Ini adalah sebuah kisah klasik cinta segitiga.
*****
Zwingen(Germany) dalam bahasa Indonesia adalah memaksa. Ini bukan kisah tentang si cantik yang terpaksa dijodohkan dengan cowok nerdy tetapi si cantik menyukai cowok badboy dan karena uang mereka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dikala matahari akan beristirahat, Nathania sedang pergi ke sebuah cafe bersama Renata. Mereka memesan kopi dan kue kering yang mereka sukai. Nathania menatap suasana sore itu. Matahari yang akan beristirahat menampakkan warna merah dan kuning yang mempesona. Dua gadis itu tidak lupa mengabadikannya. Di depan cafe retro itu pula, ada sebuah taman kecil. Taman dimana Nathania pertama kali bertemu Andrew.
"Ren, gue jadi keinget masa sebelum ada cafe ini," kata Nathania mengawali sesi curhatnya.
Renata menatap gadis itu. "Oh, ya? Memangnya ada apa? Apa jangan- jangan sama gebetanmu yang baru, eyak!"
"Ini tempat pertama kali gue ketemu Andrew. Dulu, sebelum cafe ini ada, taman didepan ini playground. Ya, biasalah anak kecil. Gue suka main disini. Tapi, gue gak ngeh kalau sekarang playgroundnya digusur dijadiin cafe."
"Gue pertama kali ketemu Andrew disaat dia tahu- tahu duduk disamping gue saat gue lagi makan es krim. Gaktau kenapa, tiba- tiba dia dorong gue dari samping dan itu es krim ngotorin muka gue. Dia gak mau tanggung jawab dan malah lari nemuin temennya."
Renata tertawa. Gadis itu meneguk kopinya. Setelah meneguk kopinya ia masih bertanya dengan pribadi Andrew saat kecil. Namun, disaat ia membetulkan topinya dan menatap mata Nathania, ia teringat sesuatu.
"Nath, udah, ya? Kita gak usah bahas Andrew lagi."
"Gue gak mau lo sedih," lanjutnya.
Nathania menatap Renata dengan tatapan serius, "Rena, semenjak gue dilabrak Andrew kemarin, gue udah ngelupain dia. Gue udah gak ada rasa."
"Cuman, ya, karena ngelihat taman itu gue keinget lagi," lanjutnya.
"Apa kita pergi aja supaya lo gak kepikiran?" tanya gadis itu seraya membereskan barangnya.
"Gak usah, Rena."
"By the way. Gue dapet pelajaran berharga. Dan gue sekarang mengerti arti dan akhir dari cinta sesungguhnya. Bahwa sebenarnya, cinta itu dibuat untuk dilepaskan. Mau sebagus apapun cinta itu akhirnya pasti dilepaskan juga."
"Mungkin kisah cinta gue gak sebagus kisahnya Dilan. Atau memiliki ending bahagia layaknya beauty and the beast. Gue gak jadian sama Andrew. Tapi, satu hal yang gue dapat dari kisah cinta gue. Gue gak boleh memaksakan cinta," ujar Nathania.
Renata menatap Nathania dikala Nathania telah menyelesaikan kalimatnya. Renata rasa, ia telah menjadi sahabat yang baik. Sahabat yang mampu membuat perubahan adalah sahabat terbaik yang diberikan Tuhan. Sahabat yang membuat perubahan adalah best friends goals di level teratas dan paling diharapkan.
Atap cafe berbunyi. Ternyata, awan menangis. Bau tangisan itu tercium sampai kedalam cafe. Tangisan awan dan perkataan Nathania barusan memicu Renata untuk segera ingin memeluk Nathania. Mereka tidak peduli mereka dikatakan lesbi atau apa yang orang lain pikirkan. Perasaan kedua sahabat itu menyatu dan kedamaian menyelimuti mereka.
***
Musim kemarau membuat gadis berambut pendek itu kewalahan. Namun, mendapat nilai ujian tertinggi dan diumumkan di wisuda adalah alat pembayaran kewalahan itu. Ditambah dengan kecupan singkat saat upacara pelepasan itu. Untuk merayakannya, gadis itu mengadakan acara makan malam di rumahnya.
Orang- orang saling berperang berebut makanan. Aroma ayam turki yang khas adalah alasan mengapa mereka berebut makanan. Sesekali terdengar suara dentingan garpu dan sendok.
"Gue gak nyangka, lho. Si Nathania yang dapet nilai ujian tertinggi. Mantap djiwa!" puji Renata.
"Ah, sa ae lu onta!" seru Nathania.
"Ssh... ada pacar lo. Jaga image!" bisik Renata. Ah, sikapnya tidak pernah berubah sejak dulu!
Percakapan singkat di meja makan kecil itu seketika terhenti setelah Nathania mendengar suara ketukan pintu. Gadis berambut pendek itu melangkah dan membuka pintu putih. Ia penasaran siapa yang membuka pintu.
"Lo!?"
Nathania bingung. Deru napasnya memburu.
"Jangan salah sangka, Nath. Gue kesini mau ngomong sebentar."
"Ngomong apa, sih. Kenapa lo kembali lagi? Kita sudah lulus dan gak ada apa- apa lagi," celetuk Nathania setengah berbisik.
"Kita duduk saja, supaya lebih enak."
Mendengar perkataan Andrew, Nathania masuk. Ia meminta izin kepada semua orang yang ada disitu. Renata sempat bertanya, namun Nathania tidak menggubris. Ia berlari keluar untuk menemui laki- laki itu.
"Gue nyesel, Than. Kaya mutusin gue."
Nathania kaget mendengar perkataan Andrew barusan. "Kenapa Kaya mutusin elo?"
"Kaya bilang gue terlalu posesif dan gue terlalu memaksakan dia. Disaat dia sudah males banget sama gue, gue maksa. Dia padahal sudah bersama yang lain. Jadinya, ya begini. Gue juga minta maaf sama lo," ucap Andrew dengan suara pelan.
Nathania mengerti perasaan Andrew. Perasaan yang sama disaat dirinya berada di posisi Andrew.
"Tapi, sorry, Ndrew. Gue gak ada rasa lagi sama lo," jawab Nathania jujur.
"Tapi, kenapa, Than? Bukannya dulu elo cinta sama gue? Please. Kenapa?" Andrew memohon.
"Karena, seperti yang gue bilang dulu. Gue gak mau ngelakuin kesalahan serupa. Gue gak mau cinta sama orang yang menaruh hatinya sama orang lain, Ndrew. Itu namanya memaksa," jawab Nathania. Ia mengelus pundak Andrew pelan.
"Kenapa, Than? Sekarang gue udah cinta sama lo dan lo gak mau nerima gue padahal lo bilang lo cinta gue."
"Ndrew. Gue ngerti perasaan lo. Jangan memaksa hati. Hati akan patah kalau dipaksakan. Cari orang yang lebih baik dari gue. Gue mohon." Tatapan mata Nathania penuh harap.
Berkali- kali Andrew memohon kepada Nathania. Kalau CLBK adalah cinta lama yang ingin bersemi kembali, nama yang cocok untuk mendeskripsikan cinta Andrew adalah menjilatludahsendiri.Namun, hasilnya nihil. Hembusan angin menerpa rambut pria yang kecewa itu.
Nathania masuk ke rumahnya. Meninggalkan Andrew tanpa sepatah katapun. Andrew masih sempat mengintip dari luar. Gadis berambut pendek itu kembali dengan membawa seorang pria berambut cokelat tua. Pria itu adalah jawaban dari semua pertanyaan Andrew.
"Andrew, lo gak usah sedih. Kenalin, ini pacar gue. Ryan."
Ryan menatap Andrew. Ia mengulurkan tangannya. "Gue Ryan. Pacarnya Nia. Salken, ya."
Deru napas Andrew memburu. "Jadi, lo memilih sama dia!?"
"Idomybest,Andrew.It'sthebestforyoutoo.Carilah orang lain yang lebih baik. Aku gak mau setelah kamu dapat aku, dengan mudahnya kamu ninggalin aku seperti dulu kamu sama Kaya," ucap Nathania seraya memegang tangan Andrew.
Perkataan Nathania barusan membuat Andrew takjub. Andrew tidak bisa apa- apa selain melepaskan cintanya.
"Belajarlah melepaskan."
Andrew melepaskan cintanya. Ia mengerti sekarang. Ternyata memang itu arti cinta sesungguhnya. Andrew melangkah mendekati Nathania. Dan ia memeluknya dengan erat. Mungkin untuk terakhir kalinya. Mereka tidak akan pernah bisa kembali.
Akhir kisah ini memang klise. Kisah cinta mereka tidak seperti Romeo dan Juliet atau Bonnie and Clyde. Tapi, Andrew dan Nathania mendapat banyak pelajaran. Tidak sepatutnya mereka menyesali kisah ini. Mereka harus bersyukur, karena mereka bisa mengetahui arti cinta sesungguhnya.