Dengan sekali hentakan kubuka kelopak mataku saat kesadaranku mulai kembali.
Apa yang aku lakukan tadi, pingsan didepan gedung acara ulang tahun Changsub. Memalukan.
Tiga kali kukedipkan kelopak mataku lalu kubangunkan punggungku dari sebuah sofa panjang.
Dimana ini ? Seperti ruang makeup atau ruang tunggu artis yang sering aku lihat di youtube.
"Permisi, apa kau sudah merasa lebih baik ?"
Aku menoleh kesumber suara, dia seorang wanita muda dengan memakai tanda pengenal. Sepertinya dia staff acara.
"Ah, maafkan aku. Aku merepotkan kalian." Ucapku sembari bergegas bangkit.
"Sedari tadi handphone mu berdering, dan kami bingung untuk menghubungi pihak keluargamu. Jadi aku memutuskan untuk mengangkatnya dan memberitaukan keadaanmu kepadanya. Siapa tadi ya namanya, mmm Dani ? Oh, Daniel."
Dengan segera kupakai alaskaki dan harus segera pergi dari sini sebelum Daniel menginfokan ke ibu tentang keadaanku dan parahnya aku berbohong tentang tugas.
"Sepertinya Daniel itu akan menjemputmu. Dia terdengar sangat panik dan berjanji berbegas kemari. Tunggulah, aku akan menyiapkan teh hangat untukmu."
Wanita tadi menyunggingkan senyumnya sekilas lalu menghilang dibalik pintu. Aku mencoba berpikir apa yang akan aku lakukan jika Daniel kemari dengan mengajak ibu.
Apa aku coba menelfonnya dulu ? Sepertinya ide terbaik.
Saat nada sambungan telfon berdering ke 3, suara Daniel terdengar menyapa. Bukan menyapa, lebih ke membentak.
"Ara !"
"Kau dimana, Dan ? Aku baik-baik saja, setelah ini aku akan pulang. Nanti akan kuceritakan padamu saat aku sampai dirumah."
"Tunggu aku disana, sebentar lagi aku tiba !"
Sambungan terputus. Kuhela nafas yang terasa berat. Sepertinya hari ini aku akan terkena amukan Daniel. Dan jangan lupakan Daniel yang akan menjadi overprotective seperti biasa.
Seketika satu-satunya pintu yang terdapat dirungan ini terbuka saat sebelumnya terdengar tiga kali ketukan dari luar.
Dan dengan reflek aku berdiri dari sofa yang kududuki dan makin memperbesar bola mataku.
Pria ini benar nyata ? Dia melangkahkan kakinya mendekatiku, dan berhenti didepanku dengan senyum khasnya.
Mataku terasa perih mungkir sekitar 30 detik aku menahan untuk tidak berkedip sedikitpun, takut sosok itu menghilang dengan sekali kedipan mata.
Dia mengulurkan tangannya beserta satu cup tea hangat yang terlihat baru diseduh. Aroma lemon tea menyadarkanku untuk segera berkedip sebelum aku benar-benar menangis konyol.
Aku menerima denfan canggung lalu mengucapkan terimakasih dengan sangat pelan. Aku saja sampai tak mendengar suaraku sendiri.
"Apa kau sudah merasa lebih baik ?"
Semakin meyakinkanku setelah satu cup tea beraroma lemon. Sekarang sosoknya berbicara. Ini nyata.
Lee Changsub berada didepanku dan berbicara menanyakan keadaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Changsub
FanfictionAku memiliki cara untuk selalu mengagumimu walau hanya dengan selembar foto. Aku mengagumimu dalam diam, tak bisa mengungkapkan rasa yang ada di hati ini. Gengsi ? Bukan, hanya sekedar sadar diri. If dreaming is the only way to be with you, then I...