Episode 3

965 158 22
                                    

RiRen Channel

Episode 3

Prism

.
.
.

Levi mengaduk mi di dalam mangkuk, warnanya merah bercampur bumbu rasa pedas. Matanya melirik tajam ke arah Eren yang sedang menyeringai di hadapannya.

"Senjata makan tuan, Eren. Kau harus menghabiskan mi neraka ini."

Eren tertawa, dalam hati menyombongkan diri. Dirinya memang suka sekali melakukan di atas batas kemampuannya.

Suapan pertama, Levi masih bertampang datar melihat kekasihnya yang sibuk mengunyah.

Suapan kedua, Levi berinisiatif mengambil satu kotak susu untuk mentralkan rasa pedas Eren.

Suapan ketiga, Levi sudah ingin menarik mangkuk itu lalu membuang isinya ke tempat sampah.

"Kau positif masokis, Nak."

Eren hampir tersedak karena ucapan Levi. Sialan!

"Jangan komentar yang aneh-aneh! Aku bisa mati tersedak," ujar Eren galak, efek rasa pedas.

Suapan lagi, sudah sisa setengah porsi. Kotak susu masih tak dilirik.

"Kau bisa menyerah daripada membunuh diri seperti itu."

Kekasihnya tidak mengindahkan ucapannya. Levi mengelus dahi Eren yang sudah mulai basah oleh keringat. Ia mengusap kepala Eren dengan sayang.

"Kau bisa melakukannya, Sayang. Kau hebat," puji Levi, membuat Eren tersenyum sembari mengunyah.

Dalam sepuluh menit, mangkuk sudah habis bersih. Setelah menelan suapan terakhir, Eren langsung menyambar kotak susu dan meneguknya dengan kewalahan.

Levi tersenyum menatap Eren. "Kau yang menang dalam kompetisi ini, bukan aku."

Lalu beralih ke tempat yang berbeda. Kali ini Levi dan Eren melakukan rekaman di sofa dalam kamar mereka. Eren memegang ponselnya, yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari para penggemar.

"Sesuai janji, kami berdua akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk untuk episode kali ini."

"Beberapa pertanyaan kalian sangat aneh."

"Hahaha ... tidak apa-apa. Sungguh, kami sangat senang karena kalian ikut berpartisipasi. Terima kasih."

"Kita mulai saja, Eren."

Eren mulai membaca pertanyaan. "Sejak kapan jadian?"

Eren menatap mata Levi di sampingnya, bibirnya membentuk senyum.

"Kami tidak ingat tepatnya," jawab Levi, "sebelum Eren kecelakaan tahun lalu kami sudah mulai kencan diam-diam."

"Siapa yang jatuh cinta duluan?"

Satu tangan mereka terangkat bersamaan. "Aku menyukaimu sejak umur sepuluh tahun."

"Itu mengagumi, bukan mencintai."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RiRen Channel {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang