2. Big Mistake

124 7 0
                                    

"Praaaaakk".

John mendorong ku keras kearah sudut meja dan melukai punggung belakang ku. Tidak tahu apa alasan kuat, kenapa dia mendorong ku begitu keras setelah aku keluar dari ruangan bersalin.

"Itu salahmu Steve, aku sudah peringat kan tapi kau tak pernah mendengarkan ku" ucap John dengan raut wajah yang begitu penuh amarah.

"Jadi kau menyalahkan ku atas kejadian ini?".

"Ya, ini semua salahmu. Kematian istri mu adalah kesalahan terbesar mu" ucap John dengan nada yang tinggi.

"Apa maksudmu?, kematian Sarah itu adalah sebuah kecelakaan kecil" balasku.

"Kecelakaan kecil kau bilang?, coba kau ingat kembali, kesalahan apa yang kau lakukan di masa lalu".

"Masa lalu?".

"Aku mau kau kembali mengingat nya" ucap John berusaha mengingat kan ku.

Setelah dua bulan lamanya kami menikah, hal yang tak pernah kami berdua bayangkan terjadi pada ku dan istriku Sarah. Pada malam itu kami lagi berkendara menuju kembali ke rumah, aku yang mengendalikan penuh mobil yang melaju kencang di jalan raya yang terlihat sepi.

Tetapi, kami saling tidak cocok pada saat itu. Aku dan Sarah saling berdebat dan saling menyalahkan satu sama lain, sehingga aku mulai lepas kendali ketika aku melihat cahaya yang menyorot kearah mobil kami. Pada malam itu juga, mobil kami mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan yang cukup parah. Aku mengalami luka yang cukup ringan, tetapi Sarah bisa dibilang pada saat itu sangat lemah.

"Kau mengingatnya, huh?" tanya John yang masih menahan ku di sudut meja dan menggenggam erat kerah bajuku.

"Tapi itu tidak sepenuhnya kesalahan ku" balasku.

"Kau masih tidak mau menyalahkan dirimu Steve" mencengkram kerah baju ku lebih erat.

"Aku mencintai istriku, dan aku sangat mencintai nya. Aku tidak ada maksud untuk menyakitinya sama sekali".

Itu adalah kesalahan kecil yang pernah saya lakukan di masa lalu, tapi sebenarnya itu bukan sepenuhnya adalah kesalahan ku. Kami berdua tahu akibat apa yang akan terjadi jika kami melanggarnya, tapi kami berdua tetap memilih untuk melanggar.

"Terserah mu Stev, tapi aku akan selalu tetap menyalahkan mu atas kematian Sarah" sambil melepaskan genggamannya.

"Aku mencintai nya, dan akan selalu mencintai nya. Aku tahu bahwa aku salah karena aku telah melanggar semua perintah itu" ucapku sambil meratapi penyesalan di masa lalu.

"Dan sekarang kau mengakui kesalahan mu, bajingan".

"Jaga omongan mu".

"Kenapa?, kau pantas mendapatkan perkataan seperti itu".

"Sarah itu istriku, dan aku tidak menginginkan kematiannya, bahkan tidak ada seorangpun yang menginginkan kematian nya" ucapku tegas.

"Maaf" potong suster yang menghampiri kami.

"Dengan bapak Steve?".

"Iya dengan saya sendiri suster".

"Jasad istri bapak sudah bisa dibawa pulang hari ini, dan bayi laki-laki bapak mungkin besok baru bisa dibawa pulang".

"Baik suster, terimakasih suster atas ban" ucapku tiba-tiba dipotong.

"Selamat atas kematian istrimu Steve" ucap John memotong pembicaraan ku.

"Brrrrruukk".

Aku meluncurkan pukulan ku tepat kearah wajah Johnny sebanyak 2 kali pukulan. Emosi ku mulai berkecambuk dari sebelumnya. Perkataan yang dilontarkan Johnny dari mulutnya tidak bisa kumaafkan lagi. Perkataannya begitu menyakiti perasaanku dan sudah melewati batasan.

Dad Who Is He ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang