Cerita 1 : Malam yang Biasa

458 18 1
                                    

Hari ini ibu dan adikku akan keluar kota untuk menjenguk kakekku yang sedang sakit. Aku dan ayah baru sampai di rumah sekitar pukul 5 sore usai mengantar ibu dan adikku ke bandara.

Ayahku adalah seorang kepala penjara, karena itu beliau memiliki ruangan sendiri di lantai 2 bangunan itu.

Aku meminta ijin pada ayahku malam ini untuk mengerjakan tugas pada komputer kantor ayahku berhubung laptopku sedang rusak. Ayah kemudian mengajakku ke bangunan itu. Kami memasuki pintu tinggi yang kuperkirakan terbuat dari baja itu, 'siapa yang berani merubuhkan pintu itu', pikirku dalam hati.

Aku melihat seorang penjaga yang menyambut kami sedang memberi hormat pada ayahku, kemudian berbincang-bincang sejenak. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan yang dipenuhi dengan kertas-kertas yang ditempelkan ke dinding. Lalu pandanganku terkunci pada satu lorong tanpa pintu di sebelahku. Lorong itu sangat gelap. Dan aku pikir .... ada sesuatu di dalam sana.

Aku dikejutkan dengan suara ayahku yang memanggilku untuk mengikutinya menuju ruangannya. Kami melewati beberapa ruangan sebelum akhirnya sampai pada suatu pintu yang ku tebak adalah ruangan ayahku. Aku mendengar suara kunci yang diputar kemudian ayahku membuka pintu itu dan aku mengikutinya memasuki ruangan itu.

Bau AC langsung menyerunduk penciumanku. Aku kembali mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan kerja ayahku sementara ayahku sedang sibuk menyalakan semua perangkat komputer di depan meja kerjanya. Aku masih sibuk memperhatikan ruangan ini kemudian mataku kembali tertuju pada pintu yang terletak di sisi kanan belakang meja kerja ayahku. 'Tidak mungkin ada 2 toilet', pikirku. Karena aku sudah melihat toilet dibelakangku tadi.

Aku berjalan menuju pintu itu dan membukanya. Angin malam langsung menerpa wajahku. Dari balkon ruangan ayahku ini, aku dapat melihat keseluruhan bangunan yang terdiri dari puluhan sel tahanan dibawah sana.

Aku kembali memasuki ruangan ayahku dan mengunci pintu itu dibelakangku. Aku melihat ayahku yang tengah berdiri di dekat pintu keluar sambil berbicara melalui teleponnya. Beberapa saat kemudian ayahku menyelesaikan pembicaraan itu dan mengatakan bahwa beliau harus mengambil beberapa barang di kota sehingga harus meninggalkanku sendirian. Aku mengangguk, tanda setuju. Sebelum pergi, ayahku mengingatkanku untuk menelponnya jika ada apa-apa.

Aku merebahkan diriku pada kursi ayahku kemudian langsung menyibukkan diriku pada komputer di depanku.

Beberapa waktu aku lewati tanpa ada sesuatupun yang mengusikku.

Lalu tiba-tiba lampu diruangan itu padam. Syukurlah ruangan ini dilengkapi dengan lampu otomatis yang akan menyala jika listrik padam. Dibalik remang-remang cahaya itu, aku berusaha mencari ponselku untuk menghubungi ayahku.

Deringan kedua langsung diangkat oleh ayahku. Kemudian ayahku mengatakan bahwa beliau akan menghubungi petugas di bawah tadi untuk menyalakan genset gedung. Aku menarik napas lega. Sambil menunggu, aku memainkan ponselku. Beberapa saat kemudian lampu kembali menyala. Aku kembali menyalakan komputer itu tanpa memikirkan hal lain. Ayahku tidak menghubungiku lagi.

Aku kembali berkutat dengan tugas-tugasku.

Belum beberapa lama, lampu kembali padam. Anehnya, lampu otomatis itu tidak kembali menyala. Dan aku menjadi lebih gugup lagi.

Aku kembali menghubungi ayahku, dan beliau mengatakan akan segera kembali.

Disaat aku mematikan panggilan itu. Lampu kembali menyala. Aku semakin lega.

Perlahan, aku menyalakan komputer ini. Dan mulai merasakan sesuatu di dalam ruangan ini.

Aku mencoba berpikiran positif dan akan melanjutkan tugasku.

Belum sempat jari-jariku menekan keyboard pada komputer itu, lampu kembali padam.

But wait, komputer ini masih menyala !!
'Apakah lampu diruangan ini yang bermasalah ?', aku memcoba berpikiran positif.

Baru akan beranjak dari kursiku, lampu kembali menyala. Dan .. apa ini, sungguh aku merasakan ada seseorang sedang menatapku dari belakangku.

Aku berbalik, namun tidak menemukan apapun.

Aku kembali duduk dan berbalik menatap komputer didepanku.
Berpikir sejenak tentang apa yang kurasakan tadi.

Belum lama jariku menekan tuts-tuts keyboard. Lampu kembali padam.
Dan apa ini .. tidak ada cahaya sama sekali ! Aku berusaha mencari-cari ponselku. Dan ... apa-apaan lagi ini ! Ponselku tidak mau menyala ! Aaaaargg ... sejak kapan baterainya habis ?!! Perasaan tadi masih setengah ..

Dan oh tidak !! Tidak !! Aku merasakan seseorang dibelakangku lagi !!!!

'Lihat, tidak! Lihat, tidak! Lihat, tidak!'. Aku terus menimang-nimang.

Aku merasakan dingin yang lain. Seolah-oleh dingin itu mengarah padaku. Bulu kudukku semakin meremang.

Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam dan menutup mataku serapat-rapatnya sambil terus berusaha merasakan apa yang ada dibelakang. Kepalaku rasanya ikut membesar. Rasanya ingin berteriak, tapi kerongkonganku sama sekali tidak mengeluarkan suara apapun. Pikiranku masih berpusat dengan apa yang ada dibelakangku.

Tiba-tiba aku merasakan cahaya dikelopak mataku, dan akhirnya membukanya perlahan.

Lampunya kembali menyala. Namun perasaan itu belum hilang. Aku tidak akan menengok ke belakang !!

Aku terdiam beberapa saat. Sebelum akhirnya lampu kembali padam, lalu kembali menyala.

Aku tersentak. Dan berusaha untuk berdiri dan bergegas berlari menuju pintu keluar. Aku meraih gagang pintu dan manariknya sekuat tenagaku dan ..

BUKK !!

Aku terjatuh kebelakang.

Aku mendengar suara ayahku, kemudian mengadahkan kepalaku menatap ayahku.
Rasanya ingin menangis !

Ayahku membantuku berdiri, kemudian membantuku membereskan barang-barangku.

Setelah mengunci ruangan itu. Kami berjalan bersama menuruni tangga untuk menuju pintu keluar. Aku bingung. Aku belum menceritakan apapun pada ayahku, tapi ayahku seolah-olah mengerti.

Ketika akan keluar dari pintu baja itu. Aku melihat paman yang berjaga tadi sedang duduk dan ketika melihat kami, beliau hanya berdiri tanda memberi hormat sebelum membukakan pintu besar itu.

Ketika berjalan menuju mobil. Ayahku menceritakan bahwa setelah aku meneleponnya tadi ayahku langsung menghubungi penjaga tadi untuk memasang genset kantor, tapi ternyata petugas tadi mengatakan bahwa lampu sama sekali tidak padam. Karena itu ayahku bergegas kembali secepatnya.

Bahkan sebelum ayahku naik ke atas tadi juga ayahku sudah kembali memastikan hal itu, dan petugas itu kembali mengatakan bahwa lampu sama sekali belum pernah  padam malam itu.

......

Aku masih mencerna ucapan ayahku.

Ayahku kembali menceritakan kejadian sekitar 8 bulan yang lalu dimana ada seorang tahanan wanita yang diketahui hamil dengan kepala penjara sebelum ayahku kemudian melakukan bunuh diri dengan melompat dari balkon ruangan tadi.

Aku membeku.

Sebab apa yang kulihat tadi ?! Sementara ayahku sibuk menceritakan kisah wanita itu, aku tanpa sengaja mengadahkan kepalaku untuk menatap gedung itu dikegelapan malam. Tapi sungguh .. aku melihat wajah seorang wanita sedang menatap kami !! Aku mencoba menajamkan penglihatanku. Dan .. dan .. aku menyadari, itu .... hanya kepalanya saja !!!!

CrepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang