Bab Dua Novel

6.7K 198 9
                                    

Dua - Aron Lozghiyo


Mimpi itu lagi-lagi datang mengusik malamnya.

"Kenapa kau memukulinya ?!" Gadis itu berdiri menutupi seseorang yang baru saja tersungkur akibat pukulannya.

"Menyingkir !" Aron meminta gadis itu menyingkir dengan nada sengit.

"Tidak !. Sekali lagi kau melukainya, maka aku akan-"

"Akan apa ?. Kau akan memberikan tubuhmu untuk ku nikmati ?. Sama seperti kepadanya ?" Ejekan sinis diucapkannya pada gadis itu.

"Apa katamu ?" Gadis itu terlihat terkejut.

"Kau pikir aku tidak tahu apa yang selama ini kalian lakukan dibelakangku ?!. Kau bermain dengannya !. Kalian mengkhianatiku-"

Plaakk !

Tamparan keras menyentuh kulit pipi Aron.

"Siapa yang mengkhianati siapa ?!. Kau bodoh karena mempercayai mereka dari pada kami !. Kau.. kau tahu bagaimana perasaanku padamu, Aron.." Gadis itu menatap penuh permohonan. Berharap Aron akan luluh dan percaya padanya.

"Lihat dirimu !" Aron yang berkali-lipat merasa lebih marah ketika mendapatkan tamparan itu justru tidak berhenti.

"Seharusnya sejak awal aku tau !. Kau sama seperti lainnya !. Gadis jalang sialan yang rela menyerahkan apapun untuk pria manapun !"

Gadis itu terdiam. Membeku.

"Cukup Aron !" Suara serak dibelakang gadis itu membuat Aron mengalihkan pandangannya.

"Mau bertindak layaknya pahlawan Dave ?. Karena dia sudah memberikan segalanya padamu jadi-"

"Berhenti Aron !" Gadis itu menatap tajam penuh kebencian pada Aron.

Pertengkaran itu menjadi tontonan bagi teman-teman mereka.

Aron memaki pelan. Tapi dia menurut untuk diam.

"Apa mau mu ?!" Tanya gadis itu pilu.

Aron berpikir sejenak. Apa yang sesungguhnya dia inginkan ?.

Bisikan setan itu kemudian menghampirinya. Ingatan akan foto yang memperlihatkan gadis itu dengan Dave tidur bersama tanpa sehelai benangpun kembali menyulut amarahnya.

"Menghilanglah dari pandanganku !. Kau dan dia ! Kalian berdua !." Bentaknya.

"Baik. Sesuai ke inginanmu." Jawaban tegas itu sungguh tidak diperkirakan oleh Aron.

Bahkan ketika gadis itu pergi sambil memapah Dave yang terluka, Aron tetap terdiam.

Dan penyesalan mulai merayapinya. Perasaan marah itu menggelayutinya sehingga lupa bahwa gadis itu amat dicintainya. Perkataan itu jelas menyakiti gadis-nya.

Ketika tekadnya bulat untuk meminta maaf, kesempatan itu tidak pernah ada untuknya. Gadis itu sungguh mengabulkan permintaannya. Dia menghilang dan tidak pernah kembali.

-oOo-

Aron tersentak bangun. Peluh menetes dari dahinya. Mimpi buruk itu terus datang menghampiri malamnya. Menekankan rasa bersalah dan penyesalan yang terus mencekiknya tanpa ampun.

Pria itu beranjak dari ranjangnya. Sesaat melirik ponselnya yang menujukkan angka 02.12.

Dini hari dan Aron yakin bahwa ia tidak akan bisa terlelap lagi. Cara satu-satunya adalah mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Hanya itu yang selalu dilakukannya setiap malam. Membekukan otot tubuhnya dan menahan pikirannya dari ambang kegilaan.

Wanted By You (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang