Senja kemarin.
Bawa aku buat ngenang kamu lagi.
Kamu yang sekarang senyum sama ketawanya bukan karena aku lagi.
Tapi karena dia.
Aku masih gak percaya kamu benar-benar harus aku ikhlasin.
Aku masih susah nerima bahwa kita gak bisa sedekat kemarin lagi.
Kadang masih banyak kenangan yang berputar dikepalaku.
Masih banyak kisah-kisah lucu kita yang ngebuat aku susah buat bernapas.
Dan senja kemarin, aku tiba-tiba rindu kamu.
Aku rindu kamu yang jahil.
Aku rindu kita yang berbicara sambil bercanda lalu bertukar tatap lama.
Jarak kita terlalu terbentang.
Sampai terasa sangat jauh.
Menatap lama pun aku sudah enggan.
Aku takut saat menatapmu yang ada hanya bayang dia yang sedang kamu cinta melayang-layang dibola matamu.
Aku malas untuk bersandiwara seolah semuanya baik-baik saja.
Jadi aku bersyukur pada jarak.
Karena dengan hebatnya dia jauhkan kita dengan telak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebait Cerita Senja
PoetrySebait ungkapan terpendam tak bermakna. Jika kau ingin tahu maka bukalah, telusuri setiap kata tak berarti didalamnya. Tapi jangan kau resapi karena sedikit berefek samping pada hati.
