Arkan begitu santai duduk di kantin sekolah dengan satu mangkuk bakso dan segelas es teh manis yang berada di depannya, padahal ini masih jam pelajaran. Sambil memakan baksonya, dia membuka handphonenya. Dibukanya grup line dengan nama 'BANGSTA'.
ArKn : tes tes 123
Miloo : Bri6
ArKn : jahat :(
Rio : kemana lo nyet
Harpa : Bri6 '2
Harpa : Bri6 '3
Harpa : Bri6 '4
Genta : lo yang brisex kampret
ArKn : ih mulutnya :(
Harpa : ih mulutnya :( '2
Rio : ih mulutnya :( '3
Miloo : ih mulutnya :( '4
Genta : Bangsat -_-
Gagali : W k w k w k
Arkn : Bangsta kan emang bangsat.
Miloo : iyain biar fast.
Genta : Lo dimana elah Kan?
Arkn : kantin. Sini gercep yg sampe duluan gue traktir.
Rio : Siap kapten.
Arkan menutup aplikasi Linenya dan kembali memakan baksonya. Tidak lama kemudian Rio datang dengan napas yang tidak teratur. Kemudian dia duduk di depan Arkan."Traktir gue, gue sampe duluan." ujar Rio sambil nyengir.
"Iya. Pesen aja." ujar Arkan. Kemudian cowok itu berjalan menuju lapak pakde Jo.
Harpa, Milo, Galih, dan Genta pun datang. Begitu pula Rio yang kembali ke meja dengan membawa dua piring nasi goreng dan satu gelas es teh manis.
"Buset Yo. Itu lo beneran abis?" tanya Galih heran.
"ya dong, kalo ditraktir harus dimanfaatkan sebaik-baiknya."
"Malang nasib dompet." ujar Arkan dengan nada memelas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Mereka tertawa serempak.
"Aidan mana?" tanya Arkan yang sedang mengaduk es teh manisnya.
"Pipis." jawab Milo singkat.
"ohh."
Bukannya belajar, mereka malah nongkrong di kantin. Menurut penjelasan Genta, mereka bisa keluar karena bu Dewi tidak ada dan mereka hanya diberi tugas. Tidak lama kemudian Aidan muncul di hadapan mereka. Dia muncul sambil mengelus perutnya.
"Laper." eluh Aidan di hadapan teman-temannya.
"Makan lah, ntar sakit tau rasa." ujar Milo yang tengah mencomot telur ceplok di nasi goreng Rio. Kemudian Aidan menggeser satu piring nasi goreng Rio dan memakannya dengan wajah tanpa dosa.
"Nasi goreng gue, anjing." cecar Rio tidak terima. Arkan kemudian menyumpal mulut Rio dengan timun.
"Di hadapan rejeki gaboleh maki." ujar Arkan menasehati Rio. Rio mengangguk tidak ikhlas.
"Arkan, punya kontak Shiena gak?" ujar Milo yang membuat semua menatapnya dengan heran.
"Wah Milo, udah gede." ujar Galih sambil mecolek-colek pipi Milo.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST ENEMY
Teen FictionBagaimana ketika dua orang yang saling bermusuhan tinggal di rumah yang bersebelahan? Bagaimana ketika dua orang yang saling membenci selalu bertemu pandang setiap hari? Arkan selalu merasa risih karena hadirnya Aera. Begitu pula sebaliknya. Ti...