Ujian Chunin

10.6K 546 36
                                    

Ceklek

"Tadaima"

"Papa! Okaeri"

Menma yang baru membuka pintu dan mendapati Sasuke ada didepannya sangat senang. Langsung saja dia memeluk sang papa dengan erat.

Menma sangat merindukan papanya itu. Malam ini Papanya pulang setelah empat hari Sasuke pergi untuk nenjalankan misi tingkat S. Apalagi sang tou-chan yang sangat sibuk di kantor hokage dan jarang mempunyai waktu untuknya, membuat ia sedikit merasa kesepian.

"Apa tou-chan mu ada dirumah?". Sasuke duduk disofa setelah memasuki rumah tersebut bersama Menma. Rumah yang telah ia tinggali hampir selama dua belas tahun. Rumah yang dibeli dari hasil menabung sang suami dari setiap misinya dan memang dipersiapkan sebelum mereka menikah. Rumah sederhana khas Jepang tapi sangat nyaman dengan barang-barang modern didalamnya. Sang suami atau Naruto yang kini telah menjadi hokage ke tujuh tentu memiliki uang yang cukup untuk membeli barang-barang modern mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju.

"Tidak. Seperti biasa Tou-chan selalu sibuk di kantor hokagenya." Menma menjawab dengan nada sebal yang sangat kentara didalamnya. Menma memang lebih dekat dengan Sasuke dibanding Naruto, tentu saja alasannya sudah jelas karena Naruto jarang mempunyai waktu bersama Menma, ia terlalu sibuk dengan berbagai macam hal mengenai desa.

"Hn. Kau sudah makan Menma?." Sasuke sudah biasa mendengar Naruto yang terlalu sibuk dengan urusan hokagenya. Sasuke hanya akan marah jika Naruto sampai lupa mengurus Menma jika ia tidak ada karena harus pergi menjalankan misi. Oleh sebab itu, sejak kelahiran Menma Sasuke jarang sekali mengambil misi dan Naruto memang tidak akan memberikannya misi kecuali hal itu sangat mendesak dan penting.

"Sudah. Tou-chan mengajakku makan ramen di ichiraku tadi siang." Menma menjawab dengan cengiran lebar diwajahnya. Mirip sekali dengan Naruto. Sasuke sebenarnya kurang suka dengan kebiasaan Menma yang maniak ramen seperti Naruto, tapi mereka susah sekali untuk dicegah. "Apa selama empat hari Papa pergi kau selalu makan ramen? Kau tau kan itu tidak sehat? Dan Papa sudah melarangmu untuk tidak terlalu sering mengkonsumsinya." Kali ini Sasuke berseru dan menatap Menma dengan tajam. Menma yang ditatap seperti itu tentu saja merasa takut. Menma tahu Papa nya itu adalah orang yang sangat pendiam, disiplin dan sedikit keras tapi juga penuh perhatian. Menma sangat menghormati dan menganggumi sosok Papanya ini, bahkan bisa dibilang kalau Menma lebih menyayangi Papanya ketimbang sang Tou-chan.

"Maaf Papa, tapi aku tidak selalu makan ramen. Kemarin aku juga makan makanan sehat seperti yang selalu Papa bilang." Menma mencoba membela diri, ia tidak ingin Papanya marah karena hal ini. Sasuke menatap mata Memna, mata yang berbeda warna sama sepertinya. Berwarna hitam disebelah kanan, tapi Sasuke memiliki rinnengan disebelah kiri, sedangkan Menma memiliki mata berwarna biru seperti Naruto. Sasuke tahu kalau Menma tidak berbohong, tapi ia juga tahu kalau Menma sering memgkonsumsi makanan penuh lemak tersebut.

"Kalau begitu Papa akan memasakan makan malam untukmu." Menma yang medengar hal itu tentu sangat senang. Selain karena sang Papa yang tidak memarahinya dan malah mau memasakannya makan malam, padahal menma tahu kalau papanya pasti lelah sehabis pulang dari misi meskipun papanya adalah orang yang hebat dan salah satu pahlawan desa. "Baiklah. Lagupula aku merindukan masakan Papa, tidak ada yang lebih enak selain masakan papa. Terimakasih papa, aku sangat menyayangimu." Kembali Memna memeluk Sasuke yang sedang berdiri untuk memasak dari belakang. "Hn. Papa juga menyayangimu Memma."

"Masakan Papa memang yang terbaik!". Sasuke tersenyum meperhatikan Menma yang dengan lahap menghabiskan makanannya.

"Menma, apa kau akan mengikuti ujian chunin yang akan diadakan nanti?". Sasuke bertanya setelah Menma selesai mencuci dan mebereskan perlengkapan makan yang telah ia gunakan. Sasuke tahu bahwa Menma adalah anak yang mandiri. Dia akan memaksa mengerjakannya sendiri meski Sasuke bisa melakukannya walau hanya punya satu tangan.

Menma The MovieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang