Bonus Chapter

507 32 22
                                    

*-----*

WARNING!

PART INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA DIDALAMNYA!

BAGI MEREKA YANG MASIH DI BAWAH UMUR HARAP NAIK TERLEBIH DAHULU AGAR TIDAK DIBAWAH.

PLEASE APOLOGIZE TO ME BECAUSE THIS PART IS GONNA BE SO F*CKING GROSS (Terutama bagi mereka yang membenci LGBTQ s*x).

Ps: I cry so HARD because I make this part. I can't believe I make this!

          Wanita cantik berrambut blonde itu menunggingkan senyum saat mata mereka yang memiliki iris se-biru langit itu bertubrukan. Sedari tadi, senyum wanita itu mengundang senyum gadis tomboy yang sedang terduduk diatas nakas sambil mengemut es batu seperti kebiasaannya di pagi hari.

Charlie mengangkat alis saat ia melihat Julia mendekatinya dengan senyum merekah dari telinga ke telinga. Saat Julia menarik leher belakang Charlie, gadis cantik itu semakin mengerutkan kening karena tidak mengerti.

"Kau baik-baik saja?" ujar Charlie saat mendapati perilaku Julia aneh kepada dirinya.

Pertanyaan itu membuat Julia jadi mengurungkan niatnya untuk menarik wajah Charlie mendekat, kemudian wanita cantik berrambut blonde itu pun mengambil sendok yang berada di dalam gelas yang Charlie genggam, Ia kemudian mengambil satu es batu yang masih utuh dan segera menyuapkannya pada dirinya sendiri.

Saat Julia membuka bibirnya untuk memperlihatkan es batu yang berada di mulutnya, saat itu pula Charlie mengerti dengan sikap aneh Julia sedaritadi. Ternyata wanita cantik itu ingin mengulang kebiasaan mereka dulu kala.

Tanpa berpikir lebih panjang, Charlie turun dari atas kabin kemudian meletakkan gelasnya diatas meja makan lantas segera berbalik untuk memangku Julia dan mendudukkannya diatas kabin.

Julia tersipu malu karena Charlie dapat mengerti apa yang melintas didalam kepalanya dan dengan itu wanita cantik itu melilitkan lengan berisinya pada bahu lebar Charlie dan segera memejamkan mata sebagai tanda kalau ia menunggu.

Lain Julia, lain Charlie karena gadis tomboy itu justru terdiam mematung tidak ingin memulai permainan lebih awal. Gadis tomboy itu hanya membiarkan Julia memejamkan mata dan mulai merekatkan ikatan lengannya pada belakang leher Charlie tanpa dibalas sedikitpun oleh gadis tomboy itu.

Kening mereka menyatu, bibir mereka terbuka saling menunggu juga ditambahi dengan deru napas yang menderu. Suasana sepi tercipta diantara kedua jiwa yang masih saling menunggu tanpa balas, membiarkan semesta memberikannya permainan saling tarik ulur satu sama lain tanpa ingin membiarkan keduanya memulai apa yang sedari tadi berada di alam keinginan mereka bersama.

Beberapa detik berlalu, keduanya masih saja enggan untuk saling menyatukan bibir dan memulai permainan mereka sampai akhirnya es batu didalam mulut Julia sudah meleleh dan tertelan ke kerongkongan wanita cantik itu.

"Kau curang" ujar Charlie seraya menarik diri menjauh membuat Julia jadi memasang wajah keheranan karena tidak mengerti dengan apa yang Charlie maksudkan.

Gadis tomboy itu melenggang, melangkah santai menuju kulkas lantas mengambil satu es batu dari dalam freezer dan kemudian mengulumnya pada satu sisi mulut. "Tidak akan menjadi kebiasaan kita jika tidak dibarengi dengan ini" lanjut Charlie seolah mengerti dengan kerutan yang masih saja terukir di atas kening Julia.

Sepersekian detik selanjutnya, Julia langsung tersenyum paham dengan maksud Charlie barusan. Mereka tidak pernah memulai kegiatan mereka jika tidak dibarengi dengan es batu. Jika saja mereka berciuman tanpa ada es batu didalam mulut mereka, rasanya agak sedikit berbeda. Biarpun Julia dan Charlie tetap menyukainya, namun sensasi panas dan dingin itu seolah hilang dan sensasi itulah yang mereka rindukan.

Bird Of Prey (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang