Jika kau melarangku untuk menyukaimu, baiklah aku tidak akan menyukaimu,
tapi tolong jangan menyuruhku untuk berhenti mencemaskanmu. -- Alfarizy.
---Keyla membuka kedua bola matanya perlahan, pandangannya menyapu sebuah ruangan yang bernuansa hijau dan hidungnya mencium bau semacam obat-obatan.
"Keyla.."
Ia menoleh ke arah sumber suara yang baginya sudah tidak asing lagi. "Def.. gue dimana?"
"Udah baikan? uks Key, tadi lo pingsan di perpus.." jelas Defta
Kedua bola matanya melirik ke arah kanan atas, Ia mencoba mengingat kejadian yang baru saja ditimpanya.
"Clara sama yang lainnya gatau gue di uks?"Defta menghela nafas panjang.
"Tau, barusan gue suruh mereka balik kelas, lo kok bisa pingsan? lupa minum obat? atau telat makan? banyak pikiran atau--""Al!" Keyla memotong ucapan Defta.
"Ha?" Defta memandangnya terkejut entah ada apa dengan diri Keyla sahabat kecilnya itu, Ia baru saja bangun dari pingsannya dan tiba-tiba saja Ia malah mencari Al.
Deg
Keyla memalingkan wajahnya dari Defta, matanya membulat dan Ia menggigit bibir bawahnya, Ia tak sadar apa yang baru saja diucapnya, kenapa juga Ia harus mencari Al.
"Al? dia juga tadi gue suruh balik kelas," ujar Defta yang tak disahuti sepatah katapun dari Keyla.
Pikiran Keyla saat ini hanya dihantui oleh sosok cowok yang baginya dia memang seperti makhluk halus yang ada dimana-mana, termasuk berada di pikirannya saat ini, siapa lagi dia kalau bukan Al.
Hatinya bergetar dan detak jantungnya berdegup kencang. Cemas dan merasa bersalah itulah yang saat ini dirasakannya ketika Ia mengingat kejadian beberapa menit yang lalu saat dirinya beradu mulut dengan Al di perpustakaan dan ah Ia ingat dengan jelas ketika dia mencemaskannya dan tanpa disadari dirinya malah membentaknya dan berkata kasar padanya.
"Def, lo kagak pelajaran nih?" Keyla memandang Defta yang sibuk dengan ponsel ditangannya.
"Ini gue udah izin, lagian bentar lagi juga bel pulang."
"Thanks ya, Def!" Lirih Keyla.
"Thanks? for what?"
"Soalnya dari dulu cuma lo yang betah banget jagain gue hahaha.." Keyla tertawa mengingat masa kecilnya bersama Defta.
Defta juga tertawa. "Kalau boleh jujur sih ini gue juga betah-betahin bego!"
"Anjing lo!"
"Btw, lo masih suka pingsan?" Defta bertanya pelan dan berhati-hati dalam menanyakan hal yang sangat sensitif ini.
"Iya masih suka pingsan, biar bisa di gendong cowok cogan macam lo hahaha.."
Keyla menghentikan tawanya saat Defta memandangnya dengan tatapan intens seperti ingin membunuhnya.
"Gue serius, Key!" sentak Defta pelan.
Keyla mengangkat kedua jari membentuk huruf v ke udara "Maap hehe,"
"Lo belum sembuh?" tanya Defta lagi.
Keyla menggelengkan kepalanya sebagai tanda jawaban belum bahkan mungkin dirinya gak bakal bisa sembuh, batin Keyla.
"Lo pasti bisa sembuh, minum obat teratur, olahraga juga teratur dan yang terpenting itu makan lo juga harus se--" belum usai Defta berbicara, bel pulang berbunyi yang membuat ucapan Defta lagi-lagi terpotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED
Teen Fiction[FADED, MY FIRST STORY] Setiap tulisan mempunyai dunia tersendiri yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian. °°°°° "Hidup itu seperti roda yang berputar, ada kalanya berada dibawah dan ada saatnya berada diatas" Bahkan, Seorang Ag...