Next

1.6K 83 10
                                    

Hhhiiiikksssss......... kami-sama tolong aku.......hhhiikkkkssss.....

Rintihan tangisan kemalangan terus mendera Hinata. Dia sangat tidak berdaya melawan kala Sasori sesekali melayangkan tinju dan tamparan dari lengan kekarnya 'perih' kata itulah yang mewakili rasa sakit pada fisik dan hatinya.

PLAK..........PLAK.........PLAK......

"AKKHHHHH...... AKKKHHH...."

Hanya suara tamparan dan rintihan yang terdengar kala gadis indigo itu mencoba sekuat tenaganya untuk mempertahankan kehormatannya. Walaupun tubuh bagian atasnya sudah terbuka tanpa sehelai benang "ku....mo...hon... jang...ngan" seraknya bercampur tangisan disela-sela perlawanannya ketika Sasori makin bebas melucuti gundukkan kembar kenyal milik Hinata.

"Akhh!!....... Akhh!!" Suara itu bukanlah suara desahan kenikmatan melainkan suara rintihan kesakitan yang membuncah ke udara dari rongga pita suara gadis mungil yang sudah tidak layak dikatakan rapi seperti sebelumnya. Sasori makin menginvasi gundukkan empuk Hinata bahkan sesekali ia menggigit kasar 'Nikmat rasanya' itu hanyalah kenikmatan sepihak yang dirasakan oleh si pemerkosa sadis itu.

Sasori Menggerayangi mendominasi tubuh nan mungil Hinata, lemahnya pertahanan gadis indigo itu seakan-akan menyiratkan 'come and bite me' sedangkan rintihan nya terasa sexy digendang telinganya memacu libidonya beribu-ribu kali lipat. "Ugghh...... Bitch dada mu sunggguhhhmm nimkhhmmaatthh" lirihnya sembari melahap gundukkan kenyal yang sejak tadi dimainkannya secara pelan dan nikmat 'Dasar pria brengsek itu bagimu'.

Hinata tidak sekalipun menyerah untuk melawan kala Sasori meramas kasar dan melahap ganas bibirnya bahkan digigitnya hingga sekarang terasa sakit dan agak membengkak bertanda bekas gigitan pria bangsat itu.

Kini Sasori sudah diambang batasnya, benda yang sejak tadi menyesak dalam celananya hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada bagian selangkanya dibalik celana hitam yang dikenakannya mengeras bak pedang yang siap menghunus kapan saja. "Ugh.... aku sudah tidak tahan lagi" desisnya, gerakannya secepat kilat menurunkan celananya tanpa melepasnya dari tubuhnya ia biarkan celananya tetap bertengker dikedua kakinya. Boxer yang dikenakan Sasori menonjol di bagian selangkanya, ditariknya karet pinggang boxernya hingga kebawah dua buah bola yang bertengker diselangkanya.

'Wow! besar dan kokoh' itulah yang dipikir Sasori kala memandang laras panjang beruratnya yang sekarang mengeras sempurna, ia merasa bangga berkali-kali mendapati miliknya berkedut-kedut gemetar meminta secepatnya untuk digenjot kedalam lubang sempit wanita.

"Kurasa larasku ingin dimanja oleh milikmu" seringgainya menghias wajahnya hingga ke pipi memberikan kesan libido sang iblis mengerikan terpapar jelas diwajahnya. Sasori tidak membuang waktunya, kembali ia mencengkram kuat tangan Hinata hanya dengan satu tangan diatas lantai membuatnya makin bebas yang tersisa menutupi tibuh Hinata hanyalah celana dalam putih yang berhias renda halus disamping area Miss V nya.

Sasori terkekeh geli mendapati focus matanya tak teralih dari renda halus yang ada disekitar area intim gadis itu. Baginya celana dalam yang sialnya terlihat begitu menggodanya itu seperti memancing-mancing kejantanannya untuk segera ditancapkan kedalam liang sempit itu.

Lamunan bejat tak bermoral Sasori adalah kesempatan emas bagi gadis yang ditindihnya, Penjagaan Sasori melemah akibat otak kotornya sendiri.

Duuuuaaaggghhh........

Hinata menendang laras kebangaan Sasori hingga ia jatuh tersungkur bersujud menyatukan wajahnya dengan lantai posisi tangan memegang selangkanya. 'Mampus lu.... Sasori pasti junior coklat berurat itu sedang meraung-raung kesakitan'

It's Real LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang