Arkan Kai Danuarta

20 4 0
                                    

Seseorang mengejar Arkan dengan sebelah sepatu di tangannya. Dia tidak berhenti meneriaki Arkan. Dia terus mengejar Arkan. Kemudian, dengan satu lemparan, sepatu yang dipegangnya melayang tepat di dahi Arkan saat cowok itu menghadap ke belakang sambil cengengesan.

"Aduh! Sakit! Aww mata gue! mata gueee sakit." teriak Arkan mengaduh di sepanjang koridor sambil memegangi matanya. Semua melihatnya dengan wajah bingung.

"Yang kena jidat lo bego, kenapa mata lo yang lo pegang. Goblokk." ejek cewek yang tadi melemparnya dengan sepatu. Ia menertawai Arkan. Sangat keras.

Arkan menggeram lalu mengambil sepatu yang tadi mengenai dahinya dan satu sepatu lagi yang disembunyikannya di saku celananya. Dengan sekali lempar sepatu itu jatuh di got dekat lapangan. Arkan yang merasa menang pun menjulurkan lidahnya ke arah cewek itu.

"Arkan bego! Itu mahal! Anjir ya lo Kan."

"Berapa sih? Paling converse yang seratus rebuan di pasar." ujar Arkan remeh.

"Bodo ah, liat aja pembalasan dendam gue. Aera Andromeda gak akan pernah kalah dari Arkan." ujar cewek itu. Ya, namanya Aera. Musuh terbesar Arkan, karena sifatnya yang sangat menyebalkan.

Mereka itu raja dan ratunya kalau soal berantem. Tidak ada hari tanpa perdebatan mereka dan ulah mereka. Setiap bulan pun mereka tidak pernah absen dari ruangan BK dengan masalah yang sama. Kalau tidak Arkan yang mengerjai Aera, Aera yang mengerjai Arkan.

"Yoi, gue tunggu pembalasan seorang Aera." ujar Arkan enteng. Kemudian meninggalkan koridor dan menuju kelas. Sementara Aera berlalu, badannya perlahan hilang dari koridor sambil mendengus kesal.

Sesampainya di kelas, Arkan dikerumuni teman-temannya. Milo, Harpa, Genta, Rio, Galih dan juga Aidan. Teman-temannya memandangi dahi Arkan yang memerah dengan bingung.

"Kenapa lagi lo Kan?" tanya Aidan sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Gak liat apa?" Arkan menunjuk dahinya yang memerah. "sakit tau." lanjutnya dengan wajah runyam.

"Pasti Aera lagi kan? Iya kan Kan?" ejek Rio sambil menaik turunkan alisnya. Sementara itu Arkan mengernyit aneh mendengar kata 'kan Kan' lalu terkekeh samar.

"Ya biasa lah. Siapa lagi." jawab Arkan santai sambil mengusap dahinya yang merah. Kepalanya lumayan pusing karena dilempar sepatu. Dia ingin ke UKS, namun mengingat sikap penjaga UKS yang sangat galak kepadanya, ia mengurungkan niatnya.

Arkan yang mengantuk memilih untuk tidur. Diacuhkannya celotehan teman-temannya. Dengan earphone yang melantunkan instrumen lembut, tidur Arkan sangat tenang. Hingga tidak sadar membayangkan Aera dalam pikirannya.

BEST ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang