Four

239 24 0
                                    

"aku mencintaimu, Yeollie"

'hah?' sampai sepuluh detik sehun tidak dapat merespon ciuman itu. Otaknya kalang kabut, otaknya sedang tidak dapat diajak untuk berfikir, pikirannya masih kosong. Baekhyun...... menciumnya? Ia sadar tidak siapa yg ia cium? Tunggu, barusan pemuda itu sempat menatapnya, bukan? Tapi ia tadi menyebut nama dia, berarti ia masih mengira bahwa dirinya ini adalah Chanyeol bukan?

Kepalanya benar-benar terasa kosong, ini pertama kalinya untuk sehun. Semua tentang baekhyun adalah pertama kali untuknya. Pria itu hanya menyentuh wanita sebelumnya, dan- ini tidak sama dengan mereka, ia harus apa?

Pemuda berambut brunette itu menatap wajah 'pacarnya' dan mencermati ekspresi wajahnya. Ekspresinya tidak tampak seperti marah atau kesal, tak ada tanda-tanda bahwa ia akan dipukul juga. Baekhyun menganggap bahwa ia dapat melanjutkan kegiatannya.

"mmhh. . ."

ia mencium sehun lebih dalam lagi, seolah ia belum puas. bahkan didalam mulutnya pun, terasa kehangatan didalamnya. hal ini baru untuk pemuda mungil itu. karena sebelumnya ia tak pernah sama sekali merasakan kehangatan dari 'yeollie'. beberapa detik kemudian ia melepas ciuman panas mereka. nafasnya sedikit memburu karena kekurangan oksigen.

ia kembali menatap wajah sehun, dan membelai lembut rambutnya. "ada apa yeollie. . .? mengapa. . . kau hanya diam saja. . .? kau tak memukulku seperti biasanya? mengapa kau tidak marah saat aku tiba-tiba mencium mu? Yeollie. . . tolong katakan sesuatu. . ."

Entah kenapa, ada rasa cemas dan takut didalam hati Baekhyun saat 'Chanyeol' hanya diam tanpa melakukan apa-apa terhadap dirinya. Baginya, lebih baik ia dipukul, dihajar, disiksa oleh chanyeol daripada chanyeol bersikap cuek kepada dirinya. Ia merasa seperti akan kembali ditelantarkan, jika ia terus mendapatkan sikap dingin dari sang kekasih.

Sehun menghela nafas, kemudian mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Tidak ada jalan lain selain membalas permainan ini. Sungguh, ini bukan seperti ia jijik atau semacamnya. Kenyataannya ia sudah jatuh pada baekhyun sejak lama, namun perlakuan agresif dari pemuda ini cukup mengejutkannya. ia benar-benar tidak menduga kalau baekhyun senang mengambil inisiatif duluan atau apapun namanya. Karena setiap ia bertemu dengan pemuda mungil yang didepannya ini, pemuda itu terus bersikap malu-malu kepadanya, karena tidak biasa akan orang asing. Sehun merengkuh pinggang si pemuda dibalik selimut, mengembalikan permainan selembut yang ia bisa.

Dan sialnya ia sekarang bingung untuk menjawab apa. Memang apa juga yang dia harapkan, ciuman seperti apa yg ia inginkan? Ia bukan pria sadistik, bukan tipenya memukul sambil membuat seseorang lumer dipelukannya.

Ia tidak ingin menjawab atau menatap balik mata brownish itu lebih lama, dengan segera ia menenggelamkankan wajahnya di perpotongan leher baekhyun sambil tetap memeluk tubuhnya, berharap pemuda itu sadar dan baik-baik saja.

ia mengelus lembut kepala sehun. "baiklah, jika kau tak ingin mengucapkan apa-apa. aku mengerti. . ." pemuda mungil itu tersenyum tipis. lagi-lagi hal baru untuknya. karena biasanya jika chanyeol sedang ada masalah atau moodnya tak bagus, pasti ia langsung dijadikan objek pelampiasannya. Diperlakukan seperti barang berharga seperti ini benar-benar hal yang asing dan baru bagi baekhyun.

Ia tak pernah merasakan hal seperti ini sejak ia masih kecil. Kedua orangtuanya membentaknya, mengasarinya, bahkan sampai menjual baekhyun yang waktu itu hanya berumur 10 tahun karena keluarga mereka dililit utang besar. Ia terlalu sering berpindah tempat, dijual kembali kesana kesini, karena para 'majikan'nya tak menyukainya. Karena itu, ia hanya mengetahui cara bertahan hidup dengan 'memuaskan' mereka. Namun kemudian ia bertemu dengan chanyeol, yang benar-benar mengubah hidupnya.

Chanyeol mungkin memang berubah menjadi kasar selama 2 tahun terakhir, namun bagi baekhyun, chanyeol tetap chanyeol saat mereka pertama kali bertemu. Disaat itu pula, baekhyun jatuh cinta pada chanyeol.

Ia masih mengingat jelas hari itu, ketika ia ditolong oleh chanyeol, di hari pertama mereka bertemu. Chanyeol menyelamatkan ia saat ia telah putus asa dengan keadaannya yang saat itu ia pikir takkan bisa diubah. Ia pun masih mengingat senyuman lebar manis chanyeol saat ia menyelamatkannya. Senyuman yang sudah tak ia lihat lagi selama 2 tahun belakangan. Entah apa yang mengubahnya menjadi kasar, ia pun juga tidak tahu walaupun ia selalu berada disampingnya.

sehun hanya diam terpaku saat baekhyun dengan lembut mengusap kepalanya. Sepertinya ia harus menetapkan hati untuk mengikuti permainan kecil kawannya ini. Setidaknya sampai baekhyun sudah pulih secara jasmani dan rohani. Sehun juga membuat catatan dalam hati agar mengunjungi psikologi profesional agar memudahkan dirinya mengurusi sang pemuda tersebut, dan hal-hal apa saja yang ia harus dan tidak boleh ia lakukan.

Dengan perlahan, sehun melepas dekapannya , berusaha tidak menyakiti perasaan pemuda tersebut, terutama saat hatinya sedang sensitif seperti sekarang ini. Walau sempat ragu untuk melepaskannya, namun baekhyun juga mengikutinya, melepaskan pelukan hangat yang cukup ia sukai. Dari atas kepala baekhyun, lalu menuju pipinya yang halus, sehun membelainya dengan lembut.

"kau masih basah kuyup, bagaimana kalau kamu sekarang mandi dengan air hangat? Akan kupersiapkan, aku tak mau kau sakit karena kehujanan" ucapnya lembut, seolah-olah baekhyun barang yang mudah rapuh dan harus dijaga sebaik mungkin. Memang sehun telah menetapkan hati mengikuti permainan bodoh ini, tapi bukan berarti ia harus berpura-pura seutuhnya menjadi chanyeol. Bah, ia bahkan tidak akan mau untuk bersikap seperti orang brengsek layaknya chanyeol walaupun itu hanyalah 'pura-pura'. Ia akan tetap menjadi seperti dirinya, dan menjaga baekhyun dengan cara yang baik-baik. Bukan menggunakan kekerasan seperti chanyeol.

Baekhyun hanya menganggukkan kepala, tersenyum simpul atas saran yang diberikan sehun. Nampaknya masih akan memerlukan waktu sampai baekhyun membiasakan diri terhadap 'versi baik'nya chanyeol ini. Namun tiba-tiba baekhyun mendongakkan kepalanya keatas, menyesuaikan tatapan wajah sehun yang memang notabene jauh lebih tinggi darinya (walaupun mereka sekarang ini sedang duduk dikasur) seolah teringat akan sesuatu hal.

"A-aku saja yang menyiapkan airnya sendiri! Tak perlu repot-repot mengurusku, yeollie. Aku bisa melakukannya. Terimakasih.."

Pedih rasanya sehun melihat baekhyun yang sekarang tersenyum kaku, telah terbiasa melakukan ini sehari-hari. Hidup mandiri tanpa mengandalkan siapapun diusianya yang masih muda, dan juga hidup dengan mengharapkan cinta dari seorang brengsek yang tak membalas cintanya, malah membalasnya dengan kata-kata dan tindakan kasar.

"baekhyun" panggilnya halus, menatap pemilik mata berwarna coklat chesnut itu intens. "mulai sekarang, bersandarlah kepadaku. Tak perlu melakukannya sendiri, aku akan menolongmu setiap saat sekarang. Tak perlu juga menahan diri, lakukan apapun yang kau mau layaknya remaja-remaja seumuranmu."

Sehun mengulurkan tangannya dan memegang tangan baekhyun, mengangkatnya pelan-pelan dan mencium punggung tangan mungilnya. Ia bersumpah, kepada dirinya sendiri, ia akan menyembuhkan baekhyun dari bayang-bayang temannya yang brengsek itu dan membuatnya bahagia. Pasti.











hey!!! this is the new chapter after long time :D how is it? i hope this isn't flop lol

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Me Back, Please | SebaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang