Happy Reading^-^
Maaf kalau nemu typo yah😊
Selesai merapikan kamarnya, Casey pergi ke kamar mandi untuk menghilangkan aroma menyengat yang sudah mengganggunya sejak tadi. Dia menyalakan keran air untuk mengisi bath tub.
Casey memasukkan tubuhnya ke dalam bath tub. Dia berbaring sembari menyanggah satu kakinya di tepi bath tub. Casey memejamkan kedua matanya merasakan aroma relaksasi yang memenuhi ruangan kamar mandinya.
"Apa kegiatanmu hari ini, Cas?" tanya Casey pada dirinya sendiri.
Perlahan kedua matanya terbuka. Dia menatap ke sudut ruangan dan mulai mengingat sesuatu. Sontak, Casey bangkit berdiri dan berlari menuju meja kecil yang ada di sudut ruangan.
Lagi, Casey lupa jika dia saat ini berada di kamar mandi. Dalam hitungan detik tubuhnya menghantam lantai saat kedua kakinya tidak bisa mengimbangi licinnya lantai tersebut.
Casey menjerit, dirinya meringis kesakitan saat salah satu kakinya membentur sesuatu. Seluruh tubuh Casey terasa remuk. Leher, punggung, tangan, pinggang hingga kakinya terasa sakit.
"Aaauu, God!"
Perlahan dia mencoba bangkit duduk. Masing-masing lengannya mengelus badannya yang dirasa sakit. Hingga beberapa saat kemudian lirikan tajam wanita itu tertuju ke arah meja tujuannya.
Jika di dalam dunia sihir, mungkin tatapan Casey mampu membuat selembar kertas tipis berukuran sebuah tiket bioskop itu terbang dan terbakar di udara. Hanya karena ingin melihat tiket bioskop yang dia dapat beberapa hari yang lalu, tubuhnya harus dibanting lebih dulu ke lantai.
"Aku membencimu!" gertak Casey lalu disusul oleh ringisannya.
Hidup seorang diri selama hampir 17 tahun membuat Casey lebih senang mengajak benda di sekitarnya berbicara dengannya. Rasa takutnya untuk menjalin hubungan dekat dengan orang di sekitarnya membuat Casey tak jarang menyendiri saat di panti asuhan dulu.
Setelah kecelakaan kapal yang dialaminya 17 tahun lalu, Casey ditemukan oleh seorang nelayan di tepi pantai. Selama 10 tahun dirinya hidup di sebuah panti asuhan di Boston hingga akhirnya dia kembali ke California saat 7 tahun yang lalu.
Casey bangkit berdiri. Dia meraih kertas itu di atas meja. Pandangannya membaca tiket perdana yang ia dapatkan.
"Ternyata semalam," gumamnya diiringi desahan penuh kekesalan.
Casey memasukkan kertas yang sudah tidak berguna itu ke dalam tempat sampah. Dengan langkah sedikit pincang karena masih terasa sakit, Casey kembali masuk ke dalam bath tub.
~
"Sebaiknya Anda berkunjung lebih dulu, Sir," saran Enrique saat mobil yang mereka tumpangi melaju di tengah jalan yang padat.
Johnathan menghela napas pelan. Dia memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil. Tatapannya memperhatikan sekeliling jalan yang di laluinya.
Dirinya merasa enggan bertemu dengan Lynette Winters, seorang wanita yang merupakan istri dari Darryl Myles serta putra mereka, Philip Myles. Hubungannya dengan Bibi serta sepupunya itu tidak berlangsung baik meskipun semenjak kecelakaan itu Darryl mengangkat Johnathan sebagai putranya.
Johnathan mendengar desas-desus jika wanita yang bernama Lynette tersebut yang telah memisahkan kedua orangtuanya. Hingga Johnathan harus hidup di tengah kota dengan keadaan yang memprihatinkan bersama ibunya sebelum ayahnya datang menjemputnya setelah kematian ibunya.
Bayangan masa lalu masih mampu menyulut emosi Johnathan setiap kali bertemu dengan Darryl maupun istri serta putra mereka. Terlebih sikap kasih sayang yang ditunjukkan Lynette hanyalah kepalsuan semata setiap kali ada Darryl di sekitar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Johnathan
Romance"Mr. Johnathan, ku mohon jadilah kekasihku!" Casey menangkupkan kedua tangannya, memohon pada lelaki yang berdiri di depannya. Casey Odom, seorang wanita muda yang harus di hadapkan dengan sebuah kenyataan yang memalukan. Di usianya yang ke-25, diri...