Chapter 4

4K 384 14
                                    

Sudah pukul 4 sore lebih 56 menit. Baiklah 4 menit lagi pukul 5 sore. Perlu kau ketahui jika aku sudah siap sejak pukul 4 sore. Aku pun sudah berusaha sebisa mungkin untuk terlihat tenang dan nyaman. Tapi hasilnya? Nihil.

Hotpants jeans abu abu yang berantakan di bagian ujung dan kaos V-Neck berwarna kelabu gelap melengkapi gayaku sore ini. Gelang karet hitam kesayanganku pun sudah terpasang manis di pergelangan tangan kananku.

Ting tong..                          

Oh Tuhan! Matilah aku. Panik, panik, A-KU-PA-NIK!

Setelah berputar putar tidak jelas, akhirnya aku berjalan ke arah pintu apartemenku namun sebelum aku membuka pintu, aku merapikan penampilan ku, menarik napas dalam dalam dan—

-Author’s POV-

“Hai”

“Hai”

“Apa aku terlambat?”

Skylar menggeleng seraya menarik kedua sudut bibirnya. “Ayo masuk.” Skylar membuka lebar lebar pintu apartemennya.

Setelah Harry masuk, Ia menutup pintu dan menerima mantel Harry. Ditaruhnya trench coat cokelat itu digantungan yang tersedia di samping pintu.

Harry agak takjub melihat isi apartemen Skylar. Desain interiornya begitu detail sementara aura klasik sangat kentara di detik pertamanya ia menginjakkan kaki ke dalam. Apartemen gadis cantik ini memang identik dengan warna cream. Tenang dan damai.

Saat Ia masuk pun, Ia langsung disambut satu set sofa putih berdiameter lebar yang terdiri dari satu sofa panjang dan dua sofa tunggal yang disusun berbentuk huruf U dan diletakkan tepat di depan perapian yang sudah menyala. Tidak ada meja tamu, ruang kosong di hadapan sofa itu ditutup sebuah karpet cokelat tua berbulu halus nan empuk dan ada banyak bantal kapuk berwarna cokelat dengan tingkatan warna berbeda dari yang paling tua sampai yang senada dengan warna sofa. Bantal bantal lembut tersebut disusun bertumpuk di pojok pojok bawah sofa. Sangat sederhana.

“Apakah ini dirimu?” Tanya Harry menunjuk sebuah foto gadis kecil sedang bertopang dagu diatas piano dan memajukan bibir bawahnya.

Ia langsung tertarik saat melihat sebuah meja buffet panjang berisi figura foto foto yang terdapat di samping ruangan yang diyakininya ruang televisi. Dindingnya pun di pasangi foto foto yang Harry yakini foto keluarga Osborne.

“Ya. Jelek sekali bukan?” Skylar mengangguk dan tertawa kecil.

Well, you look so beautiful here.” Harry menunjuk sebuah figura foto tanpa frame atau figura yang terlihat hanya menjepit foto diantara dua kaca yang berisikan foto foto candid Skylar yang banyaknya kurang lebih 42 foto. 6 vertikal dan 7 horisontal.

Skylar mendegus tertawa. “Terima kasih. Itu hadiah ulang tahun terbaik kedua untuk ku tahun kemarin. Setelah dari Zayn tentunya.”

All Of Sudden // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang