2

6.2K 527 78
                                    

🌊🌊🌊

"Ekormu akan berubah menjadi kaki saat umurmu 100 tahun, Anastasya sayang."

Anastasya dan Marion yang sedang memakan rumput laut di rumah Ana sama-sama menoleh pada Tiara, ibu Anastasya. Entah bagaimana caranya beliau bisa menikah dengan manusia bermarga Fisher dan melahirkan Anastasya.

"Jadi itu artinya 10 tahun lagi?! Ana tidak bisa menunggu lebih dari ini, Bu."Anastasya bangkit dari kursi makan, berenang mendekati sang ibu yang telah berumur 250 tahun. "Ana ingin tinggal di darat secepatnya. Ibu tahu kan, Ana...."

"Benci bau amis ikan. Ya, Ibu tahu, Anastasya. Tapi kau hanya perlu menunggu 10 tahun lagi." Tiara berujar lembut. Dia mengelus rambut Anastasya sayang. "Tapi kalau kamu memaksa, akan Ibu cari tahu jalannya. Dan mungkin akan agak sulit." Duyung dewasa itu tampak ragu.

"Tenang saja, Ibu. Marion akan selalu membantu Ana!" Marion pun ikut bangkit dan mendekati mereka. Ia terseyum lebar saat Anastasya menatapnya penuh haru. Kedekatan mereka membuat Marion memanggil Tiara juga dengan sebutan "Ibu".

"Baiklah, akan Ibu usahakan." Itu yang Tiara katakan terakhir kali sebelum berenang ke luar rumah. Beliau ada acara rapat paripurna dewan. Pasti acaranya akan sampai larut.

Malam ini Marion menginap di rumah Anastasya.

"Ana, apa kau pernah pergi ke daratan?" tanya Marion setelah mereka selesai makan malam berdua. Keduanya kini duduk di atas tempat tidur Anastasya yang cukup luas.

Anastasya mengangguk. "Kau ingat saat aku pergi di ulang tahun ke-18? Ayah mengajakku berkeliling di daratan. Entah bagaimana cara Ayah menutup ekorku saat itu, di sana luar biasa! Tetapi, ada satu tempat yang sangat ingin kudatangi lagi."

Marion hanya diam, tetapi matanya menunjukkan rasa ingin tahu.

"Sebuah tempat yang Ayah panggil SMA. Tempatnya luas dengan beberapa gedung, di sana ada banyak manusia dengan berbagai ekspresi. Entahlah, meskipun masih banyak gedung lain yang juga indah, tempat yang dipanggil SMA itu benar-benar mengagumkan." Mata Anastasya terpejam mengingat kembali memori 72 tahun yang lalu.

"SMA itu bukankah sekolah?"

Anastasya membenarkan. "Makanya aku ingin memiliki kaki sekarang, agar aku bisa masuk ke SMA itu dan belajar di sana."

Marion tersenyum sendu pada Anastasya. "Aku mungkin akan sedih jika kau benar-benar pergi. Tapi aku lebih bahagia ketika kau bahagia."

Anastasya memeluk Marion. "Aku tak akan pernah melupakamu, Marion."

🌊🌊🌊

Anastasya dan Marion mulai berenang ke seluruh penjuru laut untuk mencari semua bahan-bahan yang disebutkan oleh Tiara keesokan harinya. Bukan main! Bahan-bahan yang mereka butuhkan adalah rebusan teripang cokelat, parutan bintang laut tua, rumput laut kuning, dan ekstrak anemon laut.

Semua bahan-bahan itu harus dicampur kemudian direbus dengan air setengah liter selama tiga hari dua malam. Lalu, saat sudah tercampur rata, minum ramuan itu saat suhunya sudah turun sampai 40 derajat. Harus sekali telan.

"Ah! Rasanya membuatku ingin muntah!"

Anastasya nyaris mengeluarkan lagi ramuan yang sudah dibuatnya bersama Marion.

"Jangan membuat usaha kita tiga bulan terakhir menjadi sia-sia hanya karena kamu memuntahkannya lagi dalam waktu lima detik, Ana. Kita sudah hampir tertangkap jaring nelayan, dikejar hiu hamil, dan tersengat anemon galak. Aku akan gila jika harus mengulangnya lagi."

Anastasya hanya bisa cengengesan. Menggaruk kepalanya yang tak gatal kemudian memeluk lengan Marion sembari berkata, "Aku tidak akan memuntahkannya, kok." Kini keduanya sedang berada di gudang rumah Anastasya .

"Semoga saja ramuan ini berhasil!" seru Anastasya mengepalkan tangan dan diangguki oleh Marion.

Ternyata efek ramuan itu bertahap. Dimulai dari ekor Anastasya yang terpisah menjadi dua dan keinginan gadis duyung itu untuk sering-sering ke permukaan. Anastasya mulai membutuhkan oksigen dari udara.

Saat tanda-tandanya sudah nyaris sempurna, Tiara mulai membekali anaknya itu dengan berbagai hal.

"Malam ini Ibu rasa kau akan berubah menjadi manusia seutuhnya. Pakai baju ini lalu keluarlah dari laut, cari rumah keluarga Fisher. Katakan saja siapa namamu dan mereka akan mengenalmu. Jangan pernah bilang pada siapapun kau adalah duyung, kecuali orang yang benar bisa kau percaya. Jaga dirimu."

Anastasya mengangguk sambil menatap sebuah baju terusan berwarna biru langit yang tampak manis. Tiara bilang itu hadiah dari ayah Anastasya, meksipun ibunya hanya pernah memakai itu sekali.

Baju manusia ... begitu bagus!

Marion menangis saat melepas Anastasya. Keduanya menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit untuk berpelukan sebelum Anastasya benar-benar pergi.

"Jangan lupakan aku!"

Anastasya melambaikan tangannya. Tak banyak orang yang tahu perihal rencananya pergi ke daratan dan menjadi manusia. Dia hampir tak rela meninggalkan Marion, namun ia harus tetap pada tekadnya.

Demi jodoh yang tak bau amis!

🌊🌊🌊

Ombak Biru [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang