2. Nuansa Baru

473 82 5
                                    

"Bulan disudut cahaya remang, melamabai terurai mendekat berisyarat.
Aku tak tahu, makna jiwa yang tenggelam dalam segara prasangka.
Bulan dalam kenangan, merunduk dalam asuhan buaian.
Aku tak tahu, jika malam cepat berlagu.
Yang aku tau, lautan sepi yang tak kunjung dapat aku sebrangi. "

**

Semuanya berubah, 2 bulan telah berlalu. Kini bukan kasur usang yang menjadi tumpuan mimpi. Bukan baju lusuh yang menjadi semangat pagi. Kini ada tawa yang bersahutan, ada canda yang saling menyapa, ada bahagia dalam lingkup keluarga.
Apakah boleh Prilly menyebutnya keluarga? Rasanya ini masih seperti mimpi, duduk berhadapan dengan dua orang yang kini memintanya menyebut Mama dan Papa, juga satu orang yang ingin disebut kakak.
Ya ibu Cattie resmi mengangkat Prilly sebagai putrinya. Dan artinya Prilly resmi menyandang nama Wibert dibelakang namanya. Senang oh jangan ditanya, saat diri rasa terbuang dan sendirian kini tiba tiba ada orang yang mau merangkulnya, walau jujur dihatinya Prilly rindu keluarga nya. Tapi Prilly bersyukur setidaknya dia tidak sendiri lagi disini. Dan Prilly bersyukur setidaknya kehadiran dia dirumah itu sangat diterima, dan membawa kebahagiaan untuk semua, terutama ibu Cattie, mama baru Prilly, beliau mengalami kenaikan drastis dalam kesehatan, terutama gangguan jiwa yang selama ini jadi momok hidupnya.

"Sayang gak ada kabar dari kakakmu? Tumben udah 3 bulan ga ada pulang?" itu suara papa, bertanya pada Ash mengenai kakaknya di UK yang tak kunjung pulang.

"Dia lagi asyik disana kali pah, makanya lupa rumah. Tapi iya ya, apa jangan jangan mak lampir ikut kesana Pah?"

"Hush kalau ngomong mak lampir, itu matanya awas gelinding. Gak mungkin lah anak Mama begitu, dia kan nurut orangnya coba besok kamu telpon suruh pulang, bilangin ada kejutan"

"Hehe iya deh besok Ash bilang, mam nambah dong sambalnya. Eh iya Prill ko diem aja, mau tambah? Ah pasti bingung ya siapa yang dibicarain?" tanya Ash, dan Prilly hanya mengangguk pelan.

"Dia sih sok misterius gak mau naruh foto dirumah, jadikan susah. Aku juga ga ada foto dia atau bareng dia. Ih heran dia kakak aku bukan sih mam? "

"Kamu tuh, iyalah dia kakak kamu. Coba aja kalau duduk samping dia, kalian itu mirip"

"Hehe"

***
Prilly memejamkan matanya pelan, menikmati usapan halus dikepalnya, juga nyanyian merdu dari Mamanya. Ya setiap malam rutinitas Mama Cattie adalah meninabobokan Prilly, ya karena Ash tidak akan mau dan akan menggerutu bila tidurnya diganggu. Beda dengan Prilly yang haus kasih sayang, dia sangat senang dengan perlakuan Mamanya.
Usapan halus dan lagu, adalah pengantar tidur setelah doa, menuju alam mimpi.

*
"

Mam boneka aku yang piggy dimana ya? "

"Aduh Ash, kamu simpan dimana? Mama puyeng deh kalau nyari begituan, lagian bukan dari semalam dibereskan."

"Boneka kucel itu mau dibawa? Yakin kamu? Ga malu nanti?" kini Papa mulai ikut nimbrung, pasalnya dari jam 04.00 pagi Ash sudah ribut harus kebandara, dia lupa kalau dia jadi mahasiswa pertukaran pelajar di Belanda. Dan ya pagi pagi packing super kilat, untung saja neneknya masih disana, jadi Ash tak perlu repot membawa baju banyak.

"Ini bukan kak?" tanya Prilly menunjukan boneka piggy yang ya harusnya berwarna pink tapi ini sedikit coklat.

"Oh God, thank you. Akhirnya aku bisa bawa kamu sayang, kita bobo bareng disana. Makasih Piyii"

Seerat Janji SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang