Edouard Bellemare

656 79 4
                                    

Pekerja konstruksi tengah sibuk menggali tanah yang keras untuk diratakan. Semua merasa heran dengan cuaca yang terjadi, Awannya begitu gelap seakan akan badai besar akan muncul.

Hamparan tanah bekas hutan yang terbakar hendak dijadikan sebuah taman wisata dan sekarang sedang dalam tahap pemerataan tanah.

Ada sebuah pohon besar tua yang juga hangus terbakar tapi batangnya masih kokoh berdiri walaupun sudah berwarna hitam arang.

"Tebang pohon ini, kemudian ratakan tanahnya."

Konduktor itu berteriak untuk memerintahkan para pekerja.

Perlahan - lahan gergaji besi mulai dinyalakan. Rating kecil dipotong, rating sedang, kemudian batangnya. Setelah beberapa jam pohon tua yang besar dan sudah mati itu akhirnya rata dengan tanah.

Mobil escavator didatangkan untuk mengeruk tanah sekitarnya. Mentari mulai bersembunyi seutuhnya dibalik awan yang sedari tadi menghitam.

Jam masih menunjukkan pukul empat sore, tapi di tanah kosong dengan banyak bongkahan kayu mati menjadi terlihat menyeramkan sekarang.

"Howw.. Bulu kuduk ku berdiri. Kenapa aku merinding seperti ini?"

Orang yang mengendalikan escavator kembali melanjutkan tugasnya, ketika kerukan nya semakin dalam benturan keras terjadi.

"Oh.. Apa yang terjadi? Apakah ada batu besar?" pengemudi itu turun dan memberi tahu beberapa pekerja lain untuk mengecek tanah yang digali.

"Coba kau lihat."

"A-aku? Kau saja lah."

Mereka saling menunjuk untuk mengecek apa yang ada dibawah sana. Sampai akhirnya seorang pekerja lain memberanikan diri mengeceknya.

Pekerja itu kaget melihat sebuah batu yang berbentuk seperti peti mati.
Batu itu terlihat terbuat dari bongkahan batu yang berkilau dan agak kotor karena tertutup tanah.

Bongkahan batu itu terlihat seperti batu mulia. Ada beberapa serpihan ya jika diperhatikan lebih baik terlihat seperti emas dan batu intan.

"Apakah itu sebuah peti mati?" Tanya pekerja lain

"Aku rasa ini adalah peti mati. Seseorang tolong ambil alat pengangkat berat. Kita harus melihat apa yang ada di dalamnya." tukas pekerja yang berada di dalam lubang

"Kita harus memeriksa peti itu mungkin saja di dalamnya ada beberapa permata berharga."

"Baiklah kita buka saja peti mati itu." kata pekerja lain sambil mengikat tali disekitar peti

Alat berat pun didatangkan beberapa pekerja membantu mengikatkan tali mengelilingi peti mati yang terbuat dari batu itu. karena ukurannya yang agak besar dan berat peti itu susah diangkat.

Setelah beberapa saat mereka akhirnya berhasil mengangkat peti mati dari dalam lubang yang digali. Pekerja lain berusaha mencongkel bagian atas peti mati.

Seketika angin kencang datang, daun yang berguguran terbang kesana kemarin, debu halus juga terbang dan masuk ke mata para pekerja.

Tutup peti mati itu terbuka dengan sendirinya bergeser secara perlahan-lahan dan mengeluarkan cahaya yang putih keabuan.

Pekerja yang melihat hal itu lari sempoyongan akibat ketakutan tapi tak lama kemudian semuanya diam seperti batu dengan posisi berlari.

"Jadi siapa manusia yang membangunkan aku."

Sesosok pria berbadan tinggi, berwajah pucat dan punya bibir merah muncul entah dari mana. Dia punya dua taring gigi ketika tersenyum. Giginya terlihat sangat tajam, membuatnya terlihat menyeramkan.

Vampire : The Black RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang