Prologue

2.9K 117 8
                                    

Terkadang aku kecewa dengan apa yang kumiliki, dimata orang sekitarku aku adalah sosok yang begitu dipuja-puja, disenangi, dan sangat sempurna untuk dijadikan pendamping hidup atau mungkin sebagai teman. Namun tidak ada yang mengetahui bahwa sebenarnya aku tahu seperti apa orang-orang yang mengaku-ngaku memujaku itu. Bagiku Mereka hanyalah sekumpulan serigala berbulu domba, hei! Jangan pikir aku tidak mengetahui diri kalian yang sebenarnya, aku tahu kalian hanya menginginkan harta juga kecantikanku karena itulah aku sangat muak pada mereka yang datang padaku menawarkan cinta dalam modus karena itulah aku tidak akan pernah menerima ataupun jatuh pada perangkap murahan kalian 'Dasar Brengsek!' Pergilah aku tidak butuh kalian biarkan aku sendiri dengan psinsip ku. Aku lebih Memilih untuk menikahi orang buta daripada berdampingan dengan pria yang tampak sempurna diluar namun didalam hanyalah omong kosong belaka.

Semua ini berawal semenjak diriku masuk sekolah tingkat atas, aku yang memang sudah terbiasa dipandang karena perusahaan ayahku yang tergolong salah satu perusahaan yang memiliki pengaruh ekonomi yang sangat besar di jepang. Walaupun kami tidaklah sebesar NamiKaze Corp., Uchiha Corp. Setidaknya perusahaan ayahku adalah urutan ketiga terbesar yang memiliki pengaruh besar.

Selain kekayaan keluargaku, Hyuga juga terkenal karena kepintarannya sama dengan Uchiha sebab kedua klan itu memiliki hubungan yang masih terjalin erat, katakan saja klan Uchiha adalah sepupu dari Klan Hyuga. Hingga saat ini kedua klan masih menjaga relasi diantaranya sejak dulu hingga pada generasi kami.

Saat itu ayahku Hyuga Hiashi dan kakakku, sapa saja dirinya Hyuga Neji atau biasa kupanggil dengan Neji-nii mengiginkanku bersekolah di KHS sebab kakakku juga adalah salah satu alumni disana. Jarak usiaku dengan kakakku terpaut 3 tahun, aku adalah anak bungsu dan satu-satunya anak perempuan dari pasangan Hyuga Hiashi dan Hyuga Hikari, alasan itulah yang membuat mereka sangat mencintai dan memanjakanku. Apapun keinginanku tidak pernah mereka tolak karena alasan itulah aku juga tidak akan menolak apapun yang mereka inginkan, itu masuk salah satu prinsipku cinta dibalas dengan cinta dan kasih sayang dibalas dengan kasih sayang.

Sinar Mentari yang tak terelakkan memasuki kain satin dari balik jendela kamarku membuatku menggerang terganggu dari tidurku "umh... umh..." mengucek kedua mataku adalah hal refleks yang kulakukan seketika sinar yang mengisyaratkan untuk bangun itu mendatangiku "Morning Sun" gumamku masih dalam keadaan kantuk. Mungkin kalian berpikir aku sudah gila mengingat diriku menyapa matahari yang hanya benda mati dan tidak mungkin membalas sapaanku, namun ketahuilah sapaanku mengisyaratkan rasa terima kasihku karena sudah membangunkanku dari lelapku karena aku tidak mau dibangunkan oleh ibu, ayah ataupun Neji-nii takutnya mereka terus-terus nganggap aku manja dan bergantung sebab nggak bisa bangun sendiri.

Membesihkan diri itulah yang kulakukan diikuti merias diriku supaya agak sedikit kelihatan menarik gitu yah walaupun sebenarnya itu tidak perlu karena aku sudah cantik tanpa harus memoles wajahku dengan make up seperti yang wanita lakukan pada umumnya.

"Wah! Lihatlah ini kau sangat pantas Hinata menggunakan seragam KHS" gumamku di depan refleksi kaca dalam kamarku yang menampilkan bayangan diriku dalam balutan pakaian siswa sekolah menegah atas. Ku akui aku tidak bisa berhenti tersenyum di depan cermin itu.

"Selamat pagi Otto-sama,Okka-sama, Neji-nii" sapaku pada mereka dengan senyuman indahku "selamat pagi Hi-chan" mereka benar-benar kompak seakan sudah terlatih "lihatlah Hime ku sangat cantik" Hikari bangga melihat gadis cantiknya "Dia cantik karena putriku" Hiashi tidak mau kalah dari istrinya, sedangkan yang dipuji sudah tersipu-sipu dengan rona pekat merah di pipi tembem mulusnya "Otto-sama, Okka-sama berhentilah menggodanya, lagipula dia cantik karena aku membagi ketampananku dengannya" Kekeh Neji mendapati Sang adik tak berkutik semakin meronakan wajahnya. Mereka bertiga menertawakan Hinata gemas dengan gadis kecil kesayangan mereka.

It's Real LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang