BAB I ( Perasaan Yang Tak Terasa)

37 5 2
                                    

Hi kambek egen, maapin ya kalo masih ada yang salah-salah masih amatir diriku ini~~

JANGAN LUPA VOMENTNYA YA GUYS!!  aku sangat mengharapkan kritikan dari kalian cause i'm a amatir author wkwk . 

Enjoy for reading guysss

------------------------

KRINGGG...KRINGGG....KRINGGG....

"akhirnya....hhh"

"pas banget belnya,perut udah bunyi"

"ayo buruan nanti keburu kantinnya penuh"

"sumpah dari tadi udah bunyi nih perut, belnya baru sekarang"

Begitulah suara-suara yang terlontar ketika bel berbunyi. membuat beberapa sorakan kegembiraan karena akhirnya mereka dapat mengisi perut mereka yang sudah berbunyi atau keresahan karena bel yang ditunggu tunggu baru berbunyi.

"lo ke kantin apa engga?gue laper nih"

"bawel lo ini gue nyelesaiin geo dulu oke?sabar sabar"

Dengan sabar Gina menahan laparnya hanya untuk teman sebangkunya tercinta yaitu Viola.

Setelah Viola menyelesaikan menyalin tugas yang tidak sempat dia kerjakan semalam dan akhirnya dia kerjakan dengan memakan waktu hampir dari waktu jam istirahat rasanya membuat Gina ingin segera memakannya,namun dia tau bahwa memakan daging temannya yang satu ini hanya akan menambah kadar lemak pada tubuhnya dan dia tidak menginginkan itu. Akhirnya mereka berjalan meninggalkan kelas dan melangkah menuju kantin.

"lo mau makan apa?"

"gue siomay aja deh sama es teh manis"

Setelah Viola memberi jawaban tanpa pikir panjang Gina langsung membeli makanan yang disebutkan Viola dan membeli makanan untuk dirinya juga.

beberapa menit menunggu akhirnya Gina datang dengan makanan yang tadi ia sebutkan dan mereka pun memakannya denga tenang hingga habis.

-------------------------------------------

"la lo gimana ceritanya deh bisa putus sama Frans?" tanya gina sambil berbisik karena pelajaran Pak Sino sedang berjalan. Karena dia tidak lagi dapat menahan rasa penasarannya yang sudah dia tahan beberapa minggu yang lalu.

"hmmm" hanya itu jawaban yang dia dapat dari teman bangku sebelahnya. Gina menghela napas dengan keras. Dia tidak tau apa yang ada dipikiran Viola saat ini karena wajahnya begitu datar, membuat gina rasanya ingin meremas muka Viola dengan tangan indahnya ini. Gina tidak berpikir mengapa kisah cinta Viola dengan Frans bisa kandas begitu saja padahal yang dia tau mereka baik baik saja tanpa ada masalah sedikitpun dan ketika hubungan mereka berakhir pun tidak semua temannya langsung mengetahuinya.

Bahkan Gina yang notabenya adalah teman sebangku Viola sekaligus orang terdekat dari wanita super periang ini tidak mengetahui jika hubungan mereka telah usai dan baru mengetahuinya setelah beberapa hari kejadian. Maka dari itu ketika teman kelasnya bertanya kepadanya tentang hubungan Viola dengan Frans beneran berakhir atau tidak Gina hanya sekedar merespon "jangan tanya gue lah kalo mau tau, tanya aja sama orangnya langsung" untuk sekedar menutupi rasa kaget yang dia terima setelah beberapa teman menyerbunya dengan pertanyaan yang dia sendiri pun tidak tau jawabannya.

--------------------------
Pelajaran hari ini akhirnya selesai. Viola memasukkan semua buku yang berada di atas mejanya maupun yang di kolong mejanya ke dalam tas.

"gue gatau apa yang harus gue ceritain ke Gina tentang hubungan gue sama Frans,gue juga masih belum percaya gue sama Frans udah gaada hubungan apa apa lagi"

"gue masih belum bisa percaya sama apa yang udah gue lakuin ke Frans yang bahkan malah buat diri gue sebegitu nyeselnya udah buat Frans berjuang sendirian kemarin dan ninggalin dia gitu aja"

"sebenernya ini gaadil, gak seharusnya kemarin dia nyalahin gue semua tentang kejadian udahannya hubungan kita dong"

"engga Viola ini bukan semuanya kesalahan lo, ini semua bukan salah lo"

"LA! LALA! LA!!!!! LALAAAAAAAA!!!!!!" suara nyaring itu membuat viola hampir jantungnya jatuh ke bawah lantai

"lo gila apa ya gin. Gue kaget bego untung jantung gue masih ada penghalang buat gak jatuh ke lantai" dengan kesal Viola memasukkan buku yang ternyata masih ada di mejanya padahal yang dia ingat dia sudah memasukkannya tadi.

"lo bego ya la. Mau kesambet lo bengong sendirian di kelas begini?lo bisa aja tuh bengong begini terus besok masuk dalam daftar pencarian orang ilang" tidak mau kalah gina terus mengomel tanpa ampun

"berisik lo ahh, awas tuh mulut digaplok sama penghuni sini. Byeee" viola menjawab sambil berjalan meninggalkan gina yang sekarang sudah di belakangnya

"lo gila sumpah La! gilaaa gak ada rasa terima kasihnya ya lo" dengan rasa kesal gina berteriak seperti kesetanan. Viola hanya terkikik mendengar Gina berteriak. Karena dia tau mengapa Gina berteriak sekencang itu,dia melakukan seperti itu untuk mengusir ketakutannya karena ditinggal sendirian di belakang.

-----------------------------------------

"Assalammualaikum" salam viola ketika memasuki rumahnya

"Waalaikumsallam" ada yang menjawab di dalamnya entah siapa, mungkin adiknya pikir Viola.

dengan muka dekil dan kusut dia memasuki kamarnya yang berhiaskan biru dongker, entah apa yang membuatnya jadi tergila gila akan warna itu. Yang dia tau warna itu memberi kesan kenyamanan pada ruang yang telah menemaninya sejak 3 tahun yang lalu.

setelah bergelut dengan rasa lelahnya Viola memutuskan untuk segera mandi dan menyegarkan kembali pikirannya.

TING! tanda notifikasi pesan masuk berbunyi. Viola yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menyambar hp nya dan melihat siapa yang mengirimkan pesan kepadanya

'eh la lo tau ga?' 16.40

'tau apa gin?' read 16.42

'itu si frans lagi deket sama nia yang kakak kelas itu' read 16.43

'oh iya tau,ya terus kenapa?' read 16.45

'ya ngasih tau doang si. Tapi kok perasaan lo kaya biasa aja ya dengernya?lo udah move on beneran emang?' 16.45

'iya. Pengen tau banget lo?udah ya gue pengen tidur, capekkkkkkki' read 16.48

'dasar lo. Yaudah sana gausah bangun lagi sekalian' 16.49

'selamat beristirahat temandQ' read 16.50

Viola berbohong dia sebenarnya tidak ingin tidur, dia hanya menhindari percakapan yang berbau tentang Frans. Karena ketika namanya tersebut rasa sakit, rindu, sesal yang ada akan semakin mendalam pada dirinya. Dia berusaha untuk membuat semua itu berkurang tiap hari namun apa daya hati dan otaknya tidak sejalan. Sampai saat ini pun perasaan itu tetap ada namun tidak pernah ada yang merasa.

IS THAT RIGHTWhere stories live. Discover now