Maaf

154 12 2
                                    





Dear Senja,

Maafkan aku yang lagi-lagi hanya mampu menuangkan segalanya dalam kata-kata di atas kertas.

Bukan maksudku melupakan mu. Hanya saja.. aku sibuk. Alasan yang klasik.

Maafkan aku. Entah sudah berapa senja yang kulewati tanpa memikirkanmu. Aku benar-benar merindukanmu, namun apalah daya ku yang hanya bisa mengingatmu dikala senja. Dan itu pun belakangan ini jarang ku lakukan.

Jika diingat-ingat sudah hampir tiga bulan aku meninggalkan kebisaanku duduk diteras. Memikirkan mu dikala senja hampir hilang.

Dan kini, di ujung Senja aku menuliskan suratku sekali lagi.

Ada kabar untuk mu.

Kabar bahagis dan kabar mengejutkan. Bukan hanya bagimu, tapi bagiku juga.

Aku akan memulai dari kabar bahagia.

Hari ini, aku dinyatakan sembuh total oleh Ahtar. Aku sudah pernah mengatakan tentangnya, bukan?

Berkat Allah melalu Ahtar lah aku sembuh Senja. Aku bisa kembali berjalan walaupun tak selincah dulu.

Aku senang. Alhamdulillah. Aku tak akan merepotkan ibu dan ayah lagi. Kau juga ikut senang Senja? Karena aku sembuh, aku akan menepati janji ku padamu. Janji ku untuk mengunjungimu. Tunggulah aku Senja :)

Senja,

Ada satu kabar lagi, kabar ini dari ayah. Ayah yang mengatakan nya pada ku kemarin malam. Saat aku dan ibu duduk diteras.

Kau tau apa yang ayah katakan?

Ayah bilang aku akan... dilamar.

Oleh Ahtar.

Aku benar-benar terkejut Senja. Mereka tahu aku mencintaimu, aku selalu memikirkanmu. Tapi bagaimana mungkin mereka sanggup mengatakan itu?

Aku tak tahu harus bereaksi seperti apa.

Selama ini, ayah dan ibu mu lah yang merawatku layaknya anak kandung mereka. Mana mungkin aku membantah mereka.

Lagipula dari awal mereka memang ingin menjodohkan ku. Kalau kata ibu seperti ini, "Fatimah, diusia mu saat ini seharusnya kau sudah menikah. Menimang anak dan mengurus suami. Kenapa masih menunggu Senja? Lupakan ia, pikirkan masa depan mu Fatimah."

Aku terdiam.

Aku tak mampu berkata-kata Senja.

Senja,

Maafkan aku.

Mungkin, di ujung senja ini. Inilah senja terakhirku memikirkanmu. Pagi tadi, Ahtar dan keluarganya datang melamarku dan besok, aku akan menjadi istri sah Ahtar.

Maafkan aku Senja, maafkan.

Aku takkan melupakan mu. Kau orang pertama yang berhasil membuatku dekat dengan Allah. Kau yang telah merubahku menjadi lebih baik. Terima kasih. Terima kasih Senja.

Sesuai janji ku, mungkin lusa aku akan mengunjungi mu.

Itu saja.

Senja mulai berakhir. Aku akan bersiap sholat maghrib. Sekali lagi maaf dan terima kasih Senja.

Tunggu aku.

Wassalamua'laikum...





Beribu maaf,

Fatimah

Di ujung Senja[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang