Chapter 1.1

1.1K 52 10
                                    

*-Charlie-*

Langkah gadis tomboy dengan paras cantik itu sudah terasa semakin berat karena lelah yang menghampirinya setelah sekian lama menyusuri jalan sepi ini.

Namun, dalam setiap langkah yang ia punya, gadis itu selalu saja menyunggingkan senyuman.

Merasakan sakit yang menerpa kedua telapak kakinya membuat ingatnya menjadi tenang dan terdiam.

Igatnya yang selalu saja tertuju kepada seseorang yang pernah mengisi hari-harinya seakan menghilang disaat kakinya semakin jauh melangkah, dan juga disaat badannya merasakan kelelahannya.

Setelah sekian lama Charlie menyusuri jalan sepi, ia merasa bahwa kantung kemihnya seolah akan jebol karena sudah penuh dengan air yang ia konsumsi sedaritadi.

Sebelum melakukan aksi nekatnya, Charlie melirik ke kanan dan ke kiri dan ternyata dewi keberuntungan sedang berpihak kepadanya karena ia tidak mendapati satu orangpun di Jalan ini, dan dengan pemikirannya yang nekat, ia segera bersiap membuang isi kantung kemihnya disisi Jalanan yang terbuka.

Setelah berusaha membuka kancing celana jeansnya dan berjongkok, gadis itu menangkap suara derum mesin mobil di kejauhan dan secara otomatis membuatnya mengurungkan niat untuk buang air kecil.

Mobil itu berhenti di depan Charlie dan jendelanya terbuka menampakkan seorang Lelaki yang sedang memasang senyum bajingan yang akhir-akhir ini sering di lihat oleh Charlie.

"Hai cantik! Kau membutuhkan tumpangan?" ujar si Lelaki di balik kemudi dengan disertai senyum menyunggingnya yang menjijikkan.

Melirik ke kanan dan ke kiri, Charlie menyadari bahwa ia tidak melihat ada mobil lagi, dan ia sempat berpikir untuk menumpang kepada Pemuda itu sampai ke Pusat Kota.

Namun Charlie mengurungkan niatnya secepat mungkin saat ia melihat seringai Pemuda itu berubah semakin besar.

Charlie tahu Lelaki itu menginginkan sesuatu, dan sayangnya Charlie tidak akan pernah menginginkan sesuatu itu terjadi.

Mobil Lelaki itu melaju cepat meninggalkan asap kecil setelah Lelaki itu berkata "Terserah" dengan nada mencemooh yang mana membuat Charlie semakin muak saja.

Setelah mobil Pemuda brengsek itu menghilang dari ujung pandangan Charlie, gadis tomboy itu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Dan entah mendapat sihir darimana, rasa ingin membuang air kecil yang sedari tadi mendesak Charlie hilang begitu saja.

Langkah Charlie kembali berlanjut sambil tidak lupa disertai dengan kepulan asap yang keluar dari bibir tipisnya.

Charlie terpejam sedikit saat ia merasakan asap itu keluar masuk kedalam paru-parunya dan berhasil membuat pikirannya semakin tenang.

Setelah beberapa puluh langkah berjalan sambil menghisap batangan kanker yang di himpit di antara jari telunjuk dan juga jari tengahnya, ia bisa mendengar suara derum mobil lagi di kejauhan sana.

Matanya yang berwarna biru laut menatap lurus kekejauhan sana. Tepat ke mobil berwarna silver yang melaju dengan kecepatan sedang.

"Shit!" umpatnya saat ia mengetahui pemilik mobil itu. Mobil milik Julia.

Charlie tahu pasti itu adalah mobil Julia, plat nomor yang dikenakan Julia masih sama dengan saat terakhir kali Charlie melihatnya.

Dan benar saja, mobilnya berhenti di samping Charlie di barengi dengan jendela yang mulai terbuka yang secara otomatis menampakkan seorang wanita berrambut blonde dengan iris mata yang sama birunya dengan yang dimiliki oleh Charlie.

Bird Of Prey (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang