C2

247 32 12
                                    

[Donghyun POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Donghyun POV]

Ruang latihan adalah tempat kencan favorit kami setelah Sungai Han. Disaat mereka semua sudah pulang ke tempatnya masing - masing, aku dan Jun akan tetap di sini hingga larut malam, setelah itu kami akan pergi ke Sungai Han untuk mencari udara segar lalu aku akan mengantarnya pulang saat dini hari tiba.

Seperti sekarang ini, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, aku dan Jun masih berada di ruang latihan. Jun yang sudah sangat kelelahan meminjam bahuku untuk menjadi sandaran kepalanya. Suwoong bilang bocah itu latihan tanpa henti sejak kemarin siang, bahkan ia sampai menginap ditempat ini dan melewatkan jam makannya. Aku yang baru saja tiba di Seoul beberapa jam yang lalu pun segera kemari setelah Suwoong mengirimkan sebuah video Jun yang sedang menangis setelah menyelesaikan latihan tarinya, entah apa yang sedang ia pikirkan akhir - akhir ini, selama aku di Jepang pun dia sangat sulit dihubungi.

"Jun yang kelelahan setelah berlatih, kau sudah bekerja keras Junyoung-ssi"

Tulisku sembari mengupload fotoku dan Jun di akun snsku. .
.

Sedangkan disisi lain, Suwoong dan Hangyul yang mengusulkan untuk membeli minuman dingin pun berjalan beriringan menuju ruang latihan. Kedua pria itu berjalan sembari berpegangan tangan.

"Sebenarnya aku masih tidak percaya kalau mereka berpacaran. Ku kira hanya sebatas Hyung - Dongsaeng"
"Ini bukan pertemuan pertama mereka, cinta pada pandangan pertama memang sulit dilupakan meski kita sudah punya--" Suwoong terpaku, kedua matanya lurus menatap kedepan. Tangannya yang terlepas dari genggaman Hangyul pun sudah berada di gagang pintu dan hendak membukanya namun saat melihat Donghyun dan Jun sedang berciuman, Suwoong mundur selangkah, "Ah sial.." dengusnya.
"Kenapa hyung?"
"Oh, aniya, eum.." Suwoong gelagapan dan itu membuat Hangyul bingung. "Ponsel.. ya, ponselku sepertinya tertinggal di kafe, duh, bagaimana ini"
"Biar aku yang ambilkan hyung, kau masuk saja dulu"
"Ah, baiklah, Hangyul-ah, gomawo" kata Suwoong sembari bergegas masuk. Ia berdeham seolah menginterupsi kegiatan dua pria didepannya itu, sungguh, Suwoong kesal sendiri melihatnya. Ia jadi harus berbohong kepada Hangyul juga kan jadinya.
"Perlu ku pesankan kamar Tn. Kim? Ck. Harusnya ku biarkan kamera - kamera itu disini" Suwoong berdecak kesal. "Aiguu, panas ya? pipimu merah sekali Jun" tambahnya sembari menempelkan cola dingin ke pipi Jun.
"Ini punya mu! Jangan lakukan itu lagi didepan mataku, mengerti hyung?" Suwoong menyodorkan es kopi pesanan Donghyun, mulutnya masih berkomat - kamit entah mengatakan apa.
"Siapa juga yang--"
"Aish diamlah! Aku masih kesal"
"Lakukan sana dengan Hangyul"
"Ya!!"
"Ngomong - ngomong dimana Hangyul?" Jun celingukan mencari Hangyul, dia yakin kalau Suwoong pergi bersamanya tadi. Apakah dia sudah pulang duluan?.

Jun memang pintar dalam segala hal, termasuk mengalihkan pembicaraan, kekesalan Suwoong pun semakin bertambah, ia menghela nafas lalu berniat untuk menjatuhkan bokongnya dikursi sebelum suara pintu terbuka itu menginterupsi pergerakannya.

"Hyung!" bocah yang lebih muda darinya itu berlari menghampirinya, Suwoong semakin gugup hingga keringatnya terus mengucur membasahi keningnya yang tertutup poni.
"Maaf, ternyata ponselku ada di tas" Suwoong memaksakan bibirnya melengkung keatas. Benar - benar awkward.
Hosh. Hangyul mengangguk,merasa lega, ia mengusak surai Suwoong sebelum menarik tangannya dan menyuruhnya untuk duduk. "Mian" Suwoong merasa bersalah meski Hangyul tidak mempermasalahkannya, ia seperti orang bodoh, sedangkan Donghyun dan Jun menahan tawanya, bahkan Jun sempat menyemburkan cola dari mulutnya. Menggemaskan sekali Suwoong ini.
. . . .

"Jadi itu yang mengganggu pikiranmu akhir - akhir ini?".
"Hum"
Jun mengangguk.

Karena turun hujan, malam ini mereka tidak bisa pergi ke Sungai Han. Dan lebih memilih untuk mengobrol di Dorm Ukiss yang hanya ditempati oleh Jun seorang.
Donghyun duduk diatas meja sedangkan Jun di kursi bar dan membiarkan kepalanya berada dipangkuan Donghyun, kepalanya terasa berat dan ia butuh istirahat. Namun melihat siluet mereka ditembok, Donghyun merasa ambigu dan  otaknya langsung berfikir yang macam-macam.

"Aku ingin melakukannya denganmu, hyung"
DUAARRRRRR!!!

Seperti tersambar petir, perkataan Jun yang memang tidak jelas arahnya membuat Donghyun semakin berfikir yang tidak-tidak. Ia gugup, kepalanya yang tidak gatalpun seolah meminta untuk digaruk.

"O,oh?"
"Aku hanya ingin melakukannya denganmu, hyungh" suara itu terdengar semakin berat, Donghyun sampai bergetar mendengarnya.
"Debut bersama, berada disatu grup yang sama dan merasakan bekerja dibawah kepemimpinanmu adalah mimpi kedua-ku setelah bergabung dengan Ukiss"

BUGHHHH!!!

Rasanya seperti jatuh dari tempat yang paaaaling tinggi. Pria yang duduk dimeja itu pun memukul kepalanya sendiri, ia merasa malu karena sudah berfikiran kotor. Salahkan Jun yang menidurkan kepala dipangkuannya dan suara seksinya itu. Donghyun benar-benar terangsang.

"D,debut, kkhh... jangan terlalu dipikirkan, kita masih bisa sering bertemu meski tidak berada di grup yang sama"
"Aishhh, kau tidak mengerti perasaanku!" Jun berteriak, ia menegakkan kepalanya dan mendadak panik saat melihat pipi Donghyun yang memerah.
"K,kau sakit hyung?" Tanya Jun panik.
"Aniya" Donghyun menepis tangan Jun yang berada di keningnya. "A,aku hanya kepanasan"
"Kepanasan?"
Donghyun meringis lalu secara refleks ia menarik Jun kedalam pelukannya.
"Ouh, sepertinya malam ini aku butuh bantuanmu, Jun" bisik Donghyun. Jun mengernyit, ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh kekasihnya itu. Tanpa membalas pelukan Donghyun, bocah yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri itu pun seketika merinding saat Donghyun membisikkan sesuatu.
. . . .

Aaaaaaacckkkkkk!!!!!!!!!

Montshell CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang