Cuk - 4

11.2K 2.2K 559
                                    

Rujak Cingur : Ongniel
2018

Jam 5 pagi daniel sudah terlihat rapi di kamar kosnya. Semua baju dan barang sudah masuk koper siap untuk pindahan.

Semalaman daniel gak tidur mikirin gimana bisa pindah dari kosan yang baru ditempatinya dua hari ini. Ya gimana bisa betah kalau ternyata dia ngekos di rumah seniornya yang kasar itu?

Huhuhu daniel rasanya mau balik ke jogja aja...

Mungkin ini salah daniel juga karena terlalu anak mama, dia jadi menunda-nunda keberangkatannya ke surabaya. Alhasil dia baru sampe surabaya H-1 sebelum masuk kuliah.

Malam-malam daniel harus menyeret kopernya keluar masuk kosan tapi gak dapet-dapet. Ya iyalah sudah pada penuh semua.

Setelah memutari lingkungan di sekitar kampusnya selama 2 jam akhirnya ada seorang ibu-ibu yang mengajaknya bicara.

"Golek opo Le (Cari apa nak)?"

"Badhe padosi kos-kosan buk (mau nyari kos-kosan buk)," jawab daniel sopan.

"Hoalah, wes golek nang jojoran kono? (Sudah nyari di daerah jojoran sana?)"

"Sampun (sudah) tapi penuh semua."

Si ibu itu tampak berpikir lama. Dia ngeliatin daniel dari atas sampai bawah. "Koen wong endi to le? (Kamu orang mana nak?)"

"Kulo saking jogja buk (saya dari jogja buk)."

"Woalah wong jogja to, yowis kene ngekos nang omahku ae (orang jogja ya? Ya udah sini ngekos di rumah saya saja)," ujar si ibu bikin mata berbinar-binar.

"Griyanipun kos-kosan nggih buk (rumahnya kos-kosan ya bu?)" Tanya daniel mengikuti si ibu memasuki sebuah rumah sederhana dengan taman kecil di depannya.

"Woalah ora. Omahe ibu mung duwe 3 kamar ae. Ibu mung tinggal karo siji anak lanang tok, kamare anakku sing mbarep kosong soale mari rabi. Koen turu nang kono ae. Wes lengkap kabeh enek kasur, meja, lemari karo kipas angin.

(Woalah enggak, rumahnya ibu cuma punya 3 kamar saja. Ibu cuma tinggal dengan satu anak laki-laki. Kamar anakku yang sulung kosong karena sudah menikah. Kamu tidur di situ saja. Sudah lengkap ada kasur, meja, lemari dan kipas angin)," jelas si ibu panjang lebar.

"Wah matur suwun sanget buk, niki biayane pinten nggih buk? (Wah terima kasih banuak bu, ini biayanya berapa ya bu?)," tanya daniel hati-hati.

"Hmmm piro yo? Aku ora tau bukak kosan e.  5 juta setahun piye? Kelarangan gak le? (Hmm berapa ya? Aku gak pernah buka kosan. 5 juta per tahun gimana? Kemahalan gak?)" Tanya si ibu.

"Oh mboten-mboten bu (oh enggak-enggak bu)" jawab daniel kesenengan dan langsung mengeluarkan segepok uang 50 ribuan dari dalam tasnya dan menyerahkannya ke ibu kos yang baru.

Sebelumnya daniel sudah keliling banyak kosan, rata-rata mematok harga 700 ribu sebulan. Bahkan ada yang sampai 1 juta. Makanya ketika si ibu kos menyebutkan angka 5 juta setahun, daniel dengan girang langsung menyetujuinya. Apalagi ini cuma dia saja yang ngekos, jadi lebih bebas dan berasa rumah sendiri.

"Niki kamar sinten nggih bu? (Ini kamar siapa ya bu?)" Tanya daniel begitu melihat kamar di sampingnya yang pintunya tertutup rapat dan ditempeli banyak stiker persebaya.

"Kamar anakku sing bungsu iku. Jian ndableg banget, ora tau mulih. Mbonek ae kerjoane (kamar anakku yang bungsu itu, nakal banget, gak pernah pulang, nonton bola aja kerjaannya)".

Daniel cuma manggut-manggut aja dengernya. Hmm sepertinya dia akan diam saja di kamar dan tidak mengganggu kamar sebelah.

"Yowis istirahat kono le, sesuk wes melbu to? (Ya udah istirahat sana, besok sudah masuk kan?)" Tanya si ibu.

Rujak Cingur : OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang