tidak ku sukai.
Aku menghela nafas panjang.
"Nice pass, Kuroko!"
"Wah, pass macam apa itu!?"
"Julukannya sebagai pemain ke-6 generasi bayangan itu ternyata bukan hisapan jempol belaka!"
Mataku terhenti pada lelaki bersurai blue sky. Wajahnya tampak bergembira. Aku tersenyum. Meskipun wajahnya penuh dengan peluh, dia tetap saja keren dan tampan.
"Mizuki, awas!"
Aku terhenyak dan refleks menoleh ke arah sumber suara. Sebuah bola dengan kerasnya menghantam wajahku. Membuatku terhuyung lalu tak sadarkan diri. Yang terakhir ku dengar adalah Yui yang berteriak memanggil namaku.Aku mengerjapkan mataku. Menyesuaikan dengan cahaya yang di tangkap oleh mataku. Aku menyentuh keningku dan terasa sakit. Ku rasa, aku ada di ruang kesehatan.
Seorang lelaki bersurai kuning cerah (bukan Kise Ryouta) itu menghampiriku. Ia menutup kotak P3K yang ada diatas nakas. Ia tersenyum.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya lelaki itu
"Kepalaku sedikit sakit" jawabku
Lelaki itu mengangguk. Ia berjalan selangkah lebih dekat denganku.
"Maaf sebelumnya," ucapny
Ia menyingkirkan beberapa helai rambut dari keningku. Lalu memeriksa keningku yang terluka. Ia mendekatkan wajahnya dan melihat luka di keningku.
"Mizuki-san!"
Lelaki itu segera menjauhkan wajahnya dariku. Wajahnya terlihat memerah karena menahan malu. Kuroko berjalan menghampiriku. Ia memeriksa keadaanku.
"Terima kasih sebelumnya, Senpai. Tapi, sekarang kau bisa kembali" ucap Kuroko tanpa mengalihkan pandangannya pada lelaki yang bertaut dua tahun lebih tua dari kami. Lelaki itu sedikit membungkuk lalu kembali ke kelasnya.
Kuroko menghela nafas, "Apa dahimu dibersihkan terlebih dahulu sebelum di obati?" tanya Kuroko
Aku terhenyak, "Aku tidak tahu, karena tadi aku tidak sadarkan diri" jawabku
Kuroko terkejut. Ekspresinya menunjukkan beberapa perubahan. Ia terlihat khawatir, kesal dan sedikit lega.Eh!?
Kuroko menghela nafas panjang, "Kau mau makan sesuatu?" tanya Kuroko
"Sebenarnya aku tidak terlalu lapar..... Eh!? Kemana Kuroko-san!?"
Sebelum ku selesaikan ucapanku. Tanpa aku sadari Kuroko sudah tak ada lagi. Aku menghela nafas panjang.
Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Kenapa dia begitu aneh semenjak kemarin? Aku tidak mengerti. Terkadang, dia begitu baik, tapi terkadang terlihat kesal juga akhir akhir ini. Apa dia sedang ada masalah?
Tanpa aku sadari, dia telah kembali dengan roti melon kesukaanku dan susu kotak rasa coklat yang tentu saja kesukaanku. Ia menyerahkannya padaku. Dan menyuruhku untuk menghabiskan semuanya. Aku mengangguk dan mengikuti perintahnya. Sebenarnya, aku senang dengan hal-hal kecil yang ia berikan padaku. Hal-hal kecil itu begitu berarti bagiku.
Perasaan aneh itu muncul. Perasaan itu seperti butiran-butiran kristal es yang saling menyatu lalu membesar dan membludak. Dan hari ini adalah puncaknya. Aku tak bisa menahan perasaan ini. Perasaan ini seolah-olah seperti menekanku. Memaksaku untuk menyatakan semuanya pada lelaki bersurai blue sky itu.
Ponselku berbunyi. Aku melihat nama jelas di layar ponselku. Disana tertera nama 'Kaa-san'. Aku tersenyum lebar. Itu berarti mereka sudah sampai di Tokyo. Aku mengangkat telepon tersebut.
"Moshi-moshi, Kaa-san"
Aku terdiam, "Unn, daijoubu" ucapku sambil memaksakan senyumku
"Jaa, ne" ucapku lalu menutup kembali ponselku.
Aku memeluk lututku. Padahal aku sudah sangat merindukannya. Sejak dulu, aku sangat merindukannya. Aku begitu rindu akan perhatian yang mereka berikan secara langsung padaku. Aku merindukan masakan ibu. Aku merindukan pelukan ayah dan ibu. Aku merindukan roti gandum yang selalu ayah berikan padaku.
Air mataku mulai menetes. Aku tak bisa menahannya lagi. Aku sudah terlalu lama menahan rindu pada mereka. Dan aku tak bisa menahannya lagi.
"Mizuki-sa...."
Kedua tangan yang lembut memelukku erat. Seolah-olah menguatkanku. Aku menangis di pelukannya. Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi. Yang bisa ku lakukan hanyalah menangis saat ini.
"Kuroko- san.... Aku merindukan ibuku"
Kuroko mengeratkan pelukannya. Aku membalas pelukannya.
"Daijoubu" ucap Kuroko
Aku mengangguk. Dan untuk waktu yang cukup lama kami berada di posisi yang sama.Kuroko berjalan di sampingku, setelah mengalami perdebatan yang cukup lama tentang aku harus bekerja atau tidak, sehingga di putuskan bahwa aku akan pergi bekerja tetapi diantar oleh Kuroko dan akan dijemput olehnya jika baito ku telah usai. Tak lupa kami juga sempat bertukar nomor ponsel dan email.
"Kau harus meneleponku atu mengirimku email jika kau sudah mau pulang. Jangan pulang sendiri" ucap Kuroko
Aku mengangguk lalu tersenyum, "Hai, Tou-san" ucapku
Kuroko terkekeh.
"Oh, kau baru datang, Shirona-chan" ucap seseorang di belakangku.
Aku menoleh. Lalu tersenyum. Ia berjalan ke arahku dengan raut wajah khawatir.
"Daijoubu desu ka" tanyanya. Tangannya hendak menyentuh keningku, namun segera ditepis oleh Kuroko.
Tck. "Kau lagi" ucap Shinkai
Aku terdiam. Kuroko terlihat kesal.
"Jangan. Sentuh. Dia" ucap Kuroko dengan penuh penekanan
"Eh!?"
Shinkai sedikit mendorong tubuh Kuroko. Kuroko sedikit terhuyung, namun tetap bisa menyeimbangkan badannya.
"Kuroko-san..." ucapku
Kuroko menarik tanganku lalu menyuruhku untuk berdiri di belakangnya. Aku terdiam. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan, tapi jika terjadi sesuatu padanya, aku takkan memaafkan diriku sendiri. Ku tarik kemeja milik Kuroko.
"K-kuroko-san, sudahlah..." ucapku
Kuroko membalikkan badannya ke arahku. Ia menepuk lembut kepalaku. Kemudian tersenyun tipis.
"Baiklah""Loh? Shirona-chan?" tanya seorang lelaki bersurai coklat itu
"Aa, Meito-san" ucapku yang langsung menunduk. Namun, aku tak dapat menyeimbangkan tubuhku karena kepalaku yang terasa pening. Kuroko menahan tubuhku yang hampir ambruk itu.
"Daijoubu desu ka"Kuroko mengantarku pulang setelah sebelumnya Meito-san mengizinkanku untuk pulang hari ini. Kuroko membawakan tas milikku. Padahal sebelumnya telah ku larang, namun ia tetap bersikukuh untuk membawanya.
"Uh.."
"Mizuki-san..."Ku buka mataku perlahan. Aku berada di dalam kamarku. Uh, bagaimana bisa... Ah, iya, pasti Kuroko yang membawaku ke sini. Seseorang memutar kenop pintu kamarku. Lalu hadirlah seorang lelaki bersurai biru dengan nampan yang berisi makanan.
"Maaf memakai dapurmu tanpa berbicara terlebih dahulu...."
Kuroko menyimpan nampan tersebut di atas nakas di samping tempat tidurku.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Kuroko
"Tidak terlalu buruk, terima kasih" ucapku
Kuroko mengangguk. Ia mulai menyendok bubur hangat yang ada di dalam mangkuk. Ia menyodorkan sendok penuh bubur itu ke dalam mulutku. Ku buka mulutku lalu mulai mencerna bubur yang terasa pahit di lidahku."Bisa kau temani aku, Kuroko- san?"
Aku tak dapat terlelap dengan nyenyak. Aku masih bisa mendengar suara-suara di sekitarku. Jam yang berdetak menjadi begitu nyaring terdengarnya. Helaan nafas seseorang. Semuanya terasa hening. Hingga suara lembut memanggil namaku.
"Mizuki Shirona-san. Aku Kuroko Tetsuya. Maafkan sikapku padamu beberapa hari ini. Aku begitu egois. Aku tak pernah menanyakan apapun padamu, tapi bersikap seenaknya. Jika boleh aku jujur, aku cemburu. Aku cemburu ketika kau dekat dengan Kagami-kun dan lelaki bernama Shinkai. Maafkan aku.."Jantungku berdetak tak karuan. Saat ini, rasanya aku ingin menangis saja. Aku adalah orang yang menyukainya, tapi aku adalah orang yang paling tidak mengertinya. Sebenarnya gadis macam apa aku ini!?
"Ma... Maafkan aku, Mizuki-"
Aku segera bangkit dari tidurku lalu memeluk Kuroko dengan erat dan menangis.
"Maafkan aku. Aku padahal orang yang mengaku sangat menyukaimu, tapi aku tak bisa mengerti perasaanmu. Seandainya aku dapat mengerti, aku.... Aku tidak akan menyakitimu" ucapku yang kini tengah penuh dengan linangan air mata.
Hingga akhirnya aku mulai terisak di dadanya yang bidang. Tidak peduli berapa banyak air mata yang ku tumpahkan semuanya takkan membuat perasaannya membaik, bukan?
"Aku menyukaimu, Shirona-chan..."
"Kuroko-s....."
"Tetsuya. Ku mohon panggillah aku dengan namaku"
"Aku juga, Tetsuya-kun" ucapkuTbc
A/N: arrghh, kurang greget//kesel
Jangan lupa vote & comment ya^^
Jaa ne,
K. M 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Kuroko Tetsuya
FanfictionKisah keseharian seorang lelaki dengan hawa keberadaannya yang tipis dengan seorang gadis bernama Mizuki Shirona KnB © Fujimaki Tadatoshi OC © Shiori Fujiwara Rank #128- kurokotetsuya (11052018)