15% - Lost of Lust

5.7K 380 368
                                    

Plak!

"Akh!"

Plak

"S-Sakit, Guan! N-Ngahh.."

Plak

"..hiks a-ampun uh! J-Jangan, ahh, janganh pukul lagi—Akh!"

Jinyoung merintih saat merasakan telapak tangan Guanlin menampari pipi bokongnya dengan keras, membuat bokongnya terasa dijalari oleh rasa perih dan panas yang seakan membakar kulitnya.

Tubuh telanjangnya kini telah dibanjiri peluh, nampak berantakan sekaligus menggoda terlebih posisinya yang saat ini tengah menungging erotis di atas sofa dengan kedua tangan yang terikat kencang di belakang punggung.

Sial, bagaimana bisa ada seorang lelaki yang seindah ini? Tanpa melakukan apapun dan cukup berekspresi memelas, Ia sudah berhasil membuat ereksi Guanlin meronta minta dipuaskan.

Plak

"Jangan, hm? Bukannya kamu paling senang kalau dilecehkan begini, slut?" Laki-laki cantik itu menggeleng keras, air mata berjatuhan membasahi wajahnya. "Jangan mengelak, dasar jalang!"

"..hiks—Eungh, tidak G-Guan."

Di dalam hatinya Guanlin merasa sesak, melihat Jinyoung menangis terlebih merintih seperti ini adalah hal yang paling dibencinya sejak dulu. Dan kali ini Ia kembali menyaksikannya lagi, dengan dirinya yang menjadi alasannya.

Satu kata untuknya, brengsek..

Jinyoung menjerit, merasakan sebuah cakaran menggores pahanya, tepat dimana ruam keunguan itu berada, membuat sebuah luka yang cukup dalam disana hingga nampak sedikit mengeluarkan darah.

Sakit. Bokong dan paha Jinyoung terasa sangat sakit sekarang.

Tapi tidak sesakit perasaannya saat mendengar Guanlin menyebutnya pelacur dan jalang.

Guanlin mencengkram erat rahang Jinyoung, mendongakannya secara paksa membuat si manis terbatuk karena jalan nafasnya tercekat sesaat. Ia memandangi wajah itu, wajah cantik tanpa cacat yang selalu berhasil membuatnya bertekuk lutut.

Sepasang mata rusa yang berkaca-kaca, hidung mungil yang memerah, dan bibir ranum yang membengkak karena ulahnya. Ia pandangi keseluruhan aspek itu lekat-lekat dengan tatapan yang tak dapat diartikan; sedih, kecewa, luka, takut—

—dan yang paling mendominasi, amarah dan nafsu, terutama saat menatap jauh ke dalam sepasang mutiara hitam milik Jinyoung.

Dalam sekali tatap Jinyoung langsung tahu, kalau itu bukanlah Guanlinnya. Guanlinnya tidak pernah berlaku sekasar ini padanya, tidak pernah pula menatapnya dengan tatapan nafsu tanpa cinta dan kasih sayang seperti itu. Guanlinnya telah tenggelam jauh ke dalam kegelapan, menyisakan sesosok asing yang tidak sama sekali Ia kenali.

Jinyoung menggigil. Ia takut sekali.

Mendekatkan bibirnya ke rahang Jinyoung, Guanlin berbisik disana dengan suara rendah yang terdengar tajam. "Siapa yang melakukannya?"

Park Jihoon

Tapi Jinyoung tidak menjawab, hanya menggigit bibir bawahnya menahan remang di kulitnya akibat suara otoriter milik Guanlin yang terdengar jelas di telinganya. Membuatnya tunduk.

"Jawab, Bae Jinyoung! Siapa yang melakukannya?!"

"Tidak mau—"

Sret

"—uhuk!"

Guanlin melilitkan dasi di leher jenjang Jinyoung, lalu menariknya kencang hingga nyaris membuatnya tercekik.

「Too Close」 ➽PanDeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang