Act 02: [The Last day]

40 9 2
                                    

Bayangan dari bangunan benteng tua itu melindungiku dari panasnya sinar matahari.

—[Benteng ksatria]

Untuk kedaerah ini cukup menyusahkan juga. Melewati hutan Wyvran dan melawan beberapa Golem bertubuh gongsor. Berpikir untuk berjalan sedikit lebih keutara, itu lebih jauh dari perkiraanku.

Yah sekarang juga jam 06:00 pagi di dunia nyata. Lebih baik aku Log-out untuk sarapan, lalu melanjutkan setelah itu.

Seiring pikiranku mengarahkan window menu, pemilihan panel secara sontak mengambil pemilihan Log out.
Sistem Log out di dunia game ini cukup merepotkan, karena tidak bisa menghilangkan tubuh avatar, tetapi tetap meninggalkanya tampa kesadaran dalam bentuk tertidur.

Sebenarnya lebih baik log out di sebuah penginapan daripada daerah terbuka, tapi mau bagaimana lagi.

Tatapanku memudar, tergantikan oleh pilar-pilar cahaya yang terdistrorasi secara teratur, lalu menghilang.



"Haaaaa......." tubuhku dengan jelas merasakan empuknya kasur mikikku.

Dengan perlahan aku membuka VG (Virtual gear) milikku yang berbentuk Oval yang memiliki vungsi seperti kacamata, yah kacamata virtual game.

Aku segera menginjakan kakiku keatas permukaan lantai yang dingin, lalu berjalan menuju pintu kamar yang memang sengaja aku kunci.

Decitan pintu mulai terdengar selang aku mendorong dengan perlahan, melengangkan langkah menuruni tangga.
Untuk sesaat aku berpikir bahawa besok adalah hari yang tepat untuk bermain game secara full. Yah, bagipula aku sudah tidak bersekolah lagi sejak beberapa minggu setelah kelulusan SMA.

"Onigiri... Lagi." ujarku setelah melihat isi dari balik mangkuk yang di tutupi oleh penutup kramik.

Walaupun begitu aku adalah orang yang termasuk beruntung, adik laki-lakiku yang wajahnya seperti perempuan itu sanggat baik mau menyiapkan sarapan untuk diriku. Walaupun dia sedang sibuk dengan semester pertama di kelas dua SMA.

"Selamat makan....."



Untuk beberapa saat pikiranku sedikit membawaku ke alur yang tidak bisa di mengerti.

Beberapa saat aku mencoba mencari kebenaran dari kebenaran. Aku masih belum bisa menjelaskan apa yang terjadi di dunia ini.

Orang yang sedang bicara di depanku adalah sistem program, tidak lain dan tidak akan berubah. Untuk sesaat mata hijaunya terus memperhatikanku.

"Tuan....?"

Tapi, kenapa dia bisa mengucapkan kata-kata dan ekspresi seperti itu? Apa ini benar-benar di dalam game Survival Online? Atau aku sedang berada di dunia game yang berbeda. Tidak, itu mustahil! Saat ini, konten dan map tidak ada yang berbeda, tapi ini sanggat aneh.

Seharusnya aku tahu hal ini setelah menolong Stella dan mendengarkan ia berbicara layaknya seorang player.

Baiklah, mari kita ingat kembali kejadian sebelum ini berakhir dengan sanggat membingungkan.

#Flhasback.

".........."
Monitor pc milikku masih menampilkan window menu dari masseger yang sedang berdebat dalam lingkup group yang sama.

Trou32@gmail.com: oy! Konten quest ke tiga gk bisa di buka!

Sayuneet@gmail.com: tidak, kau harus mengikuti quest Leader bron dulu.

Rejizen@gmail.com: apa kalian lihat meteor yang turun ke tebing kematian? Apa itu event!?

Sayuneet@gmail.com: tidak, itu hanya seorang player bodoh yang masih belum mengetahui sistem menyerang...

Anda "The_L@gmail.com: ...."

Deathsen@gmail.com: 😂😂😂

Kuhaku33@gmail.com: ada yang tersinggung, wkwkwk! 😂😁😂

Star@gmail.com: Survival online top one!

Kira-san3@gmail.com: ayo on! Kita selelasikan quest calaerix di desa Vhanihir! 👍👍👍

Melihat list semakin bertambah, aku segera mematikan jendela obrolan lalu mengambil VG dan dengan segera mengenakannya.

Sekarang ini jam 08:32, untuk ke ibu kota arnette, hanya butuh setengah jam. Mungkin memang keputusan yang baik untuk on lebih awal, yah sekalian aku ingin belajar sesuatu yang baru dari dalam game itu.

"... Game strat..."



Kesadaranku secara bertahap mengolah data dalam pikiranku. Setelah melihat cahaya yang terdistorasi. Mataku akhirnya terbuka.

Cahaya terang mulai menyelinap dari antara bebatuan sedimen yang tersusun rapi, udara yang sedikit lembab menandakan lamanya bangunan ini di tinggalkan.

>>[Memahami astrelog]

"......."
Benteng ksatria ini memiliki beberapa tingkat, untuk saat ini aku berada di tingkat kedua.
Untuk sekarang aku harus cepat-cepat keluar dari benteng ini sebelum jam di dunia ini tengelam (sore/malam).

Sesaat setelah diriku melangkah keluar dari gerbang yang terbuat dari potongan balok tebal, sebuah suara gemuruh secara sontak menghampiri pendengaranku.

"Apa yang terjadi...?" ucapku sambil mulai membuka window maping.

Sebuah layar persegi sebesar satu meter secara spontan terbentang di depanku, jalur-jalur dan beberapa titik hijau yang mengepung titik merah. Mengarahkan pikiranku kepada kedua titik tersebut, secara instan data menunjukan list name pada kedua titik tersebut.

Titik hijau ialah prajurit kerajaan dan satu titik merah itu adalah seekor Wyvren. Secara keseluruhan prajurit NPC itu berlevel 18-23 sedangkan Wyvren berlevel 46, ini jelas pertarungan yang berat sebelah.

"Baiklah...."

Dengan segera aku berlari menuju tebing curam yang terletak cukup dekat dari benteng ksatria.

Untuk sampai kesana tidak membutuhkan waktu yang lama, ini semua berkat level Agillity-ku yang tinggi.

"Semuanya! Jangan gentar, mari kita tunjukan kekuatan dari pasukan kerajaaan!!!"

Dari bawah sana, seorang pria berbadan besar terus saja menerikaan opini secara keras.

Para prajurit yang memakai helem hitam itu terus saja mengayunkan pedang dan tombak mengikuti arah terkaman Wyvren.

"Stella! Gunakan sihir angin!"

Dari sisi prajurit yang memakai jubah, seorang gadis dengan rambut pirang emas mulai merapalkan mantara. Sinar hijau dari tulisan kuno yang memiliki atribut unik mulai mengelilingi sosoknya.

"Blade wind!"

*Sruuufffttt!

Sang Wyvren terombang-ambing, kehilangan keseimbangan lalu mulai menjatuhkan diri.
Tapi tidak di duga, sihir angin itu secara misterius bisa di gunakan oleh Wyvren.

*Srrrfffttt!

"Kuh...!"
Gadis itu terangkat kelangit, sihir angin dari Wyvren membuatnya kewalahan.

"Stella~!" dengan sanggat cepat seorang wanita dari group penyihir itu merapalkan mantra.

"..... Hup!"
Aku berpikir untuk segera menolongnya, lalu menangkap tubuhnya seperti sedang mengendong seorang putri.

"Sudah tidak apa, kau bisa membuka matamu..."

"Huh?"

~to continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

«Survival» OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang