Happy Reading^-^
Maaf kalau nemu typo yah😊
Casey masih berusaha menarik dirinya meskipun pelukan lelaki itu semakin erat. Dia menggunakan tangannya untuk memberi jarak di antara mereka.
"Lepaskan aku, sialan."
"Kau sendiri yang menciumku lebih dulu dan membangunkanku. Kau harus bertanggung jawab untuk kesalahanmu."
"Aku tidak sengaja menciummu! Kakiku tersandung-"
Lelaki itu langsung melepaskan pelukannya pada pinggang Casey membuat Casey terjatuh ke belakang. Tubuh Casey seperti dihempas saat mendarat di atas pasir. Ringisan kecil itu terdengar dari bibirnya.
Casey bangkit berdiri sedangkan lelaki itu bangkit duduk.
"Apa-apaan ini?! Apa kau tidak bisa bersikap lembut pada seorang wanita? Kau membuatku terjatuh!"
"Untuk apa aku memelukmu jika kau tidak sengaja menciumku? Tadinya aku ingin mengajakmu ke hotel untuk melanjutkannya."
Jawaban lelaki itu mampu membuat Casey emosi. Dia menatap tajam pada pemilik bola mata amber yang duduk di depannya. Lelaki itu memasang wajah datar seolah ucapannya bukanlah hal penting.
"Apa ciuman itu membuat kepalamu tidak bisa berpikir normal?" tanya Casey dengan nada menyindir, melakukannya seperti yang lelaki itu lakukan beberapa menit yang lalu.
"Apa ada masalah?" tanya lelaki itu masih dengan nada datar.
Casey menggulingkan bola matanya membuat guratan pada kening lelaki itu tampak jelas saat menatapnya. Merasa tidak senang ada yang menggulingkan bola mata di depannya, lelaki itu mencengkeram lengan Casey dan menariknya. Tubuh Casey kembali terdorong ke depan.
Kedua tangan Casey memegang pundak lelaki itu untuk menahan dorongan supaya bibirnya tidak mendarat di tempat sebelumnya. Dia mengernyitkan keningnya saat merasa sepasang lengan kembali menahan tubuhnya untuk berdiri tegap.
"Aku tidak suka jika ada seseorang menatapku seperti itu. Jangan melakukannya lagi jika kau tidak ingin aku membalas ciumanmu itu di sini."
Tubuh Casey mematung kaku merespon ucapannya. Kelopak matanya terasa sangat berat saat dirinya ingin mengedipkan mata. Sorot mata lelaki itu seolah mengunci pandangannya.
Ucapan lelaki itu seperti sengatan listrik yang mampu menggetarkan sesuatu yang ada di dalam diri Casey. Deru napas hangatnya menyapu permukaan bibir Casey yang hanya berjarak tidak lebih lima senti.
Kalimat lelaki itu terdengar vulgar di telinga Casey. Tapi, kenapa tubuhnya merespon ucapan lelaki itu? Untuk pertama kali dalam hidup seorang Casey Odom, dirinya merasa sesak napas saat jantungnya dipompa cepat. Nada suara yang sangat pelan namun tegas itu mampu membuat Casey tidak bisa membalas ucapannya.
"Mr. Jonathan Myles."
Lelaki yang bernama Jonathan tersebut melirik ke arah belakang Casey. Dia melihat seorang pria menghampirinya. Pria itu memakai setelan jas lengkap.
"Selamat pagi, Mr. Jonathan Myles," sapa pria itu dan sedikit melirik ke arah Casey.
Casey belum menyadari jika ada orang lain yang berdiri di antara mereka. Kedua telinganya seolah tuli. Semua indra dalam tubuhnya seperti kehilangan fungsinya.
"Ada apa?" tanya Jonathan.
"Ayah Anda, Mr. Darryl Myles sudah menunggu Anda di hotel," lapor Enrique Stein, lelaki yang menjadi tangan kanan Jonathan.
Bola mata Jonathan kembali tertuju pada Casey. Dia melepaskan pelukannya pada pinggang wanita itu dan bangkit berdiri. Casey belum sadar dari lamunannya saat Jonathan meninggalkan dirinya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Johnathan
Romance"Mr. Johnathan, ku mohon jadilah kekasihku!" Casey menangkupkan kedua tangannya, memohon pada lelaki yang berdiri di depannya. Casey Odom, seorang wanita muda yang harus di hadapkan dengan sebuah kenyataan yang memalukan. Di usianya yang ke-25, diri...