Ini adalah sebuah kisah klasik cinta segitiga.
*****
Zwingen(Germany) dalam bahasa Indonesia adalah memaksa. Ini bukan kisah tentang si cantik yang terpaksa dijodohkan dengan cowok nerdy tetapi si cantik menyukai cowok badboy dan karena uang mereka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ren, inget ya gue gak mau ngajak lo," kata Andrew ketus.
"Iya! Lo gak usah diulang- ulang kayak boomerang! Rese amat lo!"
Andrew dan Renata mendengus kesal.
"Baik- baik ya, Nat. Sama cowok brengsek ini," sindir Renata.
Nathania tidak menghiraukan ucapan Renata. Ia tetap ingin bersama Andrew. Ia naik ke motor Andrew yang tinggi itu. Ia melepas jaketnya dan digunakan untuk menutupi roknya.
"Lo pake punya gue aja."
"Terus, lo pake..."
"Gakusah mikirin gue. Lo aja. Lo lebih penting dari gue," kata Andrew seraya membuka jaketnya dan memberikannya kepada Nathania.
"Nanti baju lo ngembang, kena angin. Lo gak malu?"
"Kagak. Udah ah, kalau baju gue ngembang, banci juga gak bakal tertarik."
"Kok bisa?"
"Dibadan gue, isinya lemak semua. Yang bilang gue kurus berarti ngejek gue. Badan gue keiisi semua, tapi yang mau ngisi hati gue gak ada," celetuk Andrew dengan wajah melas.
"Ada kok."
"Siapa?"
"Lemak. Lo bilang badan lo isinya lemak semua. Hati kan dibadan lo. Berarti hati lo isinya lemak dong!" seru Nathania.
"Yah lama- lama gue kena arteriosklerosis, pembuluh darah gue lemak semua."
Mereka tertawa. Sebenarnya yang Nathania katakan tidak sesuai dengan dihatinya. Tentu saja. Nathania pasti mau mengisi hati Andrew. Menjadi perempuan pertama yang mengisi hati Andrew.
Mungkin Andrew memang bodoh dipandangan murid- murid. Namun kebodohannya selalu ditutupi oleh kepeduliannya. Dan, itu yang membuat Nathania suka.
***
Warung Gak Normal
"Lho, kita kok kesini, Ndrew?"
"Lo belum makan siang. Gue laper juga."
Nathania dan Andrew berjalan masuk ke cafe itu. Ada beribu pertanyaan yang ingin Nathania tanyakan kepada Andrew. Namun, semuanya hanya bisa Nathania simpan. Pertanyaannya kalah dengan rasa bahagianya.
Mereka duduk berhadapan di sudut cafe.
"Mas, saya pesen kwetiaunya 2, es teh 1, sama milkshake green tea 1."
