Bab 2

86 7 1
                                    

"Ting" pintu lift terbuka mereka langsung berjalan menuju basemant. Beberapa menit mereka sudah menaiki mobilnya masing-masing kecuali danis bareng dengan miko. Di perjalanan miko paling suka mendengarkan musik marcus & martinus -never-.

Akhirnya mereka tiba disebuah mall ternama yaitu Salt Like City. Mall itu menjadi salah satu pusat terbesar di los Angeles. Miko dkk memarkirkan mobilnya dibasemant. Dan mereka pun keluar satu per satu dari mobilnya.

"Anjayy... Keren joy" ucap raihan takjub.

"B aja kalee" sahut miko menoyor kepala raihan. Dan raihan balas menoyor kepala miko.

"udah yuk! Masuk!" sahut danis berjalan santai sembari tangannya dimasukan ke saku celana. Dan melewati mereka hanya melongo melihat danis dengan gaya so iye nya, kecuali miko.

"so cool amat tuh anak" sewot raihan tidak mau kalah. Jelas saja danis lebih tampan di bandingkan raihan yang hanya modal pas pas-an.

"yaiyalah... Danis kan cowo idaman, han" ucap dino menepuk bahunya dan mengajak dia masuk ke dalam mall tsb. Raihan hanya mengangguk sebagai jawaban.

❤❤❤


"writer" panggil miko melambai-lambai pada pelayan cafe. Dan segera sang writer bergegas menghampiri meja mereka.
"emm.. Coffe mochacino and add sugar, than sandwich" ucap miko sangat mahir berbahasanya. Walaupun hanya sekedar memesan makanan.
Lalu dia menoleh ke teman temannya yang hanya bergeming melihat daftar menu.

"gua cappucino late sama roti panggang deh" sahut raihan dan danis serempak. Mereka menoleh satu sama lain.

"dih? Kopas lu" tunjuk raihan pada danis yang telah menyamakan pesanannya.

"emang nenek moyang lu yang punya restoran ini?" jelas danis merasa kesal. Tapi, ia sabar menghadapi raihan yang notabenya keras kepala.Dino dan miko hanya diam saja mereka tidak mau ikut campur urusan keduanya.

Setelah semua hidangan di depan mata. Mereka langsung menyantap dan tiba tiba handphone danis bergetar di atas meja menandakan sebuah panggilan masuk, ia menatap teman temannya mengisyaratkan 'gua angkat bentar' , kemudian mereka mengedikkan bahu. Dan danis berlalu dari teman temannya.

"gua rasa yang nelpon si fira dah" sahut dino menyeruput jus mangganya.
Dan miko menimpali "emng itu fira kali"
"masa si?" jelas dino tak percaya.
"dih, batek amat dibilangin orang tadi gua liat namanya" tukas miko mulai jengkel.
"yaudah si" ucap dino menyudahi percakapan.
Setelah itu mereka menuju apartement miko.

❤❤❤

Danis POV

"hai ,danis" sapa orang disebrang sana melalui benda pipih yang sedang gua pegang.

"ada apa?" balas gua to the point. Karena malas mendengar omongannya.

"kamu dimna?" tanya fira. Tepatnya mantan pacar danis.

"gak usah basa basi deh!" muak gua mendengar suaranya.

"kamu masih marah sama aku?" tanya nya hati hati takut gua meluap emosinya.

"udah ah! Gak penting kan? Gua tutup"
Gua matiin sepihak karena gua udh muak, marah, kesal mendengar ocehan, omongan, basa basinya. Akhirnya gua melangkah menuju meja miko. Setelah itu gua langsung bergegas menuju apartement miko.

Diperjalanan, kawan kawan gua tampak paham melihat raut wajah gua dan mereka tidak ingin mencampuri urusannya gua dan dia .


❤❤❤

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang