4

5.1K 450 25
                                    

🌊🌊🌊

Kini Anastasya sedang duduk dengan canggung di sofa ruang tamu berwarna biru. Seorang gadis yang tampak seusia dengan fisiknya menatap Anastasya dengan tatapan menilai. Oh, dia berhasil masuk setelah melihat seseorang di pintu sebelah memencet bel.

"Anastasya Fisher? Jika benar, maka kau adalah tante dari nenekku. Keluargaku memiliki rahasia bahwa saudara nenek moyangku menikah dengan seekor duyung dan melahirkan seekor duyung bernama Anastasya Fisher. Dia akan menjadi manusia ketika berumur 100 tahun. Kupikir itu hanya mitos, tak kusangka sungguhan ada."

Anastasya ingin meluruskan perihal umurnya, namun mendapat tatapan tak begitu bersahabat dari gadis ini, dia memilih untuk tetap diam.

"Tapi aku percaya. Perkenalkan, namaku Emilya Fisher. Karena kau tampak seumuran denganku, aku memanggilmu Ana saja, ya?" Emilya tersenyum ramah. Jujur Anastasya terkejut dan lega di saat yang bersamaan.

"Aku akan mengabari Ayah dan Ibu. Setelah ini kau mandi, oke?" Emilya mengeluarkan ponselnya dan meletakkan benda itu di telinga, Anastasya menunggu dengan sabar meski ia tak tahu apa yang gadis itu lakukan.

Sesungguhnya Anastasya masih pusing. Ia tak menyangka bahwa yang ditemuinya ini adalah entah generasi ke berapa setelah ayahnya. Dan Anastasya pun tak memiliki ide pasti apa yang akan dilakukannya di sini. Mencari jodoh? Pergi ke SMA? Lalu apa? Menikah?

"Ayah bilang beliau akan mendaftarkanmu di SMA-ku sebagai saudara sepupu. Kuharap kau tidak keberatan, Ana?"

Mana mungkin Anastasya keberatan?

🌊🌊🌊

Ternyata Ibu menikah dengan keluarga yang sangat berpengaruh....

Anastasya berjalan sambil menggandeng tangan Emilya. Ternyata dia memang gadis ramah yang manis, membuat Anastasya teringat akan Marion.

Mereka sedari tadi sudah berada di lingkungan SMA. Sungguh! Anastasya tak lagi mengenali tempat ini. Ke mana anak-anak yang memegang buku, membawa gitar, dan menggiring sepeda? Sekarang hampir semua orang memakai penutup telinga.

Rok ini juga pendek sekali.... Anastasya melihat kakinya gusar. Rok yang dipakainya berada di atas lutut. Seingatnya dulu, ia tidak melihat lutut siapa pun saat mengunjungi tempat ini.

"Ana, jangan gugup, ya? Kalau mau bertanya, jangan sungkan-sungkan." Emilya melemparkan senyum sumringah. Gadis berambut hitam sebahu itu meremas tangan Anastasya lembut.

"Terima kasih, Emilya."

Tanpa sengaja, seseorang menyenggol bahu Anastasya dengan keras. Membuat gadis yang aslinya duyung itu kehilangan keseimbangan. Tautan tangannya dengan Emilya terlepas, namun sebelum terjatuh, seseorang meraih lengan Anastasya lebih dulu.

"Ternyata kau memiliki kaki yang lemah, ya?"

Suara ini....

Anastasya menolehkan kepalanya dengan dramatis seiring dengan jantungnya yang mulai berpacu cepat. "Nickael...?"

"Kau harus lebih berhati-hati, cantik~" Setelah memastikan Anastasya berdiri tegak, Nickael berlalu setelah tak lupa melemparkan kedipan sebelah mata. Menyisakan Anastasya yang terpesona dan Emilya yang tercengang.

"Ana, jangan-jangan ... Nickael yang mengantarmu ke rumahku?" Anastasya mengangguk malu-malu. "Sungguh? Wah, Nickael memang tipikal pemuda yang baik tapi aku tak pernah melihatnya menggoda seorang perempuan."

Anastasya mengernyitkan kening.

"Sepertinya Nickael menyukaimu, Ana." Emilya menyikut Anastasya di sampingnya pelan, membuat wajah gadis itu makin memerah.

"E-eh? Dia? Suka padaku? Kami baru bertemu tadi pagi!"

Emilya masih menatap Anastasya dengan tatapan jail. "Jangan bohong! Kau menyukainya juga, 'kan?!"

Dan perjalanan mereka menuju kelas dipenuhi dengan sangkalan gugup Anastasya dan tawa renyah Emilya.

🌊🌊🌊

Ombak Biru [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang