Bagian 2

9 0 0
                                    

"DEA POV"

"yah kita telat Fa, gerbangnya udah di tutup.?" kata gue sambil turun dari motor Safa.

"lo sih bawa motornya lama, kan gue udah suruh ngebut." sambung gue lagi.

"auwwwww" ringis gue, karna si Safa ngejitak gue sambil melotot.

"lo ya, pengen gue karungin trus gue lempar ke selokan, tau ga?" gue hanya nyengir melihat kemarahan Safa.

"jangan dong babe, nanti lo sama siapa kalo gue dikarungin.?" kata gue sok manja

"sana lo jauh-jauh, nanti yang ada gue ikutan gila kalo lo deket-deket."kata Safa yang masih kesel

"mending sekarang lo mikirin cara buat kita masuk deh." sambung Safa lagi.

"itu mah kecil, serahin sama gue." kata gue dengan sombongnya.

"lo sedang ga ngerencanain yang aneh-aneh kan." tanya Safa curiga

"Ckckck.... Kok lo ga percaya amat sih sama gue." kata gue sambil berdecak.

"ya kan lo_" Safa menghentikan ucapannya, lalu meletakkan telunjuknya setengah miring di dahi.

"sialan gue waras ya" balas gue ga terima

Safa hanya mengedikkan bahunya.

"ya udah cepetan,  apa rencana lo.?" tanya Safa tak sabar.

"sabar elah, buru-buru amat sih." jawab gue.

"udah deh ga usah banyak bacot lo, buruan ntar kita makin telat."

"iya-iya elah."

Gue mengeluarkan hp buat ngehubungi seseorang,

"ngapain lo." tanya Safa penasaran

"Sssssstttt"

"Hallo" sapa seseorang di seberang sana.

"Ki gue di depan gerbang nih, tolongin gue buat masuk dong." minta gue langsung tanpa membalal sapaan orang di seberang sana.

"lo telat lagi?" tanyanya.

"menurut lo.? udah ya ga usah banyak nanya, mending sekarang lo bantuin gue dulu."

"iya-iya otw" balas seseorang di seberang sana.

Tanpa mengucapkan terima kasih atau semacamnya langsung gue matiin.

Inilah enaknya sahabatan sama cowok, bisa disuruh-suruh seenakknya.... Hehe untung dia mau. Kalo ga, gimana nasib gue ini. Tapi sebelum itu mari gue kenalin sama sahabat-sahabat gue dulu.

Pertama inilah dia SAFA SINTYA DEWI udah cantik, baik lagi udah gitu dia rela bangun pagi-pagi biar bisa berangkat sekolah lebih awal, walau pada akhirnya telat juga, gara-gara nungguin gue.padahal gue ga masalah kalo di tinggal sekali-kali  tapi jangan keseringan aja.

"oke yang kedua FIKI ADYTAMA orangnya cakep, lebih cakep lagi karna dia ga pernah nolak keinginan gue. Dia yang sering bantuin gue masuk kalo telat. Kalo secara spesifik nya ntar gur jelasin.  Nah yang ketiga RAMA IRFANDI cakep tapi ada manis-manisnya gitu. Dia juga yang sering bantuin gue buat masuk kalo telat bersama Fiki dan satu sobat gue lainnya HERI ANDREAS dia juga cakep, 'iyalah sahabat gue kan cogan semua.'

Fiki sama Heri mereka anggota basket, kalo Rama, dia kapten tim voli putra. Dan Safa dia ga gabung di tim basket atau voli, males katanya, padahal dia jago main volinya. Nah kalo gue, gue ngebetnya pengen masuk tim basket, tapi gue malah kesasar jadi kapten tim voli putri. Itu semua gara-gara guru olahraga yang gantengnya subhanallah. Tanpa nanya apapun langsung menetapkan gue jadi kaptennya. Yang lain pada setuju lagi, gue kan takut ntar gue ga berkompeten. Pad gue mau protes, eh malah gue yang di ceramahin. Sibapak bilang gue punya bakat dan jangan di sia-siain, saatnya unjuk kebolehan, jangan cuma unjuk di ketalatan doang.

Yah keseringan telat gue di bawa-bawa, jadi ga bisa ngomong apa-apa deh. Itu kan sungguh menyebalkan. Kesempatan gue buat masuk ke tim basket musnah sudah. GOODBYE BASKET BALL.

#########

Dea dan Safa masih menunggu di luar, ga berselang lama baru keliatan Fiki, Rama dan Heri sedang mengendap-endap kearah gerbang. Tugas Heri adalah mengalihkan perhatian satpam, mereka melakukannya dengan sempurna, seolah mereka memang ahlinya.

"Silahkan masuk tuen putri" kata Fiki sambil membungkuk seperti pengawal kerajaan setelah gerbang terbuka.

"Thanks bro, kalian the best" balas Dea sambil nyengir

"kok kalian ga pernah ketahuan sih.?" tanya Safa penasaran

"iya-ya, kok kalian ga pernah ketahuan.?" Dea juga tak kalah penasaran, karna bukan sekali dua kali mereka melakukan ini tapi tak sekalipun mereka ketahuan.

Rama membetulkan kerah seragamnya dengan gaya berlebihan sambil berkata dengan sombongnya "kita kan ahlinya, itu hanya dilakukan oleh orang yang profesional, jangan di tiru."

Dea dan Safa sama-sama mendengus, mereka tidak pernah menjawab pertanyaan yang satu itu, rahasia katanya.

Lalu mereka berjalan mengendap-endap, pas sampai koridor baru mereka berjalan seperti biasa.

"Dea" panggil seseorang di belakang mereka, refleks mereka semua langsung berhenti.

"iya" Dea pelan-pelan membalikkan badannya diikuti Safa, Fiki, Rama dan Heri. Yang memanggil barusan adalah pak Rey guru olahraga mereka yang gantengnya kebangetan itu.

"kamu mau kemana.?" Tanya pak Rey kepada Dea

"Dea aja yang ditanyain nih pak. Kita-kita ga.?" balas Heri sambil nyengir bodoh.

Pak Rey melirik Heri dengan tatapan lasernya. "maap-maap pak, becanda." lanjut Heri

"i... It... Itu saya mau ke kelas pak." jawab Dea gelagapan.

"oh. Oya nanti istirahat pertama tolong kumpulkan temen-temen di lapangan ya, ada yang harus kita bahas." kata pak Rey. "sekarang tolong kamu keruang Osis, ambil berkas yang saya siapkan.! Nanti sekalian kamu bawa kelapangan, kalo kamu tidak tahu yang mana kamu bisa tanyakan pada ketua Osis." sambung pak Rey lagi.

"kalo gitu saya permisi dulu." pamit pak Rey tanpa mendengar jawaban Dea, karna dia tau gadis itu pasti akan menolak. Entah kenapa gadis itu selalu berdebat terlebih dahulu sebelum melakukan perintahnya. Karna dari ekspresinya yang akan menolak, makanya pak Rey langsung memilih pergi.

"cie yang bakal ketemu sama pujaan hati." bisik Safa pelan. Dea mendengus kesal dengan ledekan sahabatnya itu.

"kalian duluan aja, gue ke ruang Osis dulu." kata Dea kepada sahabat-sahabatnya.

"oke, kalo gitu kita duluan." balas Fiki, lalu berjalan meninggalkan Dea menuju kelasnya, "good luck De" bisik Safa dengan wajah jenaka lalu berlari mengejar Fiki, Rama dan Heri yang sudah berjalan duluan.

Dea memperhatikan kepergian sahabat-sahabatnya. mempersiapkan diri, lalu Dea mulai melangkah keruangan yang bisa membuat hatinya berdebar.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang