first; you're vain

478 85 26
                                    

vain
extremely proud of yourself, disrespectful.

🎢


Jini mau tak mau langsung mengantri lagi dari belakang untuk wudhu ulang. Tadi dia disenggol sama anak cowok saat sama-sama mau masuk ke musholla.

Jini mengangkat sedikit rok birunya saat membasuh kaki. Ini adalah hari ketiga ia mengikuti rangkaian kegiatan mos SMA, dan masih dalam balutan seragam putih-biru.

Setelah sholat dzuhur, ia kembali ke kelas seperti yang dikatakan seniornya.

"Yang udah sholat langsung makan yaa, 15 menit cukup kan?"

"Kurang, kaaak." "30 menit kak!!" "20 deh 20!"

"Yee nawar. 15 menit ya, abis itu kita ke lapangan latihan pbb." ucap Borim dan Suwoong, kakak pembina di kelas Jini.

---

Mungkin sudah tiga puluh menit lebih Jini berdiri di lapangan sekolahnya. Berdiri dibawah matahari yang panasnya lagi luar biasa, rasanya seperti menembus topi yang ia pakai.

"Elah, kalo istirahat ditempat-balik kanan-balik kiri gue juga udah ngerti kali. Ngapain belajar lagi, sih." keluh cewek disebelah Jini, yang baru dikenalnya tiga hari ini. Namanya Diana.

"Tau ya, Di. Mana panas banget lagi." ucap Jini yang mulai geliyengan karena sumpah, ini panas banget.

"Gila sih hari ini panasny-- eh yaampun, kok lo berdarah sih??!"

"Hah?" Jini bingung dengan omongan Diana barusan.

Merasa ada yang mengalir dari hidungnya, Jini langsung menyentuh atas bibirnya. Sekarang jarinya sudah berlumur darah merah segar, badan Jini langsung terasa lemas dan reflek duduk dilapangan.

"Kak ada yang mimisan!!!"

Murid-murid disekitar Jini langsung bergerombol, ada yang panik, ada yang manggilin Borim dan Suwoong, ada yang cuma ngeliatin doang.

Sampai ada seseorang yang berlari kearah Jini dan memecah gerombolan itu,

"WOONG! KALO ADA ANAK LO YANG SAKIT, BILANG DONG!"

"PMR MANA? JAGA YANG BENER! ANAK-ANAKNYA DITANYAIN MASIH PADA KUAT APA ENGGAK!"

Jini tidak pingsan, hanya lemas. Ia masih sayup-sayup melihat muka panik Diana, ia pun masih sanggup mendengar suara teriakan laki-laki itu yang semakin lama semakin mendekat.

Tiba-tiba Jini merasa terangkat, bukan pake tandu, tapi digendong.

---

Merasa tenaganya sudah kembali, Jini membuka matanya perlahan. Tembok putih, dan ada banyak kasur disampingnya, ia menyadari dirinya sedang berada di uks. Tadi saat disuruh istirahat, Jini sempat tertidur. Jini melihat jam dinding disana sekilas lalu melihatnya lagi,

HAH JAM TIGA??

gila. Harusnya Jini udah pulang sekarang, tapi kenapa ia masih disini?


Klek.


"Eh, udah bangun. Masih pusing?"

Disini gak ada orang lain, pasti ia ngomong sama Jini kan?

7 Things • [Euijin×Euijin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang