Happy Reading^-^
Maaf kalau nemu typo yah😊
"Ayah!!!"
Teriakan bocah berusia 12 tahun itu melengking mengisi ruangan kamarnya. Kedua tangannya terus menggedor-gedor pintu berharap orang-orang itu membukakan pintu untuknya.
"Ayah! Aku di sini! Ayah!"
Bocah itu terus berteriak memanggil ayahnya. Suara keributan di luar sudah cukup mereda. Lolongan meminta tolong serta jeritan kepanikan sudah tidak seramai tadi. Bocah itu semakin takut dirinya tertinggal di dalam kamarnya seorang diri.
"Ayah, buka pintunya. Aku di sini. Ayah," suara bocah itu semakin melemah.
Tak lama kemudian bocah berambut hitam kecoklatan itu terkejut saat kamarnya sudah dipenuhi genangan air. Dia menoleh ke belakang dan melihat air semakin masuk ke dalam kamarnya melalui dinding yang berlubang akibat tabrakan yang cukup keras beberapa menit yang lalu.
"Ayah!!! Ayah!!!"
Bocah itu kembali merengek dan menggedor-gedor pintu kamarnya kembali. Genangan air semakin menenggelamkan tubuhnya hingga pinggang.
Di ruangan lain tampak seorang bocah perempuan yang berusia tiga tahun lebih muda dari bocah itu keluar dari kamarnya. Tatapannya mengendap-endap seolah sedang melarikan diri. Satu tangannya memeluk boneka beruang dengan erat dan tangan lainnya merayap di dinding untuk membantunya berjalan.
Langkah bocah itu terhenti di depan kamar yang di gedor-gedor. Bocah perempuan itu mengenali suara tersebut. Benar, pemilik suara itu adalah teman pertamanya di dalam kapal ini.
"Jo," panggil bocah itu untuk memastikan dan mengangkat satu tangannya lebih tinggi. Dia mengetuk-ngetuk pintu tersebut.
"Boneka beruang?"
Senyum di bibir bocah perempuan itu mengembang mendengar sahutan dari dalam kamar tersebut. Boneka beruang adalah panggilan bocah laki-laki itu untuknya.
"Boneka beruang, buka pintunya. Aku terkunci di sini!" teriak bocah laki-laki itu.
Bocah perempuan itu semakin memeluk boneka beruangnya. Dia menundukkan tubuhnya masuk ke dalam genangan air. Dengan satu tangan memeluk bonekanya, bocah itu berusaha membuka engsel pintu kamar tersebut.
Beberapa saat kemudian engsel pintu itu berhasil terbuka. Bocah laki-laki itu menarik pintunya dan keluar dari kamarnya. Bocah perempuan itu hendak menegakkan tubuhnya keluar dari air namun tanpa sengaja tubuhnya terdorong oleh perempuan lain yang berlari dari arah belakang.
Bocah laki-laki itupun lupa jika temannya tidak terlihat. Dia justru berlari keluar dari kabin kapal dengan susah payah karena air semakin tinggi menenggelamkan tubuhnya.
"Ayah!!!" teriak bocah laki-laki itu.
Saat dirinya berhasil keluar dari kabin kapal, ombak besar justru menghantam kapal itu hingga tubuhnya ikut tenggelam di dalam kapal itu bersama dengan lainnya.
"Ayah!"
Johnathan membuka matanya tiba-tiba. Napasnya tersengal-sengal. Wajahnya basah akibat peluh kecemasan yang dirasakan saat mimpi buruk itu kembali mengusiknya.
Selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap saat kedua kakinya menapak lantai. Jonathan menyanggah kepala menggunakan kedua tangan. Dia mendesah pelan. Mimpi itu selalu mengganggu dirinya di saat suasana hatinya sedang tidak karuan seperti saat ini.
Johnathan bangkit berdiri. Kedua kakinya bergerak meninggalkan ruangan kamar hotel. Dia keluar kamar hanya mengenakan kaos dan celana pendek.
"Mimpi buruk lagi, Sir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Johnathan
Romance"Mr. Johnathan, ku mohon jadilah kekasihku!" Casey menangkupkan kedua tangannya, memohon pada lelaki yang berdiri di depannya. Casey Odom, seorang wanita muda yang harus di hadapkan dengan sebuah kenyataan yang memalukan. Di usianya yang ke-25, diri...